Napas Devano sudah berderu tak beraturan akibat emosi. "Tangkap dia dan introgasi!"teriaknya kepada orang-orang kepercayaannya yang berada dibelakangnya. Devano dan Hasan menghampiri Aluna dan Devano memeluk Aluna. Aluna menangis didalam dekapan Devano,tubuhnya bergetar akibat ketakutan. “Kau tak apa,sayang?”
Aluna menggelengkan kepalanya “Aku takut,Vano”
Devano melepaskan pelukannya “Sebentar,dia orang kepercayaanku aku akan-” Devano menggantungkan ucapannya karena berlari keluar dan memanggil beberapa perawat agar membawakan blankar.
Ya Aluna memang selamat namun ada seseorang yang menjadi korban. Wanita itu sudah berjuang menusuk tubuh Aluna dengan sebuah pisau namun tak pernah berhasil karena Aluna yang meronta dan mendorong wanita itu,namun saat orang kepercayaan Devano masuk dari arah jendela dan berusaha menjauhkan wanita itu dari Aluna karena wanita itu hendak berusaha menusuk Aluna kembali namun justru orang kepercayaan Devanolah yang tertusuk dan mengeluarkan banyak darah dari area perutnya hingga tak dia setengah sadar.
Perawat membawanya keruangan IGD lalu Devano kembali merengkuh tubuh bergetar Aluna. Aluna masih menangis.
“De”ucap Hasan.
Aluna menoleh dan melepaskan pelukan Devano dan berhambur memeluk Hasan “Mas….”
“Maafkan mas,de. Mas gagal menjagamu,mas justru mendekatkanmu dengan pembunuh seperti dia dan menjauhkanmu dari suamimu sendiri”ucap Hasan lirih dan dengan suara yang bergetar.
Aluna menggelengkan kepalanya “Tidak,mas. Mas tidak perlu meminta maaf"
Hasan mencium dahi Aluna dalam lalu menatap Devano yang menatap Aluna. "Ar,maaf"
Devano tersenyum dan mengangguk. Aluna melepaskan pelukannya lalu menatap kosong kedepan. "Vano,bagaimana dengan orangmu yang menolongku. Bagaimana jika dia tak-"
"Sssstt"Devano menggelengkan kepalanya dengan cepat dan meraih lengan Aluna dan menatapnya lekat "Dia akan baik-baik saja. Kita berdo'a saja ya"ucapnya yang diangguki oleh Aluna.
****
Aluna dan Devano pagi ini sudah kembali kerumah Devano karena memang Aluna sudah diperbolehkan pulang.
Aluna sedang tertidur dan Devano diam menatap Aluna yang begitu tenang saat tidur. Devano meraih ponselnya karena berdering dan tak mau mengganggu tidur Aluna. "Assalamu'alaikum. Iya Aaron?"
"Wa'alaikumsalam,tuan. Saya baru saja selesai mengintrogasi wanita yang mencoba pembunuhan kemarin,ternyata dia diperintahkan seseorang. Dia melakukannya terpaksa karena harus menghidupi anak-anaknya dan seseorang itu membayarnya dengan harga yang tinggi"
"Siapa yang menyuruhnya apa kau tahu?"
"Nona Ainun,tuan"
"APA? Kurang ajar. Cari dia dan jebloskan kedalam penjara kalau perlu da tetap awasi wanita kemarin!"
"Baik,tuan"
"Baiklah. Assalamu'alaikum"Devano menutup sambungan teleponnya lalu membalikkan tubuhnya dan dia tersenyum kepada Aluna dan menghampirinya. "Kau bangun,sayang? Maaf mengganggumu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...