Aluna menghempaskan tubuhnya diatas kasur didalam kamarnya setelah selesai berbincang-bincang ria dengan kedua orang tua Devano,Aluna pikir mereka akan tidak suka kepadanya namun pemikirannya salah karena buktinya mereka sudah menyayangi Aluna dari sebelum mereka bertemu karena memang Shana sempat mengirim foto Aluna kepada mamanya.
Aluna menyempatkan mengirim kabar kepada keluarganya dan beberapa kali membalas pesan mereka.
Shana masuk kedalam kamar Aluna tanpa permisi dan bodohnya Aluna lupa mengunci pintunya. “Assalamu’alaikum,May”
Aluna mengalihkan pandangannya dari ponselnya dengan menatap Shana “Wa’alaikumsalam”
Aluna menyimpan ponselnya “Kau sudah puas berada dikamarmu ini hmm? Kerjaanmu hanya tidur saja,kau diminta kak Arkan untuk bersiap,satu jam lagi dia akan menjemputmu kemari”ucap Shana.
Aluna mengerutkan keningnya “Memangnya kita akan kemana? Kau juga ikut kan?”
Shana terkekeh “Kau akan tahu nanti,sudahlah kau bersiap saja ya. Aku juga akan ikut. Setelah kak Arkan dan aku kemari kau harus sudah bersiap”
Aluna menghela napas gusar. Dia sangat lelah. “Ya baiklah terserah. Kau keluar dari sini”
“Jangan tidur lagi,kau harus bersiap”
“Ya”
Shanapun keluar dari kamar Aluna menuju kamarnya sendiri. Sedangkan Aluna yang masih sangat mengantuk memilih untuk kembali tidur seolah tak memikirkan Devano dan Shana.
Satu jam kemudian Devano yang sudah berada didepan kamar Aluna terus menerus mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari Aluna. Devano menghela napas lalu menelepon Shana yang masih berada dikamarnya.
Tak lama dari itu Shanapun menghampiri Devano “Ada apa,kak?”
Devano mengangkat kedua bahunya “Tak tahu,dia tak membukakan pintu untukku dan juga tak menjawabku”
Shana menghela napas lalu terkekeh dan mendorong pintu kamar Aluna,ternyata masih belum terkunci. Shana dan Devanopun masuk kedalam dan keduanya menghela napas dalam ketika melihat Aluna tertidur pulas dan beruntungnya masih menggunakan khimarnya.
“Issshh,Mayang. Kau keterlaluan”gerutu Shana.
Devano merangkul bahu adiknya itu “Sudah tak usah dibangunkan.. Sepertinya rencana pertama kita akan gagal jadi biarkanlah. Aku kasihan padanya,dia sangat lelah. Dan tadipun pasti dia tidur hanya dua jam ditambah diIndonesia satu jam”
Shana menghela napas lalu merekapun keluar dari kamar Aluna namun Devano tak lupa mengunci pintu kamar Aluna dengan kunci cadangan agar tak ada yang masuk.
Beberapa saat kemudian Aluna baru saja terbangun dan langsung melihat jam yang berada diatas dinding. Dia menutup mulutnya dia tertidur selama dua jam lamanya. “Ya Allah. Vano dan Shana pasti marah padaku”
Aluna menghela napas lalu membuka khimarnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan tak lupa membawa jubah mandi serta gamisnya.
Setelahnya berganti pakaian diapun berjalan keluar kamarnya berniat meminta maaf kepada Devano. Aluna mengetuk pintu kamar Devano dan tak lama dari itu Devano keluar “Vano”
Devano tersenyum lalu keduanya menundukkan wajahnya “Assalamu’alaikum,Aluna. Bagaimana tidurmu?”
“Wa’alaikumsalam.Vano maafkan aku,aku terlalu lama tidur. Apa kau marah? Tadi kau mau membawaku kemana? Apa ada pertemuan dengan rekan kerja?. Maafkan aku,Vano”
Devano terkekeh “Kau menggemaskan jika bawel seperti ini,Aluna” Devano berdeham “Sudahlah tak apa,kita akan pergi nanti malam,jangan tidur lagi ya. Dan juga aku mengerti kau pasti lelah bukan,jadi aku mewajarkannya. Dan satu lagi lain kali kalau ingin tidur pintunya dikunci,masih mending kami yang masuk bagaimana kalau orang asing?”
Aluna mengerucutkan bibirnya “Kau menyebalkan aku tak bawel. Aku hanya merasa tak enak saja. Biasanya kau akan marah” Aluna menghela napas “iya aku lupa”
“Jangan-jangan kau lupa padaku juga? Kau tahu aku siapa?”
Aluna terkekeh “Kau ini,Vano. Aku serius aku lupa”
Devano ikut terkekeh “Sudahlah,kau temani saja Shana dia katanya ingin berjalan-jalan keluar”
“Tapi kau?”
“Aku ada pekerjaan,Aluna. Kalian saja ya?”
Aluna mengangguk “Baiklah,kalau begitu aku kekamar Anastha dulu,Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”
Aluna melenggang pergi meninggalkan Devano menuju kamar sebelah yang tak lain adalah kamarnya Shana. Aluna mengetuk pintunya dan tak lama dari itu Shana keluar “Tha,maafkan aku”
Shana terkekeh “sudahlah tak apa,kau temani aku keluar ya?”
Aluna tersenyum lalu mengangguk “Baiklah tunggu sebentar,aku ingin membawa tasku”ucap Shana yang kembali masuk kedalam.
Aluna menoleh dan ternyata dipintu samping masih ada Devano yang tengah mengetikkan sesuatu diponselnya.
Aluna dan Shana siap pergi “Kak,kami pergi dulu”ucap Shana yang menghampiri Devano dan mencium punggung tangan Devano.
“Iya kalian hati-hati. Aaron sudah menunggu dibawah. Dan orang-orangku sudah mengawasi kalian dan akan mengikuti kalian agar tak terjadi sesuatu kepada kalian”ucap Devano yang mengelus kepala Shana yang tertutup khimar.
Shana tersenyum lalu mengangguk “Assalamu’alaikum”ucap Shana diikuti Aluna.
“Jaga diri kalian,wa’alaikumsalam”
“Hati-hati,Aluna!”tambah Devano setengah berteriak.
Aluna membalikkan tubuhnya lalu tersenyum dan kembali melangkah.
Pukul satu siang setelah tadi salat dimesjid Aluna dan Shana kini tengah berada didepan Miracle Garden,tepatnya menunggu Devano.
Beberapa menit kemudian Devano datang dijemput oleh Aaron,Devano tersenyum lalu turun dari mobil dan merangkul Shana lalu mereka berjalan memasuki Miracle Garden,Miracle Garden adalah taman bunga di Dubai,yang menyuguhkan berjuta-juta bunga yang bermacam-macam dan berwarna-warni yang didekor sedemikian rupa membuatnya menjadi unik.
Mereka ada disini karena permintaan Devano sendiri,Aluna justru tidak sabar untuk masuk karena selama ini tempan ini hanya dia ketahui melalui internet saja.
“Aluna”ucap Devano.
Aluna menoleh dan kembali fokus memainkan ponselnya,lebih tepatnya mengambil foto taman tersebut. Jika saja dia membawa kameranya mungkin foto yang dia ambil akan lebih baik.
“Kau kenapa diam terus?”
Aluna mengerutkan keningnya lalu sekilas menatap Devano yang ternyata menatapnya”Vano hentikan!Kau jangan menatapku seperti itu atau aku akan pulang saja”
Devano sesegera mungkin mengalihkan pandangannya lalu mengusap wajahnya seraya beristighfar didalam hati. “Kau kenapa?”
“Tidak. Emm terima kasih telah membawaku kemari. Ini sungguh destinasi wisata yang aku inginkan selama ini namun aku selalu tak sempat kemari dengan mas Hasan”
Devano tersenyum mendengar ucapan Aluna “Oleh karena itu aku membawamu kemari”
Aluna tersenyum dan mengangguk sambil kembali mengambil foto “Ya,terima kasih”
“Aluna… Kak Arkan!” ucap Shana yang berlari kearah mereka sambil membawa ponselnya “Foto”
Devano dan Aluna kompak tertawa “Kau ini,Tha. Aku kira ada apa”ucap Aluna.
Shana tersenyum malu “Maaf. Sudah yu foto”
Aluna menggelengkan kepalanya “Lah,Mayang ayolah aku janji tak akan menguploadnya”ucap Shana.
“Kali ini saja,Aluna”Devano menambahkan.
Aluna menghela napas lalu mengangguk. Mereka bertigapun berfoto ria.
Dua jam lebih mereka menghabiskan waktunya ditaman ini,Mereka bertiga juga Aaron langsung saja memilih pulang ke hotel karena Aluna dan Shana sudah sangat lelah,karena sejak pagi menghabiskan waktu membeli ini dan itu juga sempat bermain ski.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualeHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...