Aluna melepaskan pelukannya. Lalu menatap Shana yang ternyata ikut menangis bersamanya. "Tha,maaf membuatmu menangis seperti ini"ucap Aluna.
Shana tersenyum lalu menyeka air matanya "Tidak,Mayang"
Aluna menghela napas "Terima kasih untuk kalian. Emm.. Tapi aku ingin sendiri,kalian bisa pulang sekarang?"
Devano tersenyum namun tak menatap Aluna "Baiklah. Jangan berbuat macam-macam Aluna!"
Aluna memutar bola matanya,disaat seperti ini Devano masih bisa bicara seperti itu. "Menyebalkan!"
Devano terkekeh "Kami pamit,Assalamu'alaikum. Kalau ada apa-apa hubungi aku eh maksudku hubungi Shana"
Aluna mengangguk malas. "Hati-hati wa'alaikumsalam"
Devano dan Shana pun melenggang pergi dan Aluna membereskan kotak obat tadi lalu membawanya ke kamar setelah dia mengunci pintu. Aluna membuka khimarnya lalu mencuci wajahnya.
Aluna merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Kau kuat Aluna,dengar kata mereka kau harus kuat.Batinnya lalu menghela napas Tapi aku tak bisa,aku sungguh tersakiti dengan ucapannya yang tajam.
Aluna bangkit dan menyambar ponselnya karena berdering dan tadi dia sempat menyalakan kembali.
"Ini siapa"ucap Aluna yang memang tak tahu siapa yang meneleponnya.Alunapun menggeser layar ponselnya untuk menerima teleponnya.
"As.assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarokatuh. Ini siapa ya?"
"Wa'alaikumsalam warrohmatullah..Aluna?"
Aluna menghela napas,jelas dia tahu siapa yang meneleponnya ini melalui suaranya. "Ada apa,Vano? Kau mengganggu"
"Ah kenapa kau tahu ini aku"
"Jelas aku tahu. Ada apa?"
"Ketus sekali kau sedang pms ya"
"Ih,Vano. Sudahlah kalau tidak ada yang ingin dibahas aku tutup teleponnya"
"Eh jangan,Aluna. Begini aku hanya ingin memberimu saran,bagaimana kalau kau kembali saja ke rumah. Dan mungkin itu akan menyelesaikan masalahnya"
Aluna diam. Dia menghempaskan tubuhnya keatas kasur. "Kau tak mengerti,Vano. Jikalau aku kembali memang semua akan berakhir,namun masalahku dengan kak Hasna itu tidak mungkin berakhir. Jika aku disana pasti dia akan terus berkata seperti tadi. Aku akan terus menerus menderita bukan bahagia"
"Oke kalau begitu kau harus bicara empat mata dengan ibumu,percayalah beliau memarahi Hasan pasti karena beliau merindukanmu. Karena ibuku juga sering memarahi orang lain karena aku jauh darinya tapi setelah kita bicara padanya semuanya akan baik-baik saja,coba saja saranku,Aluna"
![](https://img.wattpad.com/cover/140668564-288-k388365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
EspiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...