Ku akui dia memang hebat,
Namun dia gila. Dan membuatku menjadi ikut gila sepertinya.-Aluna-
****
Aluna kembali bangkit saat bel apartemennya berbunyi dia dengan cepat memakai khimarnya lalu berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata itu adalah Vina.
"Hai Assalamu'alaikum"ucap Vina.
Aluna tersenyum "Wa'alaikumsalam.. Masuk,vin"
Vinapun masuk kedalam apartemen Aluna lalu Aluna mengajak Vina kekamarnya saja setelah mengunci kembali pintunya. "Kau berhutang penjelasan tentang Arkan padaku"ucap Vina.
Aluna menghela napas lalu menghempaskan tubuhnya diatas kasur "Jadi begini,..."Alunapun menjelaskan bagaimana awal dia dan Devano bertemu sampai akhirnya sedekat sekarang. Vina yang mendengar cerita Aluna sungguh-sungguh tak menyanga seorang Devano yang terkenal dingin kepada wanita bisa seperti ini kepada Aluna.
"Sungguh. Kau mampu menaklukan hatinya"ucap Vina.
Aluna mengangguk lalu tersenyum miring "Bahkan diapun mampu membuatku gila!"
"Lah kok gila?"
"Ya. Setiap aku memendam sesuatu dia pasti mengetahuinya,lalu sifatnya yang berubah-ubah itu yang sangat-sangat membuatku gila, baru saja aku bertengkar dengannya"papar Aluna.
"Bertengkar? Kenapa?"
Aluna mengangkat kedua bahunya. "Sudah ku bilang dia gila"
Vano:
Tadi kau meragukan etikaku kini kau menyebutku gila apa-apaan kau ini.Aluna yang baru saja membaca isi pesannya sontak menutup mulutnya. "Ada apa,Al?"
"Dia tahu pembicaraan kita,aaaaa dia benar-benar membuatku ikut gila bersamanya!"Ucap Aluna yang menenggelamkan wajahnya dibantal.
Vina terkekeh "Hebat ya dia bisa membaca pikiran disaat jauh seperti ini"
"Kau tak tahu saja dia ada dimana-dimana. Maksudku memang dia mungkin ada disuatu tempat tapi kau tahu dia sering mengirim orang-orangnya untuk mengawasi diriku"
Vina membulatkan matanya "Benarkah?"
Aluna mengangguk. "Sudahlah tak usah terlalu dipikirkan mungkin dia begitu juga karena peduli padamu,Aluna. Sudah ya jangan terus kesal seperti ini,buang-buang tenaga"Ucap Vina.
Aluna tersenyum tipis. Lalu menatap jam yang menggantung didinding,jam sudah menunjukkan pukul enam kurang dan sebentar lagi adzan akan berkumandang.Aluna beranjak dari tidurnya. Vina mengerutkan keningnya "Kau mau kemana,Aluna?"
Aluna menoleh "Menyaksikan senja" aluna hendak turun dari kasurnya namun lengannya ditarik oleh Vina sehingga diapun kembali terduduk diatas kasurnya.
"Sejak kapan kau suka senja?"
Aluna terkekeh lalu kembali turun dari kasurnya "Sejak aku menjadi gila karenanya"
Vina sontak tertawa "Kau memang gila,Aluna. Gila karena cinta"
Aluna diam tak lagi melangkahkan kakinya "Aku harap aku tak pernah gila karena cinta kepada pria,naudzubillah ya Allah"Aluna menggelengkan kepalanya. Lalu berjalan dengan tergesa menuju lantai atas dan berdiri didepan pagar balkon dengan tatapan menuju kelangit yang sudah menunjukkan sedikit cahaya orangenya,Aluna membiarkan rambut indahnya digeraikan dan sedikit terbawa oleh angin senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...