PROLOG

24.3K 1.3K 170
                                    


Malam yang indah dengan taburan salju Desember, restoran ternama di lantai teratas sebuah hotel bintang lima, dan juga seorang pria yang kau cintai duduk di hadapanmu. Bukankah itu sangat sempurna untuk mengatakan kabar bahagiamu?

Itulah yang dipikirkan Inanna Paparizou, wanita berambut hitam pekat dengan mata hijau terang tengah tersenyum bahagia dengan tidak sabarnya menatap Christian Mckale.

Christian membalas senyum Inanna seraya meremas tangan wanita itu. "Aku punya kabar bahagia untukmu."

Senyum Inanna semakin lebar. "Aku juga."

Seorang pelayan datang mengantar hidangan mereka. Setelah menggumamkan terima kasih, pelayan tersebut pergi dan Christian kembali berbicara.

"You first."

Inanna memegang garpu dan pisaunya lalu menggeleng. "Apa kabar bahagiamu? Aku yakin lebih hebat dari kabar bahagiaku."

Christian mengangguk antusias seraya memasukkan potongan steak ke dalam mulutnya. "Guess what?"

Inanna mengangkat sebelah alisnya.
"Aku di terima di Philadelphia Eagles."

Inanna benar-benar terkejut dan senyumannya semakin lebar. "Wow, congratulation..."

Christian mengangguk, kembali makan. "Kata manajernya, aku hanya perlu latihan satu bulan langsung bisa masuk ke Super Bowl dalam 2 bulan lagi. Dan aku rasa selama itu aku akan sibuk latihan. Belum lagi ketenaran. Haa... Aku harus tetap menjaga image untuk beberapa tahun ke depan. Karena aku yakin namaku akan besar di tim ini. Bukankah sempurna?"

Senyum di wajah Inanna dengan perlahan hilang tepat saat garpu yang masih melayang di depan mulutnya. Ia meletakkan kembali ke piring dengan pelan lalu mengambil air minum. Inanna tidak bodoh. Ia paham maksud dari perkataan Christian. Pria itu tidak ingin pamor jelek sebelum mencapai puncak atas. Dan hal itu membuat hati Inanna seakan bolong dengan lebar.

"Inanna?" Christian menatap perubahan raut wajah Inanna. "Pumpkin?"

Inanna mengerjapkan matanya. "Ya?"

Christian tersenyum menenangkan, kembali menggenggam tangan Inanna yang sudah tidak memegang alat makan. "Aku tidak sejahat itu untuk menutupi hubungan kita... Malah aku akan membanggakanmu saat wawancara pertamaku. Kau bisa pegang janjiku."

Benarkah? Bagaimana kabar kehamilannya? Bagaimana dengan bayi kita?

Ingin sekali Inanna mengeluarkan apa yang ingin ia sampaikan tapi tertahan saat melihat wajah bahagia Christian. Inanna tahu bahwa ini adalah impian pria-nya. Dan apa lagi yang bisa Inanna katakan selain hanya tersenyum terpaksa...

"Oh ya. Bagaimana dengan kabar baikmu?"

Inanna mengedikkan bahunya. Matanya mulai kebas begitu juga dengan hatinya yang sesak. Butuh waktu lama baginya untuk mengeluarkan suara tanpa bergetar. "Aku rasa itu bukan berita baik untukmu."

Christian mengerutkan dahinya. Ia tahu jika Inanna sedang menyimpan sesuatu dan tidak ada niat untuk mengatakannya. Terlihat jelas wanita itu tengah memainkan cincin pemberian Christian di jari manisnya, menandakan wanita itu gugup.

"Pumpkin..."

Suara deringan ponsel milik Christian menotong ucapannya sendiri. Ia melirik sekilas Inanna yang mempersilahkannya sebelum mengangkat panggilan tersebut.

"McKale."

Wajah Christian terlihat serius, mengangguk, sesekali menggumamkan iya sebelum menutup telepon.

CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang