IV. CIty of Human

285 25 0
                                    

Hari mulai menjelang pagi dan suasana Asrafan pada saat itu terasa tenang dan damai, matahari mulai terbit di tepian dunia untuk menyinari seluruh makhluk hidup dengan cahayanya yang hangat.

Di dalam sel yang lembab dan dingin, Ekh sedang tertidur dengan pulas di atas tumpukan jerami bersama dengan kakek tua tersebut. Tampak wajah Ekh yang tersinari oleh cahaya matahari pagi yang indah, ia lalu terbangun dari tidurnya dan melihat ke sekitar.

Sang kakek yang berada di dalam sel tahanan bersama Ekh masih tertidur, Ekh lalu bangkit berdiri dan melihat ke tempat pos penjaga. Di kejauhan ia bisa melihat seorang penjaga yang sedang tertidur dengan pulas di sebuah meja. Tiba-tiba terdengar sebuah kegaduhan yang jaraknya tak jauh dari tempar Ekh, terdengar beberapa orang berjalan bersamaan mulai mendekati Sel Ekh.

Lima orang prajurit bersama Tarnon menghampiri Ekh sambil membawa sebuah borgol kayu, mereka semua berpakaian lengkap dan menenteng tombak di tangan kanan mereka masing masing.

"Baiklah, Elf, Kau akan pergi menuju kota Gadmar untuk sidangmu bersama Raja. Jangan mencoba untuk kabur ataupun berbohong.," ucap Tarnon dengan wajah serius.

"Aku tidak pernah berbohong, mungin kau yang tidak bisa melihat kebenaran di perkataanku," balas Ekh dengan santai.

Sel Ekh pun di buka oleh salah seorang prajurit, beberapa orang prajurit lalu masuk ke dalam sel dan memborgol kedua tangan Ekh dengan kuat. Para prajurit tersebut lalu mendorong Ekh keluar dari dalam sel dengan kasar, beberapa dari mereka bahkan tersenyum sinis seakan menikmati apa yang mereka lakukan.

"Anggap saja ini sebagai jaminan agar kau tidak berbuat macam macam, sekarang jalan ke depan," sentak Tarnon dengan tersenyum menyindir.

Ekh lalu di dorong oleh Tarnon untuk berjalan maju ke depan, pada wajah tarnon terlukis sebuah senyuman menyindir ketika ia mendorong Ekh. Lima prajurit lain pun berjalan di samping, di belakang, dan di depan Ekh, mereka semua mengelilingi Ekh dari segala sisi agar tidak ada celah untuk kabur bagi Ekh.

Di luar markas prajurit terdapat sebuah kereta kuda yang menarik sebuah sel tahanan di belakangnya, lalu Ekh di masukan ke dalam sel tahanan tersebut oleh beberapa orang prajurit dengan kasar. Para prajurit yang lain pun mulai menunggangi kuda mereka masing masing terkecuali Tarnon yang menyetir kereta kuda.

Beberapa warga kota pun datang mengerumuni sel tahanan Ekh, mereka semua masih penasaran dengan sosok Ekh yang misterius dan juga aneh bagi mereka. Ratusan pasang mata melihat Ekh dengan tatapan yang merendahkan, beberapa warga juga mulai menghina dan juga meneriaki Ekh dengan julukan 'Elf Keparat'. Namun Ekh tidak membalas ataupun menyimpan dendam pada hatinya, ia hanya tersenyum seperti biasa kepada setiap orang yang menghina dan mengejeknya.

Kereta kuda pun mulai berjalan menerobos kerumunan warga yang marah, Ekh hanya bisa terdiam dan duduk di dalam selnya sambil melihat ke sekitar warga desa yang membencinya. Di sekitar Ekh banyak warga desa yang sedang berjualan dan ada juga yang sedang berlalu lalang membawa barang, para warga desa terus menatap Ekh dengan tatapan benci, mereka menuduh Ekh penyebab hancurnya beberapa rumah dan juga toko di tengah desa, mereka juga menyangka Ekh adalah seorang mata mata kerajaan Elf.

"Hey, Tarnon apa nama desa ini?" Tanya Ekh dengan penasaran.

"Desa ini bernama Green Village, di namakan seperti ini karena desa ini memliki pertanian yang subur dan hutan hijau yang luas," jawab Tarnon.

"Terus kenapa mereka terus melihati ku layaknya aku seorang hantu?" Tanya Ekh keheranan.

"Menurut beberapa gosip yang tersebar sekarang, kau adalah seorang mata mata dari kerajaan Elf dan juga kau berhasil menghancurkan beberapa atap rumah ketika kau datang kesini," jawab Tarnon dengan sedikit tertawa.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang