Di dalam kota Gaiandale yang sudah kosong, tampak ribuan bandit manusia yang sedang mengendap endap menuju istana Ratu Lelenia dengan perlahan. Mereka datang dari arah yang berlawanan dan menunggu kesempatan untuk menyerang sesuai dengan perintah Nokt, tampak para bandit yang berhasil membunuh beberapa penyihir yang lengah dalam penyerangan mereka.
"Istana Sang Ratu berada di depan, sepertinya masih ada beberapa prajurit yang berjaga jaga di dalam," ucap Gongon dengan perlahan.
"Kalian harus membunuh Ratu secepatnya, jangan penah pergi ke medan perang, jalani tugas kalian," ucap Negan dan Hanif dengan bersamaan.
"Kau tahu, kalian berdua ini bertingkah terlalu aneh. Apakah kalian membentur kepala kalian atau mungkin kalian memang bertingkah menyebalkan sekarang?" tanya Gongon dengan geram.
"Kalian harus membunuh Ratu secepatnya, jangan penah pergi ke medan perang, jalani tugas kalian," ucap Negan dan Hanif dengan bersamaan.
"Baiklah, kalian sudah mulai menggangguku. Lebih baik kita sekarang pergi menyerang dan sudahi peperangan ini, aku yakin Tuan Nokt pasti senang dan akan memujiku setelah aku menancabkan pedangku pada tubuh Sang Ratu," ucap Gongon dengan tersenyum.
Tampak para bandit yang berada sangat dekat dengan pintu gerbang Istana, mereka semua sekarang sedang bersembunyi di rumah rumah kosong dan hanya tinggal menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Beberapa penjaga istana masih terlihat berada di depan gerbang istana yang tertutup, mereka semua terus memfokuskan diri mereka dan melihat kesekitar mereka dengan teliti.
"Serang!" teriak Gongon dengan nyaring.
Tampak para penjaga gerbang yang terkejut dengan kehadiran ribuan bandit manusia dan juga pengikut Gongon yang sangat banyak, mereka langsung mengeluarkan pedang mereka dan bersiap untuk bertahan. Di atas dinding istana terlihat ratusan prajurit Elf yang melepaskan anak panah mereka dengan cepat, tampak beberapa penjaga yang terkejut dengan penyerangan ini karena mereka tidak menyangka manusia akan bersekutu dengan Nokt.
"Panjat dinding itu!" Teriak Gongon pada pengikutnya.
Tampak pengikut Gongon yang langsung memanjat dinding istana dengan mudah akibat perubahan tubuh mereka, tangan dan kaki mereka berfungsi layaknya kaki laba laba. Anak panah terus menghujani para bandit Manusia, mereka seakan berusaha sekuat tenaga untuk menghalau senrangan para bandit.
"Sial kita harus memberitahu Jendral!" umpat salah seorang prajurit dengan gugup.
Seorang prajurit pun meniup sebuah terompet besar sebagai sinyal kepada Jendral Zlatan yang ada di garis depan, mereka berharap bahwa akan datang bala bantuan untuk membantu mereka menghadang para Bandit.
"Suara teropet itu!" ucap Jendral Zlatan dengan terkejut.
"Ada apa Jendral? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Ekh.
Tampak Nokt yang menyerang dengan membabi buta di garis depan dengan mengerikan, ia telah kehilangan akal dan juga kontrol akan tubuhnya. Tubuh Ekh tampak babak belur dan tubuhnya sudah mulai terasa lelah, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang melihat kekuatan Nokt yang begitu menakutkan.
"Maafkan aku Tuan Ekh, tetapi aku harus mundur ke garis belakang sekarang!" ucap Jendral Zlatan dengan gugup, "Kalian semua ikuti aku!" lanjut jendral Zlatan dengan lantang.
Tampak Ribuan prajurit Elf yang berlari masuk ke dalam kota Gaiandale, mereka semua tahu bahwa sekarang istana Sang Ratu sendang dalam bahaya.
Sekarang hanya ada prajurit Dwarf di medan perang yang melawan Nokt, mereka semua tampak kesulitan dengan gerakan Nokt yang tidak beraturan dan juga kekuatannya yang mengerikan. Nokt bahkan bisa menghancurkan Raksasa Besi menggunakan ke-4 pedangnya dengan mudah, ini merupakan sebuah pertanda buruk bagi prajurit Dwarf yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)
FantasyBuku Pertama dari Asrafan Universe Asrafan adalah nama dari sebuah benua besar dimana ras Elf, Dwarf, dan Manusia Hidup dengan bersama sama. setelah peperangan yang berlangsung antara Elf dan Dwarf, dunia kembali memasuki era perdamaian yang panjan...