Tampak 25.000 pasukan Dwarf yang berada di depan kota Bogbank dengan ratusan mesin perang mereka, tampak juga Marand yang berusaha untuk mengambil kembali kota yang dulu pernah direbut oleh Haba. Di sisi lain, terlihat haba yang khawatir dengan penyerangan ini. Jumlah pasukan Lozrok yang ada di kota Bogbank hanya berjumlah 3.300 orang, ia tidak mungkin bisa menghalau para pasukan Dwarf untuk mengambil alih kota ini.
Marand terus menatap kota Bogbank dari kejauhan, di sampingnya terlihat lah Ekh, Tarnon, dan juga Afnes yang sedang menunggu perintah mereka selanjutnya.
"Para Dwarf bajingan ini menginginkan kota mereka kembali, apa yang harus kita lakukan sekarang?!" tanya Haba degnan wajah panik.
"K-k-kita bisa kabur pulang menuju Falnagur, Tuanku. Kemudian kita bisa kembali ke sini dengan pasukan yang jauh lebih banyak," ujar Nayc yang berusaha menenangkan Haba.
"Jika kita pulang sama saja kita mengantarkan kepala kita! Kita akan dibunuh oleh Tuan Nokt! Aku sudah meminta pasukan tambahan sebelumnya, namun mereka semua terlalu memfokuskan diri mereka pada bangsa manusia!" ucap Haba dengan geram.
"Sepertinya seluruh pasukan telah dikerahkan menuju Kota Gadmar, kita hanya bisa menunggu mereka kembali dan mendapat pasukan tambahan," ujar Nayc dengan tersenyum gugup.
"Jarak kota Gadmar ke sini memakan waktu 1 bulan! Apakah para Dwarf yang berada di luar itu akan menunggu selama 1 bulan?!" teriak Haba dengan perasaan marah.
Secara tiba tiba terasa sebuah getaran kencang yang mengguncang bangunan dimana Haba berada, Haba pun langsung berlari keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Tuanku, Para Dwarf mulai mendobrak pintu gerbang!" ucap salah seorang Lozrok yang datang menghampiri Haba.
Tanpa di duga terlihatlah ratusan pasukan Dwarf yang datang mebanjiri kota, mereka datang melalui sebuah jalan rahasia yang digunakan para pedagang untuk kabur dari kota ini.
"Mereka masuk melalui jalan kabur pedagang, ayo serang mereka!" perintah Haba kepada para prajuritnya.
Pertempuran pun terjadi, para pasukan Lozrok langsung datang menghampiri para prajurit Dwarf menyerang masuk. Di sisi lain terlihat para Raksasa Besi yang sedikit demi sedikit berhasil membuka pintu gerbang kota Bogbank, kemudian tampak juga para prajurit Dwarf yang sudah tidak siap untuk bertempur.
"Ay kawan! Bisa kah kalian mendobrak pintu itu lebih cepat, eh?!" teriak salah seorang prajurit Dwarf.
"PIntu ini di buat oleh bangsa kita! Sangat sulit untuk membukanya!" balas salah seorang prajurit yang lain.
"Raksasa besi itu juga buatan bangsa kita! Apa kau berkata bahwa Raksasa besi itu payah?!" teriak seorang prajurit Dwarf yang lain.
"Kau yang payah dasar cebol!" Balas salah seorang Dwarf.
"Siapa yang kau sebut cebol dasar cacing tanah!" teriak salah seorang prajurit yang marah.
Terdengar kegaduhan diantara para prajurit milik Marand, mereka semua malah saling bertengkar anata satu sama lain akibat tidak sabar menunggu. Melihat hal ini, Marand Hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dengan sedikit tertawa.
"Mereka bertengkar antara satu sama lain," ucap Tarnon dengan sedikit tertawa.
"Mungkin rasa panas pada hari ini sudah masuk ke dalam kepala mereka," ucap Afnes dengan tersenyum.
Setelah menunggu sekian lama, pintu kota Bogbank pun berhasil dibuka. Para prajurit Dwarf yang sudah tidak sabaran langsung datang berlari memasuki kota dengan bersemangat dan berseru. Tampak Ekh, Tarnon, Afnes, dan juga Marand yang ikut datang memasuki Kota Bogbank di garis belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)
FantasyBuku Pertama dari Asrafan Universe Asrafan adalah nama dari sebuah benua besar dimana ras Elf, Dwarf, dan Manusia Hidup dengan bersama sama. setelah peperangan yang berlangsung antara Elf dan Dwarf, dunia kembali memasuki era perdamaian yang panjan...