XLI. Horn of Light

83 6 0
                                    

Tampak Farlass yang mengepakkan sayapnya dengan indah di atas langit kota Gaiandale, tubuhnya yang terbuat dari api semakin memperindah penampilannya pada saat itu. Farlass pun melayang pergi menuju Seth dengan cepat, ia secara tidak langsung digerakkan oleh Ratu Lelenia.

"Datanglah padaku burung bodoh! Kita lihat api siapa yang paling kuat!" ucap Seth dengan lantang.

Seth pun terbang melayang menuju Farlas dengan cepat, ia sudah tidak bersabar untuk melawan Farlass. Di sisi lain, Tampak Erebus yang masih terkejut sekaligus terkesima, ini pertama kalinya ia melihat ilmu sihir yang begitu mengerikan dan juga indah.

"Ini kah kekuatan Ratu Elf?" guman Erebus dengan terkejut,

Di sisi lain, tampak Nokt yang masih berusaha mendobrak pintu gerbang kota Gaiandale. Sedikit demi sedikit, Orkhrus mulai berhasil medorong pintu masuk kota Gaiandale, namun tampak Nokt yang mulai tidak sabaran.

"Dobrak lebih kuat!" perintah Ekh dengan jengkel.

Melihat bahwa Seth sudah ditangani oleh Sang Ratu, Jendral Zlatan pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah Nokt.

"Tembak para kadal di bawah itu! Monster terbang itu sudah menjadi urusan Sang Ratu!" perintah Jendral Zlatan dengan lantang.

Para pemanah kembali menembaki para Lozrok, mereka semua tampak sedikit lebih tenang melihat bahwa Sang Ratu telah membantu mereka.

"Sedikit lagi Tuanku!" ucap Orkhrus.

Setelah menunggu lama, akhirnya pintu gerbang Gaiandale berhasil terbuka. Tampak wajah Nokt yang tersenyum melihat bahwa pasukannya sekarang dapat menyerang masuk, namun perasaannya senangnya berubah ketika ia melihat 4 orang penyihir yang sedang berdiri di hadapannya bersama dengan puluhan ribu pasukan Infantri Elf.

"Dorong mereka!" ucap salah seorang penyihir.

Muncullah gelombang tanah besar yang mendorong Nokt bersama Orkhrus ke belakang, tampak Nokt yang terkejut dan marah atas kelengahannya ini, kemudian para prajurit Infantri Elf mulai berhamburan keluar kota Gaiandale untuk memukul mundur prajurit Lozrok.

Tampak para prajurit Lozrok yang terkejut dengan hadirnya puluhan ribu pasukan Infantri Elf, mereka pun mau tak mau membubarkan formasi kura kura untuk menyerang balik. Nokt pun bangkit berdiri dengan perlahan, ia tidak menyangka bahwa para prajurit Elf tersebut berhasil memanfaatkan kelengahannya.

"Bajingan!" teriak Nokt dengan lantang.

Orkrus langsung menggelengkan kepalanya dan membersihkan tubuhnya dari debu dan tanah, ia tampak marah dan juga geram kepada para penyihir Elf tadi.

"Tuanku, apakah hamba boleh menyerang sendirian?" tanya Orkhrus dengan geram.

"Bakar mereka semua!" perintah Nokt dengan geram.

Orkhrus pun tersenyum setelah mendapat persetujuan Nokt, kemudian ia berlari menuju tengah medan pertempuran. Setelah gerbang kota berhasil di rubuhkan, tampak prajurit Gnool yang mulai memacu tunggangan mereka maju menuju garis depan.

"Serang mereka! Lindungi Tuan Nokt!" ucap salah seorang pengendara Gnool.

Ratusan anak panah datang menghampiri para penunggang Gnool setelah mereka berada di garis depan, namun hal tersebut tidak menimbulkan perasaan takut sedikitpun pada hati mereka. Sekarang pasukan yang tersisa di garis belakang hanya berjumlah 1.000 pasukan infantri dan juga Erebus, mereka sekarang hanya menunggu jika Nokt memberikan mereka aba aba untuk menyerang maju.

Erebus kembali mengalihkan pandangannya ke langit, ia terlihat begitu terkesima dengan pertarungan Seth melawan Farlass yang sengit. Tampak Seth dan Farlass yang terus berkelahi di angkasa dengan mengerikan, mereka saling menyerang menggunakan api dan juga cakar mereka yang tajam. Kuku kaki Farlass yang tajam ternyata mampu menembus kulit keras Seth yang tebal, tampak Seth yang tidak percaya bahwa ada makhluk yang dapat melukai tubuhnya.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang