Perempuran sengit pun terjadi, ribuan Lozrok datang menabrak dinding perisai milik pasukan manusia dengan kuat sehingga membuat tanah di sekitar bergetar dengan kencang. Para Lozrok berusaha menembus dinding perisai dengan segala cara, bahkan ada beberapa Lozrok melompat menuju kerumunan pasukan manusia.
Ekh pun mengeluarkan pedangnya dan mulai membantai setiap Lozrok dari atas macan tunggangannya dengan ganas, ia dapat dengan mudah menembus kulit Lozrok yang keras menggunakan pedangnya yang tajam. Di sisi lain, Tarnon, Afnes, dan juga Denenthor mulai kewalahan dengan pasukan Lozrok yang datang menyerang.
"Tarnon! Sepertinya senjata yang prajurit kita bawa tidak bisa menembus kulit mereka!" teriak Denenthor dengan kencang.
"Apa?! Aku bisa menembas para kadal ini dengan mudah! Lihat!" balas Tarnon sambil menebas mati seekor Lozrok.
"Bagaimana dengan mu Afnes?! Apakah kau bisa melukai mereka?!" teriak Denenthor dengan kencang.
"Bisa! Sama seperti si kera, aku bisa membunuh mereka dengan mudah!" balas Afnes sambil membunuh beberapa Lozrok yang berada di sekitarnya.
"Ini aneh, pasukan kita tidak bisa melukai para kadal itu, namun kalian berdua bisa melakukannya dengan mudah," ucap Denenthor dengan kebingungan.
"Lapor Tuanku! Kulit mereka seakaan sekeras baja! Senjata kami tidak bisa menembus kulit mereka! Sekarang mereka sudah berhasil menembus parimeter pertama," ucap salah seorang prajurit dengan wajah gugup.
"Tidak ada cara lain, kalian berdua tolong lindungi aku. Aku akan mengeluarkan sebuah sihir yang membutuhkan konsentrasi tinggi, selama aku memakai sihir ini aku tidak bisa melakukan apapun," ucap Denenthor sambil mengeluarkan tongkat sihir miliknya.
"Baiklah! Afnes, kau mundur di posisi belakang. Aku akan menahan para kadal ini di depan!" ucap Tarnon.
"Hey itu tidak adil! Aku mau bertarung juga!" Balas Afnes dengan nada marah.
"Kita mundur berdua dan seluruh pasukan kita di depan mati atau kau mundur dan biarkan aku bekerja disini?!" teriak Tarnon dengan nada kesal.
"Baiklah, dasar kera!" balas Afnes dengan jengkel.
"Bagus, aku akan memulai mantranya sekarang," ucap Denenthor.
Denenthor menutup matanya dan memfokuskan pikirannya, seakan seluruh kegaduhan yang berada di sekitarnya menghilang dan hanya menyisakan pikirannya seorang. Sebuah hentakan keras terasa keluar dari dalam tubuh Denenthor yang membuat beberapa prajurit yang mengelilinginya terkejut, kemudian terlihat lah sesuatu yang sangat mengejutkan. Seluruh pohon yang berada di hutan di sekitar Denenthor mulai bergerak dan berjalan, puluhan pohon besar pun datang memasuki arena pertempuran dan menghancurkan setiap Lozrok yang mereka temukan.
Di sisi lain, Nagnur sedang berlari menuju tempat Ekh berada. Nagnur pun melompat dan melemparkan tubuh Tilus menuju tempat Ekh berada, kemudian ia menghunuskan tombaknya yang runcing menuju Ekh dengan cepat. Melihat hal ini, Ekh menangkap tubuh TIlus dengan sigap dan menghindar dari serangan Nagnur.
"Itu hadiah mu karena kau telah menjawab pertanyaanku, sekarang mati!" ucap Nagnur sambil berlari ke arah Ekh.
Ekh hanya menatap Nagnur dengan dingin seakan merendahkannya, kemudian ia membopong tubuh tilus pada pundaknya dan memasang posisi bertahan.
"Dasar kau dewa rendahan! Aku akan membuat lubang baru pada kepala mu!" ucap Nagnur yang marah.
Pertarungan sengit pun terjadi, Nagnur dan Ekh yang saling bertukar serangan dengan cepat. Meskipun Ekh sekarang sedang membopong Tilus, hal itu tidak membatasi gerakannya sama sekali. Di sisi lain, Nagnur yang terus menyerang Ekh tanpa henti dan membabi buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)
FantasyBuku Pertama dari Asrafan Universe Asrafan adalah nama dari sebuah benua besar dimana ras Elf, Dwarf, dan Manusia Hidup dengan bersama sama. setelah peperangan yang berlangsung antara Elf dan Dwarf, dunia kembali memasuki era perdamaian yang panjan...