III. Lonely Mountain

335 24 1
                                    

Mata Nokt secara perlahan mulai terbuka, wajahnya terasa jauh lebih segar dan matanya pun terasa jauh lebih cerah. Ketika Nokt terbangun, hari sudah menjelang pagi, terasa hawa dingin menyegarkan yang masuk menuju ke ruangan tempat Nokt tertidur. Nokt telah tertidur selama 1 hari penuh setelah ia sampai di tempat ini, kekuatannya sekarang sudah pulih sepenuhnya dan ia bisa menggunakan kekuatannya dengan mudah.

Nokt pun bangkit dari singasana yang ia duduki, kemudian ia berjalan menuruni tangga singasana dan berjalan ke luar dari ruangan tersebut. Nokt melihat sebuah kota yang besar dan kosong, tidak ada kehidupan di sana selain Nokt seorang, lalu Nokt berjalan menyusuri setiap tempat yang ada di kerjaan tersebut dengan perlahan.

Ketika Nokt sedang berjalan seorang diri, ia melihat beberapa bangkai Dwarf yang bertebaran di setiap penjuru kota. Nokt menduga bahwa tempat ini dulu dipenuhi dengan kehidupan layaknya kota pada umumnya, namun peperangan terjadi sehingga seluruh orang yang berada di sini pergi menyelamatkan diri dan mereka yang tertinggal terus bertarung hingga ajal menjemput.

"Hey lihat, itu salah satu mayat ciptaan Rhae yang mati," ucap seseorang.

Nokt merasa terkejut ketika ia mendengar suara seseorang yang terasa sangat dekat dengan tempat ia berada, kemudian ia melihat ke sekitar dan berusaha mencari sumber suara tersebut. Nokt tidak di menemukan siapapun di sekelilingnya selain bangkai Dwarf dan juga beberapa rumah kosong.

"Siapa kau? Dimana kau berada?" Teriak Nokt dengan perasaan jengkel.

Nokt yang sudah pulih mengeluarkan sebuah bola cahaya terang dari tanggannya dan dengan cepat menggenggamnya, lalu cahaya tersebut berubah bentuk menjadi sebuah pedang panjang yang indah.

"Siapa aku? Aku bisa di bilang sebagai teman yang selalu mengikutimu kemana pun kau pergi," ucap suara tersebut dengan nada mengejek.

Suara tersebut kembali terdengar, rasanya suara tersebut berada sangat dekat dan jelas dari tempat Nokt berada, namun Nokt menyadari bahwa suara tersebut bukan berasal dari sekelilingnya melainkan suara tersebut berasal dari dalam kepalanya.

"Apakah aku sudah berubah gila?" Guman Nokt sambil memegang kepalanya.

"Bukan gila, hanya tersadarkan akan sesuatu," ucap suara tersebut.

Nokt pun kembali menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan menyusuri jalan di kerjaan tersebut, Nokt pun termenung memikirkan sesuatu selagi ia berjalan.

"Hey, kawan. Bagaimana jika aku memberimu sebuah saran?" Ucap suara tersebut dengan perlahan.

"Kau berada di kepalaku, bagaimana bisa kau memberikan saran padaku?" Tanya Nokt dengan jengkel.

"Saranku mudah, bagaimana jika kita berkenalan lebih dulu? Kita mungkin bisa menjadi teman," ucap suara tersebut.

"Baiklah, siapa namamu dan apa tujuan mu?" Tanya Nokt sambil terus berjalan menyusuri jalan kerajaan.

"Baiklah, Namaku adalah E'loi. Tujuanku yaitu, membimbing mu agar kau tidak keluar dari jalur yang dunia sudah tentukan bagimu," ucap suara tersebut.

Nokt pun kebingunan dengan apa yang suara itu katakan, ia tidak mengerti apa yang suara dalam kepalanya itu maksud. Bagaimana pun Nokt melihat ini, ia berasumsi bahwa itu hanya di dalam pikirannya saja dan ia mungkin sudah berubah menjadi gila.

"Hey Nokt, aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau tidak gila," ucap E'loi dengan sedikit tertawa.

"Jadi, apa mau mu?" Tanya Nokt dengan jengkel.

"Aku akan mengajakmu berdiskusi tentang bagaimana kita bisa menghancurkan benua ini dan seluruh makhluk hidup yang berjalan di atasnya," jawab E'loi dengan santai.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang