XXXIII. Destruction

68 5 0
                                    

Tampak Miklos dan Nokt yang saling bertatapan mata dengan tajam di tengah medan pertempuran yang panas, dan Miklos tahu bahwa Nokt bukanlah lawan yang lemah. Dengan cepat, Miklos pun mengeluarkan sebuah sihir api dan menyerang Nokt dengan ganas, namun Nokt tidak sedikit pun terkejut dengan kemampuan Miklos yang handal.

"Mati dasar kau Monster!" teriak Miklos dengan kencang.

MIklos pun mengeluarkan ratusan seekor burung api dari tongkatnya dan menyerang Nokt dengan cepat, Namun Nokt yang dapat dengan mudah menangkis serangan Miklos yang datang bertubi tubi.

"Kau tahu, kau adalah Elf kedua yang pernah aku lawan. Elf yang sebelumnya tidak terlalu beruntung di medan perang," ucap Nokt dengan tersenyum.

Miklos merasa terkejut dengan perkataan Nokt, kemudian ia tampak jauh lebih marah dari sebelumnya. Melihat ekspresi Miklos yang berubah, Nokt langsung memasang posisi bertahan.

"Jadi, kau orangnya! Kau adalah makhluk yang membunuh muridku, Denenthor," ucap Miklos dengan menatap tajam Nokt.

"Oh, kau guru dari Elf itu? Kau seharusnya mengajarinya lebih banyak tentang medan perang, dia sangat payah," ejek Nokt dengan tersenyum.

"Bajingan!" Balas Miklos dengan perasaan marah.

Miklos pun memukul tongkatnya ke tanah dengan kencang, kemudian terlihatlah ombak tanah besar datang menghampiri Nokt. Melihat hal ini, Nokt langsung mengeluarkan dinding penghalang miliknya.

"Kau kuat, Elf! Bergabung lah bersamaku untuk melihat kehancuran dunia ini!" Ajak Nokt.

"Tidak akan pernah!" Balas Miklos dengan lantang.

MIklos langsung mengeluarkan api yang sangat panas dari tangannya, kemudian ia melelehkan tanah yang berada di sekitar Nokt menjadi lingkaran lahar panas.

"Sekarang mati!" teriak Miklos dengan lantang.

MIklos pun mengeluarkan angin yang sangat kencang melalui hempakan tangannya, kemudian angin tersebut pun berubah menjadi sebuah angin puting beliung yang besar. Tampak angin puting beliung tersebut mengangkat lahar yang berada di sekitar Nokt dan dengan seketika terlihat sebuah angin puting beliung bercampur dengan lahar panas yang memakan Nokt.

Para prajurit manusia dan Lozrok terlihat terkejut dengan kemampuan sihir Miklos, mereka tidak menyangka bahwa Miklos memiliki kekuatan yang sebegitu mengerikan. MIklos pun tersenyum, ia merasa bahwa Nokt tidak mungkin selamat dari serangannya tersebut.

"Baiklah, cukup," ucap Nokt dengan perlahan.

Nokt pun mengangkat pendangya dan dengan seketika lahar keras yang mengurung tubunnya pun hancur berkeping keping, terlihat bahwa Nokt dan Orkhrus bahkan tidak terluka sedikit pun.

"Sekarang giliranku," ucap Nokt dengan tersenyum.

Nokt pun menebas pedangnya menuju angin hampa ke arah Miklos, kemudian terlihatlah sebuah garis hitam yang menghampiri Miklos dengan cepat. Melihat hal ini, MIklos langsung mengeluarkan sebuah dinding pelindung dengan cepat.

"Sihir ini tidak akan sanggup unutk membunuhku!" teriak Miklos dengan lantang.

MIklos pun berhasil mematahkan serangan Nokt menggunakan dinding pelindungnya, tampak Nokt yang sedikit kagum dengan kekuatan Miklos yang begitu besar.

"Aku sangat beruntung bertemu denganmu sekarang, jika kau yang hadir pada medan pertempuran pada saat itu, mungkin aku sudah tergeletak tak bernyawa," puji Nokt dengan tersenyum.

"Cukup berbicara!" Balas MIklos dengan lantang.

Miklos pun mengangkat tongkatnya ke atas dan mengeluarkan seluruh kekuatannya pada ujung tongkat sihirnya, kemudian terlihat lah sebuah lingkaran medan kekuatan yang membesar dari ujung tongkat miklos dan menghancurkan setiap objek yang berada di hadapannya. Melihat hal ini, Nokt pun mengeluarkan sebuah kekuatan yang sama. Terlihat sebuah lingkarang hitam medan kekuatan yang semakin membesar dengan cepat, kemudian medan kekuatan Nokt dan Miklos pun bertabrakan dengan liar.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang