X. Mountain Wolf

148 13 0
                                    

Hari sudah malam, bulan dan bintang pun bersinar dengan terang di atas langit yang hitam. Ekh, Tarnon, beserta dengan 100 orang prajuritnya, sedang mendaki gunung yang bernama Tyrune Mountain. Di dalam pasukan Ekh, tampak wajah para prajurit yang di penuhi dengan keputusasaan dan perasaan takut. Gunung Tyrune merupakan tempat para bandit Mountain Wolf berada, mereka biasa mencegat dan membunuh setiap orang yang berani menginjakkan kaki mereka di gunung ini.

"Menurut informasi yang kita dapat dari Durdain, para bandit Mountain Wolf memiliki 600 orang prajurit; kita hanya membawa 100 orang untuk melawan mereka, lebih baik kita mundur sekarang dan meminta maaf kepada Sang Raja," ujar Tarnon secara perlahan kepada Ekh.

"Tenang, aku memilik sebuah rencana. Kau akan melihat sebuah keajaiban pada malam ini tuan Tarnon, jangan lah takut," balas Ekh dengan tersenyum.

Setelah beberapa jam berjalan menuju gunung Tyrune, Ekh menjumpai beberapa obor yang menyala di tengah dinginnya malam dan menancab di sisi jalan, kemudian disamping obor tersebut terdapat lah sekumpulan tengkorak manusia yang di tancabkan pada sebuah tombak sebagai tanda peringatan. Ekh pun menatap sebuah papan kayu yang berada di samping sebuah obor, di dalam papan kayu tersebut terlihat kata yang bertuliskan 'Kematian menunggu di depan dan siapapun yang berani masuk ke dalam gunung ini, mereka yang bodoh akan menangis dan menjerit karena pilihan mereka'.

beberapa orang prajurti pun mulai ketakutan dan was-was ketika mereka membaca tulisan yang berada di papan tersebut, mereka tahu bahwa ini adalah peringatan nyata dari para bandit Mountain Wolf untuk mereka, namun Ekh tidak menunjukan sedikit pun perasaan takut atau pun gelisah.

Langkah Ekh terhenti, kemudian ia melihat ke arah gunung Tyrune berada, lalu Ekh melihat ke belakang ke arah para pasukannya berada, ia pun melihat para prajurit yang mulai kehilangan semangat dan juga ketakutan.

"Kita sudah terlambat jika kau ingin pulang sekarang, mereka sudah melihat kedatangan kita," ucap Tarnon dengan menggelengkan kepalanya.

"Siapa yang bilang kita akan pulang sekarang?" Tanya Ekh dengan tersenyum.

Ekh langsung mengeluarkan puluhan bola cahaya dari dalam tubuhnya, sekumpulan bola cahaya tersebut lalu terbang ke segala penjuru gunung dan hutan yang mengelilinginya. Tarnon dan para pasukan pun terkejut ketika mereka melihat apa yang Ekh lakukan, mereka semua tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.

"Mari kita kembali berjalan, markas para bandit itu berada tak jauh dari tempat kita berada," ujar Ekh dengan tersenyum.

"Bagaimana dengan para pengintai yang berkeliaran di gunung ini? Mereka pasti melihat kedatangan kita?" Tanya Tarnon keherenan.

"Aku sudah mengurus mereka, sekarang mereka bukanlah masalah kita," balas Ekh degan tersenyum.

Ekh pun berjalan memasuki gunung Tyrune lebih dalam bersama dengan para pasukannya dan juga Tarnon, wajah Ekh pada saat itu terlihat santai dan gembira, tidak layaknya para prajurit yang ia pimpin. Setelah lama berjalan di gunung Tyrune, Tarnon merasa penasaran dengan apa yang Ekh lakukan dengan puluhan bola cahaya yang ia buat. Tarnon tidak melihat seorang pun bandit pengintai milik Mountain Wolf, kemudian suasana gunung dan hutan Tyrune juga terdengar sepi dan hampa.

"Katakan padaku Ekh, apa yang kau lakukan pada bandit pengintai Mountain Wolf?" Tanya Tarnon dengan kebingungan.

"Para prajurit pengintai itu? Mereka mungkin sedang tertidur sekarang, melayang menuju alam mimpi," balas Ekh sambil tersenyum.

Tarnon semakin merasa keherenan dengan jawaban Ekh, ia tidak mengerti apa yang di maksud Ekh dengan tertidur. Tarnon terus berjalan menanjak gunung Tyrune dengan perasaan bingung di dalam hatinya, sesekali ia melihat ke hutan di sekelilingnya dengan perasaan bimbang.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang