XXXIX. Sleepless Night

78 6 0
                                    

Langit telah berubah menjadi hitam dan membuat dunia seakan termakan oleh kegelapaan sesaat yang akan pudar pada saat senja tiba. Di sebuah hutan lebat di kawasan Elf, terlihat lah sebuah perkemahan yang sangat besar dan ramai. Di dalam perkemahaan tersebut, terlihat puluhan ribu Lozrok dan juga ribuan bandit yang sedang bersiap siap akan perrtempuran mereka esok hari.

Di dalam sebuah tenda besar yang ada di tengah area perkemahan itu, terlihat Nokt yang sedang duduk di atas kursi tahtanya dengan tenang. Di dalam tenda itu juga terlihat Erebus yang sedang memikirkan strategi perang apa yang akan mereka gunakan, ia sedang terdiam dan menatapi peta area yang mengelilingi kota Gaiandale.

"Tuanku, apakah hamba boleh meminta bantuanmu dalam sesuatu?" tanya Erebus dengan menatap Nokt.

"Apa itu Erebus, Katakanlah maka aku akan mempertimbangkannya," jawab Nokt dengan dingin.

"Hamba membutuhkan salah satu dari Nokrag milik Tuanku untuk menerobos masuk ke dalam kota Gaiandale, Orkhrus dapat melakukannya dengan mudah melihat bahwa gerbang kota Gaiandale tidak sekuat gerbang kota Gadmar, kemudian Hamba membutuhkan Seth untuk mengacaukan mesin perang para Elf dan membantai setiap pasukan pemanah milik musuh," ucap Erebus dengan wajah tenang.

"Bagaimaan dengan Efialtis? Dia adalah Nokrag paling kuat yang aku punya, sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan kekuatannya sekarang," tanya Nokt dengan wajah kebingungan.

"Efialtis kita tempatkan di garis belakang, ia bisa menjaga Tuanku dari mara bahaya dan jika terjadi sesuatu pada ke-2 Nokrag yang lain. Anggap saja Efialtis sebagai rencana cadangan kita, Tuanku," jawab Erebus.

"Aku memikirkan untuk maju ke garis depan, Erebus. Aku ingin menyaksikan kejatuhan kerajaan Gaiandale secara langsung, aku ingin menyaksikan wajah ketakutan dan keputasaan mereka dari dekat," usul Nokt dengan tenang.

"Aku menyarankan Tuanku untuk tetap berada di garis belakang, kita tidak tahu sampai mana kemampuan sihir para bangsa Elf. Mereka mungkin saja menyimpan sebuah rahasia, terlebih lagi Ratu bagsa Elf terkenal dengan keterampilan sihirnya yang mengerikan," ujar Erebus dengan tenang.

"Seterampil apapun mereka, aku jauh lebih kuat dari seluruh orang yang ada disana! Ratu Elf itu pun tidak akan bisa menyaingi kekuatanku, tidak ada yang bisa!" ucap Nokt sambil menatap tajam Erebus.

"JIkalau begitu, hamba yang akan menjaga garis belakang. Tuanku yang akan mimpin pasukan di depan bersama dengan para Lozrok yang lain, hamba sarankan Tuanku segera memasuki ruangan Tahta dan mengakhiri ini semua dengan cepat," ujar Erebus.

"Tenang saja Erebus, apa yang bisa mereka lakukan? Aku akan meraih kemenanganku dengan mudah besok, mereka akan memohon di bawah kakiku besok agar mengasihani mereka," ejek Nokt dengan tertawa.

"Maafkan aku Tuanku, tetapi menurut hamba, Tuanku terlalu menganggap remeh berbagai hal. Kita bisa saja dipukul mundur besok mengingat para Elf bisa melukai kulit Lozrok yang keras menggunakan senjata mereka, kemudian kita juga memiliki jumlah prajurit yang jauh lebih sedikit daripada mereka," ujar Erebus.

"Kau mulai terdengar seperti E'loi dan aku tidak menyukainya, ia dulu sering berkata seperti itu padaku," ucap Nokt dengan menatap tajam Erebus.

"JIka hamba boleh tahu, siapa itu E'loi?" tanya Erebus kebingungan.

"Oh dia teman lamaku. Sekarang ia sudah pergi entah kemana, ialah yang telah membuatku menjadi kuat seperti sekarang ini, namun ia juga yang menjadi penghalang ambisiku," ucap Nokt dengan wajah jengkel.

"Penghalang ambisi Tuanku? Apa maksudnya Tuanku? Lalu dimana ia berada sekarang, hamba tidak pernah melihat sosoknya di dalam kota Falangur," tanya Erebus kebingungan.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang