Hari sudah menjelang siang, suasana Asrafan pada saat itu tampak mendung dengan hadirnya awan awan putih yang menutupi langit. Nokt sedang terdiam menatap para Lozrok yang sedang mengangkut emas dari dalam area tambang menuju gudang harta miliknya, mereka semua seperti sebuah garis berwarna emas yang sangat indah dan panjang.
Nokt mulai sekarang selalu memerintahkan para Lozrok untuk menyerang desa atau tempat peristirahatan pedagang Dwarf ketika malam tiba, ia selalu memerintahkan Nagnur untuk tidak menyisakan satu orang pun agar keberadaannya tidak diketahui.
Nokt dengan parlahan berjalan menuju ruang peternakan kadal miliknya, sudah beberapa hari ini jumlah Lozrok yang di hasilkan mulai bertambah banyak. Di dalam ruang peternakan terlihat lah Armor dan beberapa orang Lozrok yang sedang mengawasi para kadal.
"Selamat siang Yang Mulia, apa yang membawa Tuanku datang ke sini di hari yang indah ini?" Sapa Armor ketika ia melihat kedatangan Nokt.
"Berapa banyak telur yang berhasil kalian hasilkan hari ini?" Tanya Nokt dengan nada dingin.
"Hari ini kita berhasil menghasilkan 20 telur perhari Tuanku, dan angka telur yang kita hasilkan semakin bertambah setiap harinya, tidak lama lagi kita bisa menghasilkan 50 telur perhari," ucap Armor dengan tersenyum.
"Bagus, tetapi aku butuh lebih dari 50 telur perhari. Aku mau para kadal ini menghasilkan 100 telur perhari minggu depan, kita tidak mempunyai waktu untuk bermalas malasan, " perintah Nokt dengan wajah serius.
"100 telur perhari tuanku?! H-hamba sepertinya membutuhkan waktu yang lebih dari 1 minggu, para kadal di sekitar gunung sudah habis tertangkap, jadi hamba dan para anak buah hamba yang lain harus pergi mencari para kadal ini di tempat lain dan -,"
"Apakah aku meminta alasan mu? Lakukan apa yang aku perintahkan atau kepalamu akan aku gantung di depan pintu gerbang istana, apa kau mengerti?!" Tanya Nokt dengan wajah marah.
"H-hamba mengerti, akan segera hamba laksanakan," ucap Armor sambil merundukan kepalanya
Nokt pun pergi meninggalkan ruangan peternakan menuju ruangan singasana, Armor pun terdengar berteriak memerintahkan para anak buahnya pergi mencari kadal untuk diternakan dengan segera. Nokt pun terus terdiam dan berfikir, ia sedang memikirkan bagaimana cara untuk memperkuat pasukan yang ia punya sekarang.
"Bagaimana cara memperkuat pasukan mu? Itu mudah," ucap E'loi.
"Aku terkadang lupa bahwa kau berada di dalam kepalaku E'loi. Baiklah, apa saran mu untuk memperkuat pasukan yang kita punya sekarang? Jika pertumbuhan pasukan kita terus seperti ini, rencana kita membutuhkan puluhan tahun untuk berhasil," ucap Nokt.
Nokt akhirnya sampai di ruang singasananya, di dalam ruangan singasana terdapat dua orang Lozrok yang Nagnur tempatkan sebagai penjaga ruangan Nokt. Ke dua orang Lozrok itu berdiri di ujung tangga singasana Nokt dengan tegap, mereka tampak mengerikan dan juga gagah dengan tubuh mereka yang besar. Nokt berjalan menaiki tangga singasananya kemudian duduk di atas singasananya dengan perlahan, ia terus melamun sambil menatap langit langit ruangan singasananya dengan wajah lesu.
"Apa yang pasukan kita bisa tunggangi? Kita memerlukan sebuah pasukan kavalari untuk pasukan kita, ktia tidak bisa mengandalkan kekuatan prajurit infantri saja," ucap Nokt dengan menghembuskan nafas panjang.
"Kau ingat ketika kau pertama kali tiba di Asrafan?" Tanya E'loi.
"Ya, tentu aku mengingat hari itu dengan jelas. Aku tidak akan pernah melupakan hari dimana diriku di injak-injak oleh Manusia dan juga Elf," jawab Nokt dengan nada marah.
"Tenang kawan, kau tidak perlu marah," Ujar E'loi, "Namun, apakah kau ingat kepada seekor monster yang mengejar mu?" Tanya E'loi kepada Nokt.
Nokt seperti tersadarkan akan sesuatu, ia seperti baru saja menemukan jawaban dari pertanyaannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)
FantasyBuku Pertama dari Asrafan Universe Asrafan adalah nama dari sebuah benua besar dimana ras Elf, Dwarf, dan Manusia Hidup dengan bersama sama. setelah peperangan yang berlangsung antara Elf dan Dwarf, dunia kembali memasuki era perdamaian yang panjan...