XXXVI. Farewell

54 7 0
                                    

Tampak Tarnon yang terbujur kaku di tanah, sebuah tombak terlihat menancab pada dadanya dengan kuat, Kemudian terlihatlah 5 orang Lozrok yang datang dari tempat persembunyian mereka dan menghampiri mayat Tarnon. Mereka adalah tim pembunuh yang Nagnur kirim beberapa bulan yang lalu. Tampak para Lozrok yang memandang Tarnon dan Afnes dengan tersenyum meledek, mereka tampak menikmati apa yang mereka lakukan.

"Seorang lelaki berjanggut, seorang Elf berambut emas, yang kurang disini hanyalah seorang Dewa yang berambut coklat itu," ucap seorang Lozrok sambil mengambil paksa tombaknya dari dada Tarnon.

Terlihat air mata menetes membasahi pipi Afnes, segala sesuatu berlalu dengan sangat cepat, ia tidak menyangka bahwa Tarnon sekarang sudah terbujur kaku di tanah. Hati Afnes terasa tercabik cabik menjadi ratusan bagian, ia benar benar tidak menyangka hal ini akan terjadi.

"Janganlah sedih, kau akan segera menyusulnya," ucap salah seorang Lozrok yang mengarahkan tombaknya pada Afnes.

Tubuh Afnes terasa kaku, jiwanya seakan pergi melayang dari dalam tubuhnya. Afnes pun menatap para Lozrok yang baru saja membunuh Tarnon, terasa sebuah pecikan amarah yang menyulut besar di dalam hati Afnes.

"Kalian semua akan mati!" teriak Afnes dengan lantang dan berurai air mata.

Afnes langsung berlari menuju tempat para Lozrok berada, kemudian ia mengeluarkan kedua bilah pedang miliknya dan langsung menyerang para Lozrok tersebut dengan ganas. Tampak para Lozrok yang tersenyum dengan reaksi Afnes, mereka terus menghindari serangan serangan Anfes yang datang kepada mereka. Ke-5 Lozrok ini bukanlah prajurit Lozrok biasa, mereka adalah anak buah Nagnur yang paling handal dan juga terampil dalam bertarung.

"Kita bukan para Lozrok payah yang kau habisi di medan perang, kau terlalu meremehkan kami," ucap salah seorang Lozrok tersebut dengan tersenyum.

"Aku akan membunuh kalian!" teriak Afnes dengan penuh perasaan marah.

Secara tiba tiba, seekor Lozrok berhasil menancabkan tombaknya pada betis Afnes. Terdengar Afnes yang mengerang kesakitan ditanah, ia tidak percaya bahwa para Lozrok ini ternyata sangat handal dalam bertarung. Ke-5 orang Lozrok tersebut pun datang mengerumuni Afnes, mereka tampak tersenyum dan beberapa dari mereka juga terlihat tertawa.

"Sekarang mati, Elf," ucap Seorang Lozrok dengan tersenyum.

Lozrok tersebut mengangkat tombaknya dan menancabkannya dengan kuat pada leher Afnes, mulut Afnes pun dilairi oleh darah dan nafasnya pun terasa sangat sesak, kemudian Lozrok tersebut mencabut tombaknya dengan perlahan.

"Cih, mereka sangat payah. Aku mengharapkan tantangan, yang aku dapatkan hanyalah dua orang payah ini," ucap Lozrok tersebut dengan meludahi tubuh Afnes

"Apa yang telah kalian lakukan?" ucap sebuah suara dari dalam gelapnya malam.

Tampak Ekh yang sedang menatap Afnes dan juga Tarnon dengan perasaan yang berkecamuk, wajahnya tampak datar seakan tidak ada ekspresi apapun disana. Di balik wajah Ekh yang datar, terasa sebuah hati yang sangat berkecamuk dengan liar, hatinya terasa sangat panas dan juga mersakan sakit yang tidak tertahankan.

"Oh, ini Dewa yang Nagnur sebutkan itu. Selamat datang, Tuanku. Apakah kau ingin bergabung dengan teman temanmu ini?" Ejek Lozrok tersebut dengan tersenyum.

"Aku pikir aku bisa menyusul mereka berdua, aku pikira aku masih bisa tertawa dan bercanda dengan mereka berdua. Andaikan saja aku ikut bersama mereka berdua tadi, semua ini tidak akan terjadi," ucap Ekh dengan wajah tenang.

"Heh, sekarang bersiaplah untuk menyusul mereka!" ucap salah seorang Lozrok dengan tersenyum.

Ekh dengan cepat mengeluarkan puluhan bola cahaya, kemudian para bola cahaya tersebut berubah menjadi puluhan pedang yang panjang. Tampak para Lozrok yang terkejut dengan apa yang mereka lihat, melihat hal ini, para Lozrok pun berusaha kabur dari tempat tersebut.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang