XLII. Efialtis

80 6 0
                                    

Tampak para prajurit Dwarf yang mulai menyerang maju menuju tengah medan pertempuran, mereka semua menenteng palu mereka yang berat dan sudah tidak sabar lagi untuk membantai para Lozrok yang ada di hadapan mereka.

Tampak Ekh yang memimpin puluhan ribu pasukan dan juga ratusan raksasa besi menuju garis depan, ia menenteng pedang Tarnon dan juga Afnes pada kedua tangannya. Di sisi lain, tampak Marand yang menyerang garis belakang bersama dengan ribuan prajurit dan juga ratusan raksasa besi.

Melihat bahwa Seth sudah berhasil di kalahkan, Ratu Lelenia pun merunduk sebagai ucapan terimakasih kepada Farlass yang telah membantunya. Farlass secara perlahan menghilang dan tersapu oleh angin hingga pada akhirnya ia pergi, tampak Ratu Lelenia yang masih merunduk sebagai tanda penghormatan, kemudian Ratu Lelenia terjatuh di tempatnya berdiri, tubuhnya terasa sangat lelah dan badannya seakan tidak bisa digerakkan.

"A-Aku, ha-harus tetap K-kuat..," ucap Ratu Lelenia yang beruaha untuk berdiri.

Tampak peperangan yang sengit di bawah, prajurit Lozrok semakin terpojok dengan datanganya prajurit Dwarf bersama dengan Raksasa Besi mereka yang mengerikan. Garis belakang prajurit Nokt adalah tempat yang paling terpukul dengan kejadian ini, namun Erebus tidak tinggi diam. Erebus langsung membentuk ratusan Golem kecil untuk menghadang para prajurit Dwarf, tampak para prajurit Dwarf yang sedikit kesulitan dengan hadirnya para Golem kecil ini.

"Hadang mereka! Jangan buat Tuan Nokt kecewa!" teriak Erebus dengan kencang.

Di garis depan tampak para prajurit Lozrok yang mulai terbantai dengan perlahan, semangat perang mereka mulai menurun dan juga terasa sebuah perasaan putus asa pada wajah mereka. Tidak bisa tinggal diam, Jendral Zlatan pun akhirnya maju ke garis depan dan berlari menghampiri Nokt sambil menenteng kedua bilah pedangnya. Tampak Nokt yang menunggu kesempatan ini, dengan membunuh Zlatan, ia dapat menurunkan moral prajurit Elf dengan drastis.

"Kemarilah dasar makhluk lemah!" teriak Nokt dengan mempersiapkan ke-4 tangannya.

Pertarungan pun terjadi antara Jendral Zlatan dan juga Nokt, tampak Jendral Zlatan yang mampu menyerang dengan sangat cepat bahkan melampaui kecepatan serang Elf pada umunya. Di sisi lain, tampak Nokt yang sedikit kewalahan dengan kemampuan bertarung Jendral Zlatan yang menakjubkan.

"Kau mengingatkanku pada seorang Elf! Aku tidak bisa mengingatnya sekarang, namun ia bertarung sama sepertimu," ujar Nokt dengan tersenyum.

Jendral Zlatan tidak mendengarkan perkataan Nokt sedikit pun, ia terus menyerang Nokt dengan ganas dengan seluruh kekuatannya. Di sisi lain, tampak Ekh yang masih berusaha menerobos barisan prajurit Lozrok. Ekh bisa melihat Nokt di kejauhan, namun ia harus melewati para Lozrok yang mencoba untuk menyerangnya dari segala sisi.

"Bajingan, mereka menyerang seakan tidak ada habisnya," keluh Ekh dengan jengkel.

Pertarungan masih berlanjut di garis belakang, para Dwarf merasa kesulitan menghajar para Golem yang seakan datang tidak ada hentinya. Setiap para Dwarf membunuh satu Golem, maka sebuah Golem lain akan terbentuk dan kembali menyerang.

"KIta harus menyerang penyihir yang mengontrol mereka semua! Raksasa besi! Berikan laporan keadaan di sekitar!" perintah Marand dengan lantang.

Tampak sebuah Raksasa Besi yang melihat ke sekitarnya untuk mencari sumber dari kekuatan para golem itu, kemudian ia menemukan Erebus yang berada di samping kursi Tahta milik Nokt. Raksasa besi tersebut pun menunjuk ke tempat Erebus berada, kemudian tampak Marand yang mulai menyerang masuk menuju garis pertahanan musuh.

"Penyihir itu berada di belakang!" teriak Marand dengan lantang

Melihat bahwa Prajurit Dwarf mulai mendekat, Erebus langsung menghentikan sihir Golemnya dan mengeluarkan sihir gelombang tanah. Tampak sebuah gelombang tanah yang datang menghampiri tempat Marand berada dengan cepat, Namun Marand tidak takut sedikit pun. Palu perang Marand pun mulai mengeluarkan sebuah cahaya merah dengan terang, lalu Marand memukul palu tersebut ke tanah dengan sangat kuat. Tampak tanah disekitar Marand yang membentuk sebuah kubah dan gelombang kejut yang besar, dengan ini ia berhasil menghalangi gelombang Tanah yang Erebus keluarkan.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang