VII. City of Darknes

173 15 0
                                    

Hari sudah menjelang pagi di kerajaan Falnagur, matahari pun sudah mulai bersinar di luar dengan terang dan indah. Nokt baru saja terbangun dari tidurnya yang nyenyak di kursi singasana, ia merasa lelah setelah berlatih mengendalikan kekuatan kegelapan yang baru saja ia dapatkan kemarin. Nokt lalu berjalan menuruni tangga singasananya secara perlahan dan pergi keluar dari ruangan singasananya. Setelah berada di luar, terlihatlah 149 orang Lozrok yang sedang berbaris rapih menunggu kedatangan Nokt, lalu terlihat lah Nagnur yang sedang berjalan ke tempat Nokt berada.

"Selamat pagi Tuanku, hamba sudah melatih para Lozrok ini untuk berbaris dengan rapih, mereka semua sudah berdiri di tempat ini semalaman menunggu tuanku bangun," sapa Nagnur sambil merunduk dan menatap Nokt dengan sebuah senyuman.

Nokt pun berjalan mengintari para Lozrok tersebut untuk mengamati keadaan pasukannya, di antara para Lozrok tersebut, ada beberapa Lozrok yang memiliki ukuran yang lebih besar daripada yang lain.

"149 pasukan yang ku punyai sekarang, jumlah yang sudah lumayan banyak, namun tak seorang pun memiliki senjata ataupun baju zirah yang menempel di tubuh mereka," ucap Nokt dengan dingin.

"Ijinkan hamba untuk berbicara Tuanku," ujar Nagnur sambil merunduk.

"Kau di perbolehkan untuk berbicara Nagnur," jawab Nokt dengan dingin.

"Kami para Lozrok memiliki kulit sekuat baja serta gigi dan kuku panjang bagaikan pisau, jadi hamba berfikir bahwa kita tidak memerlukan senjata ataupun baju zirah," ucap Nagnur sambil tersenyum.

"Jadi, itu yang ada di pikiran mu Nagnur, tetapi apakah kau lupa tentang sesuatu tentang kelemahan Ras kalian?" Ucap Nokt dengan santai.

Nokt dengan cepat mengeluarkan sebuah bola cahaya dan membentuk cahaya tersebut menjadi sebuah pedang, melihat hal ini, Nagnur berjalan mundur secara perlahan. Nokt dengan cepat menancabkan pedang yang ia pegang kepada salah seorang Lozrok yang berada di dekatnya. Lozrok tersebut langsung kehilangan nyawanya dengan seketika, para Lozrok yang lain serta Nagnur pun terkejut ketika mereka melihat apa yang Nokt lakukan.

"Kalian memiliki sebuah kelemahan yang fatal, yaitu sebuah titik lunak kecil yang berada di perut kalian," Nokt langsung mencabut pedang miliknya dari mayat Lozrok yang baru ia bunuh dan berjalan menuju tempat Nagnur, "kau tahu tentang hal itu bukan?" Lanjut Nokt kepada Nagnur dengan nada dingin.

"Y-ya, Tuanku. H-hamba tau itu, m-maafkan hamba karena hamba telah mempertanyakan kebijakan Tuanku," ucap Nagnur dengan perasaan takut dan gemetar.

Nokt pun kembali berjalan menuju ruangan singasananya secara perlahan, ia hendak kembali berlatih bersama E'loi dalam menggunakan kekuatan kegelapan, namun sebelum Nokt memasuki ruangan singasana langkahya terhenti.

"Kota ini adalah bekas kota Dwarf, pasti banyak peralatan menambang dan juga batu besi disini. Tambang seluruh besi yang ada di tempat ini dan buatlah baju zirah serta senjata yang banyak untuk kalian semua, aku ingin kalian semua memakai sebuah baju zirah dan menenteng sebuah senjata besok pagi atau," Nokt pun menatap Nagnur dengan tajam, "akan ada pergantian pemimpin besok. Apakah kau mengerti Nagnur?" Lanjut Nokt dengan dingin.

"Y-ya, Tuanku. H-hamba mengerti, akan segera hamba laksanakan!" Ucap Nagnur dengan gemetar.

Nokt kembali memasuki ruang singasana miliknya, pintu menuju ruangan singasana pun tertutup meninggalkan para Lozrok di luar. Para Lozrok sekarang hanya menatap Nagnur dengan wajah bingung, kemudian Nagnur memegang kepalanya dan melihat ke arah pasukannya berada.

"Apa yang kalian tunggu! Pergi bekerja!" Teriak Nagnur dengan perasaan marah.

"Tetapi, apa yang harus kita lakukan dengan mayat ini?" Tanya salah seorang Lozrok sambil menujuk mayat seekor Lozrok yang baru saja Nokt bunuh.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang