XXXV. Behind The Wall

57 6 0
                                    

Para prajurit Nokt pada akhirnya tiba di Kota Falnagur setelah 2 minggu menempuh perjalanan pulang, tampak juga para bandit manusia yang ikut bersama dengan Nokt menuju kota Falnagur. Para bandit mendirikan tenda mereka di balik dinding Kota Falnagur yang tinggi, mereka juga diperintahkan untuk bersabar sampai Nokt mengeluarkan perintah selanjutnya.

Di dalam ruangan singasana, terlihat lah Notk sedang duduk di atas singasananya dengan tenang. Di dalam ruangan tersebut juga terlihat Erebus yang senantiasa mendapingi Nokt kemanapun ia pergi.

"Apakah para bandit itu tidak akan menimbulkan keributan, Tuanku? Hamba merasa bahwa membawa mereka pulang ke Falnagur adalah ide yang buruk," tanya Erebus dengan perlahan.

"Mereka tidak akan berani melakukan apapun, jika mereka berani berulah, maka aku akan membunuh mereaka dengan tanganku sendiri," jawab Nokt dengan santai

"Apa rencana Tuanku kepada para Bandit ini? Mereka adalah Ras Manusia yang Tuanku ingin musnahkan, bukan?" tanya Erebus dengan kebingugan.

"Akan lebih mudah membantai mereka dari dekat daripada kita harus mencari mereka ke seluruh pelosok Asrafan, bukan? Itu lah yang ku lakukan sekarang, cepat atau labat mereka semua akan mati dan aku akan memastikan hal itu," jawab Nokt dengan tenang.

Masuklah Nagnur ke dalam ruangan singasana Nokt, Tampak wajahnya yang sedikit terganggu dengan sesuatu, ia pun datang menghampiri Nokt dan langsung berlutut.

"Tuanku, Bandit yang beranama Gongon itu terus memaksa bertemu dengan Tuanku. Hamba sudah menyuruhnya pergi, namun ia tetap datang kembali dan meminta untuk bertemu," ucap Nagnur dengan wajah jengkel.

"Suruh dia masuk, aku akan berbicara dengannya," perintah Nokt dengan dingin.

Nagnur pun pergi meninggalkan Ruangan Nokt dengan cepat, kemudian ia kembali bersama dengan Gongon di sampingnya. Tampak Gongon yang sangat terkagum kagum dengan sosok Nokt yang mengerikan, sesampainya di ruang singasana, ia langsung bersujud dan menyembah Nokt dengan wajah yang tersenyum.

"Orang ini sepertinya gila," guman Nagnur di dalam hatinya.

"Oh, Tuan Nokt! Berikan hamba keajaibanmu, wahai dewa yang agung!" ucap Gongon sambil terus menyembah Nokt.

"Keajaiban? Aku tahu keajaiban apa yang cocok untukmu dan juga para pengikutmu, bawa mereka semua kesini, aku akan memberikan keajaibanku pada kalian semua," perintah Nokt dengan sedikit tertawa.

Gongon pun langsung berlari meninggalkan Ruang singasana menuju tempat perkemahan para anak buahnya, kemudian ia kembali bersama dengan 300 orang anak buahnya ke dalam ruangan singasana Nokt.

Para pengikut Gongon langsung menyembah Nokt ketika mereka berada di dalam ruangan singasana, sama seperti Gongon, mereka semua mempercayai bahwa Nokt adalah perwujudan Dewa mereka yang turun ke atas Asrafan.

"Baiklah, kalian semua dengar! Aku akan memberikan sebuah keajaiban kepada kalian semua, sebuah keajaiban yang dapat merubah hidup kalian sepenuhnya!" ucap Nokt dengan tersenyum di balik topeng yang ia pakai.

Nokt pun mengeluarkan ratusan bola cahaya kegelapan dari dalam tubuhnya, kemudian ia menanamkan seluruh cahaya kegelepan tersebut pada tubuh setiap anggota Gongon.

"Sekarang, nikmati keajaiban yang kalian tunggu," ucap Nokt dengan tertawa.

Terdengar para anggota Gongon yang mulai berteriak kesakitan, namun mereka seakan menikmati kesakitan ini sebagai sebuah hadiah dari Dewa yang mereka puja. Tampak tubuh para pengikut Gongon yang berubah dengan mengerikan, mereka semua tampak terkejut dengan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka.

Muncul dua pasang mata baru pada wajah para pengikut Gongon, dan juga gigi mereka berubah menjadi sangat runcing dan juga tajam layaknya pisau. Kulit mereka secara perlahan ditumbuhi oleh bulu lebat berwarna hitam dan punggung mereka ditumbuhi oleh ratusan duri yang tajam bagaikan landak.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang