IX. Blood Moon

179 14 0
                                    

Hari sudah menjelang malam dan langit pun mulai di hiasi oleh binatang bintang yang bergemerlap dan indah, Sang rembulan pun sudah bersinar dengan terang di atas gelapnya langit, memancarkan cahayanya yang redup dengan indah.

Nokt dan Nagnur sedang berdiri di hadapan sebuah pasukan Lozrok yang banyak dan mengerikan, ia sekarang memiliki 212 pasukan Lozrok yang loyal dan patuh pada perintahnya. Para prajurit Lozrok yang Nokt punya sekarang sudah dilengkapi dengan baju zirah dan senjata, mereka tampak mengerikan dan juga mengintimidasi dengan baju zirah dan senjata yang mereka pakai.

"Malam ini kita akan mengukir sebuah catatan baru dalam buku sejarah Asrafan!" Teriak Nokt dengan lantang, "Kita akan memulai penyerangan pertama kita pada para penghuni Asrafan!" Lanjut Nokt dengan wajah tersenyum.

Terdengarlah seruan gaduh dari para prajurit Lozrok milik Nokt, mereka semua berteriak dengan girang dan menyerukan nama Nokt dengan lantang. Para prajurit Lozrok itu sudah tidak sabar untuk menyerang, membunuh, dan memakan para mangsa mereka pada malam yang indah ini.

"Nagnur akan memimpin kalian dalam penyerangan malam ini, ia akan menghantarkan kalian semua pada makanan kalian!!" Teriak Nokt dengan tersenyum.

Mulut para Lozrok pun mulai mengeluarkan air liur mereka yang menjijikan, mereka semua sudah lapar dan tidak sabar untuk menancabkan gigi mereka yang tajam pada daging segar.

"Pergi lah dan buat aku bangga wahai budak budakku, hancurkan mereka semua!" Perintah Nokt dengan tersenyum licik.

Nagnur langsung berlari dengan cepat menuju pintu keluar kerajaan Falnagur, ratusan Lozrok pun mengikuti langkahnya di belakang dengan berseru menyerukan nama Nokt dengan lantang. Pasukan Nokt pun sudah pergi meninggalkan Falnagur menuju hutan untuk mencari target pertama mereka.

"Apakah itu bijak untuk mengeluarkan seluruh pasukan mu dari Falnagur? menurutku ini adalah tindakan yang ceroboh," ujar E'loi keherenan.

"Tidak ada yang tahu kita berada di sini dan juga tidak ada yang akan menyangka sebuah kota mati akan di huni oleh ratusan kadal berjalan dan seorang Dewa, aku juga sudah menyuruh Nagnur untuk tidak meninggalkan satu orang pun hidup," balas Nokt dengan tertawa.

Nokt lalu berjalan menuju sebuah gudang besar tempat ia menyimpan emas yang berhasil para Lozrok tambang, di dalam gudang yang besar itu, hamparan emas dan batu permata yang berkilau dapat membutakan para mata memandang.

"Lihat semua emas ini, semua kekayaan ini hanya milikku seorang," guman Nokt dengan terkagum kagum.

Nokt pun mengambil segenggam emas dan melemparkannya menuju atap gudang, tampak wajah Nokt yang di penuhi oleh ekspresi bahagia dan juga gembira.

"Apa lah arti emas yang banyak jika hamparan emas ini tidak digunakan untuk apapun? Semua emas ini hanya lah sampah yang tidak berguna," ujar E'loi dengan nada mengejek.

"Apa maksud mu?" Tanya Nokt kebingungan.

"Dunia ini tidak seindah yang kau kira Nokt, banyak sekali makhluk yang rela mati demi mendapatkan emas emas ini. Emas memang tampak indah dan menawan oleh mata kita, namun emas justru dapat dengan mudah membutakan mata hati kita," Ujar E'loi dengan nada licik.

"Tidak ada seorang pun yang rela membunuh ras mereka sendiri mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk memusnahkan mereka, itu adalah hal yang sangat absurd," balas Nokt degan dingin.

"Oh, di situ lah kau salah Nokt, kau belum tahu banyak tentang dunia ini. Kau lihat, ada sebuah Ras yang sangat mudah untuk di manipulasi oleh emas ini. Sebuah ras yang sangat mudah untuk di bujuk dan di penuhi oleh kegelapan, sebuah Ras yang sangat angkuh dan arogan melebihi kedua ras lain," ucap E'loi dengan nada licik.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang