XXVII. Creator

68 7 0
                                    

Terlihat pasukan Haba yang sudah berbaris dengan rapih di depan kota Bogbank, mereka semua sedang menunggu aba-aba dari Haba untuk menyerang masuk dan mengambil alih kota itu. Di garis paling belakang pasukan Lozrok, terlihat lah Haba yang sedang duduk di atas kursinya yang besar.

"Pasukan pengintai sudah berada di dalam semenjak malam, kita hanya perlu menunggu mereka untuk membukakan pintu gerbang kota ini Tuanku, jadi hamba mohon agar Tuanku untuk bersabar," ujar Nayc dengan gugup.

"Dimana mereka! Kita sudah terlalu menunggu di tempat yang panas ini!" Teriak Haba dengan perasaan kesal.

"Hamba yakin mereka-"ucap Nayc yang terpotong oleh sesuatu.

Terlihat puluhan batu yang dilemparkan dari dalam kota Bogbank menuju tempat para pasukan Lozrok berada, beberapa prajurit pun mulai bersiaga dengan datangnya para batu tersebut, namun hal yang tidak di duga terjadi. Bukan lah batu yang melayang ke tempat mereka, melainkan kepala para Lozrok yang telah Haba kirim secara diam-diam ke dalam kota Bogbank.

"Usaha yang bagus dari kalian, dasar cicak! Kalian membutuhkan usaha yang lebih baik daripada itu untuk menyerang kota ini!" Teriak seorang Dwarf yang berada di atas benteng kota Bogbank.

"Bajingan! Kalian akan merasakan amukan pasukan kita!" Teriak Haba dengan perasaan marah.

"Dengan apa?! Dengan para prajurit cicak yang kalian punya?! Kalau begitu datanglah dan cium bokongku!" Teriak Dwarf tersebut dengan lantang.

"Baiklah! Kalian semua! Panjat tembok itu dan bunuh setiap Dwarf yang ada di dalam!" Perintah Haba kepada seluruh prajuritnya.

Para prajurit Haba pun langsung berlari menyerang menuju kota Bogbank, mereka semua seakan jauh lebih ganas akibat dari penghinaan yang mereka dapatkan tadi. Ketika para prajurit Lozrok sedang menaiki tembok kota Bogbank, Ratusan prajurit Dwarf langsung menuangkan sebuah cairan panas berwarna hitam menuju tembok kota. Dengan seketika, banyak sekali Lozrok yang terjatuh ke tanah sambil memegang tangan mereka yang sakit akibat kepanasan. Ada juga beberapa Lozrok yang tersiram cairan tersebut secara langsung, mereka berguling guling di tanah berteriak dan menjerit kesakitan.

"Bajingan, mereka jauh lebih baik daripada yang kita duga," ucap Haba dengan geram.

"Tu-Tuanku mohon bersabar, kita pasti akan merebut kota ini nanti," ujar Nayc yang berusaha menenangkan Haba.

"Diam! Aku akan maju ke garis depan sekarang, aku akan menunjukan kekuatan seorang Lozrok yang sesungguhnya!" Teriak Haba dengan geram.

Haba langsung berlari menuju garis depan dengan cepat, kemudian ia memanjat tembok kota tanpa memperdulikan rasa panas yang ada pada tangannya. Setalah berada di atas tembok kota, haba langsung mengayunkan Gada besar miliknya dan mulai membantai para prajurit Dwarf yang datang menghampiri.

"Ayo kalian semua! Panjat tembok itu!" Teriak Haba dengan lantang.

"Mundur menuju perimeter kedua! Kita akan menghadang para cicak ini disana!" Teriak salah seorang Dwarf.

Para prajurit Dwarf pun mulai berlari mundur menuju tengah kota dengan bersamaan, di sana terdapat sebuah formasi tembok kecil di tengah kota yang baru saja dibangun oleh para prajurit Dwarf.

"Kejar mereka! Bantai setiap Dwarf yang kalian temukan! Selebihnya, cepat buka gerbang itu agar pasukan kavalari dapat masuk!" Perintah Haba dengan lantang.

Para prajurit Lozrok mulai mengejar para prajurit Dwarf yang berusaha kabur, tercium bau darah yang menyengat pada saat itu yang dapat membuat kepala terasa sakit.

Setelah para prajurit Dwarf berada di tengah kota, beberapa orang prajurit langsung memasuki sebuah rumah besar untuk melakukan sesuatu.

"Tahan mereka sekarang!" Ucap salah seorang Dwarf.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang