XXVI. Promise

69 6 0
                                    

Ekh pun mulai terbangun dari tidurnya yang nyenyak, di sampingnya ia bisa melihat Tarnon yang sedang tertidur di atas sebuah kursi. Ekh pun bangkit dari tempat tidurnya dan meregangkan otot tubuhnya, kemudian ia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.

"Bangun kawan, sambut pagi yang indah ini," ujar Ekh kepada Tarnon dengan tersenyum.

Tarnon pun terbangun dari tidurnya yang lelap, ia merasa terkejut ketika ia melihat Ekh yang sudah bangkit berdiri dengan segar dan bugar di hadapannya. Tarnon lalu menggelengkan kepala dan mengusap matanya, ia berusaha memastikan bahwa ia tidak bermimpi sekarang.

"Kau benar benar pulih, aku pikir kau hanya bercanda," ucap Tarnon dengan wajah terkejut.

"Aku tidak pernah berbohong kawan, ketika aku berkata bahwa aku akan sembuh pada hari ini, maka aku akan benar benar sembuh," balas Ekh dengan tersenyum.

"Jadi, kapan kita akan bertinju?" Tanya Tarnon dengan nada mengejek.

"Dasar bajingan, mungkin nanti jika waktu mengijinkan," jawab Ekh dengan sedikit tertawa.

"Baiklah, mari kita bangunkan Afnes, setelah itu kita baru bertemu dengan Sang Raja untuk membahas tentang Tilus," ujar Tarnon sambil meregangkan tubuhnya.

Ekh langsung mengeluarkan sebuah bola cahaya dan memutarkannya ke sekeliling tubuhnya, kemudian pakaian Ekh pun berubah menjadi baju jubah yang sering ia pakai. Tarnon pun merasa terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang, namun ia tampak tidak terlalu terkejut setelah ia sering melihat Ekh melakukan hal seperti itu dihadapannya.

Tarnon dan Ekh pun pergi meninggalkan rumah sakit, Tarnon sempat memberi beberapa kepingan emas kepada dokter yang telah merawat Ekh, namun sang Dokter menolaknya dengan sopan karena semua biaya perawatan Ekh telah ditanggung oleh kerajaan.

Ekh dan Tarnon pun berjalan menuju istana Sang Raja dengan perlahan, mereka sedang menikmati udara pagi Kota Gadmar yang dingin dan juga segar. Beberapa warga kota pun berlalu lalang untuk membuka dan membersihkan toko mereka, suasana kota Gadmar pagi itu masih terlihat sepi dan juga sunyi.

Setelah berada di hadapan Istana, para prajurit penjaga gerbang langsung membukakan pintu ketika mereka melihat kedatangan Ekh dan Tarnon. Setelah itu, Ekh dan Juga Tarnon pun pergi menuju kamar Afnes.

Setelah berada di depan kamar Afnes, Ekh langsung mengetuk kamar Afnes secara perlahan, namun tidak terdengar seorang pun menjawab dan pintu kamar pun di kunci.

"Mungkin ia masih tertidur, kamarnya juga terkunci," ujar Tarnon.

Kemudian datanglah seorang wanita pelayan kerajaan yang menghampiri Ekh, terlihat bahwa ia sepertinya mengenal sosok Ekh dan juga Tarnon.

"Apakah anda berdua tuan Ekh dan Tuan Tarnon?" Tanya pelayan tersebut dengan ramah.

"Ya, benar," jawab Tarnon dengan kebingungan.

"JIka anda berdua sedang mencari nyonya Afnes, ia sedang berada di arena berlatih di halaman belakang. Mari, hamba tuntun menuju tempat tersebut," ujar sang Pelayan dengan tersenyum ramah.

Ekh beserta Tarnon pun berjalan mengikuti pelayan tersebut. Setelah berjalan cukup jauh, Ekh bisa melihat Afnes yang sedang berlatih menggunakan 2 bilah pedang miliknya di sebuah halaman yang luas. Melihat kedatangan Ekh dan Juga Tarnon, wajah Afnes langsung berubah menjadi berseri dan gembira.

"Selamat pagi Tuan Ekh! Hamba senang melihat anda sudah sehat sekarang!" sapa Afnes dengan wajah gembira.

"Selamat pagi Afnes, terima kasih atas ucapanmu, namun sekarang kita memiliki masalah yang harus kita bicarakan dengan Sang Raja, aku harus segera bertemu dengannya," ujar Ekh dengan tersenyum.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang