XVIII. Bad Omen

107 8 0
                                    

Ekh bersama Ratu Lelenia saling bertatapan dengan tenang, Ekh BEGITU terpana dengan kecantikan Ratu Lelenia yang sangat memikat. Ratu Lelenia pun datang menghampiri Ekh dengan perlahan, kemudian Ekh pun datang menghampiri Ratu Lelenia.

"Aku tidak percaya, sebuah cahaya nan terang sekarang berada tepat di hadapanku. Apakah ini mimpi atau ini bagian dari realita?" Tanya Sang Ratu.

"Kau tau siapa diriku?" Ucap Ekh keheranan.

"Kau adalah cahaya dalam ramalan, sebuah cahaya yang turun dari langit untuk dunia ini," JAWAB Sang Ratu.

Kemudian Ratu Lelenia menyentuh wajah Ekh dengan lembut, Ekh merasakan kehangatan tangan Ratu Lelenia yang membuat jantungnya berdegup kencang. Tatapan Ekh dan Ratu Lelenia pun beradu, waktu seakan terhenti dan angin pun berhenti bertiup pada saat itu.

"Cahaya yang malang, membatah perintah tuannya dan membuang dirinya dari langit. Takdir pahit dan tidak seharusnya terjadi, namun semua itu tidak akan bisa dirubah. Seberapa banyak pun kau tersenyum, luka yang ada di hati mu tidak akan pernah terobati. Jiwa mu merindukan rumah, tetapi hati mu terikat oleh perasaan cintamu pada dunia," ucap Sang Ratu dengan tersenyum hangat.

Ekh pun memegang tangan Sang Ratu yang hangat dengan perlahan, ia kemudian menatap sebuah sosok Elf yang begitu cantik dan menawan di hadapannya.

"Kau datang ke sini untuk meminta bantuanku, maka bantuan lah yang akan aku berikan. Dengan ini, maka takdir akan terikat dan pintu masa depan yang lain akan tertutup, kita semua akan berjalan menyusuri jalan setapak yang curam dan gelap," ucap Sang Ratu dengan wajah sedih.

"Apa maksud mu?" Tanya Ekh keheranan.

"Kau bersama seorang Dewa yang lain adalah api, maka Asrafan adalah lilin yang akan menampung api kalian berdua. Meski pun cahaya api tersebut indah dan menangkan, tetap saja api itu akan melelehkan Asrafan hingga tak bersisa," ucap Sang Ratu.

"Aku datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kalian, kau pasti keliru dalam menilaiku," ucap Ekh dengan tatapan serius.

"Ketika aku merasakan bahwa kau mendekati Gaiandale, aku langsung menutup pintu istanaku dan berharap untuk kau pergi, namun dunia ini memiliki cara lain untuk mempertemukan kau dan aku. Meskipun aku adalah seorang Ratu bangsa Elf, aku tidak bisa melepaskan belenggu takdir."

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" Tanya Ekh dengan wajah keheranan.

"Kau sudah mendengar ramalan itu bukan? Semestinya kau mengerti apa yang aku katakan, ramalan itu tidak terlalu rumit," ucap Ratu lelenia sambil membelakangi Ekh

"Tentang kemenangan yang tidak tejadi? Apa maksud dari ramalan itu?" Tanya Ekh.

"Ramalan itu berkata apa yang ia katakan, tidak ada teka teki yang rumit di dalamnya. Kemenangan yang kau dan saudara Dewa mu dambakan tidak akan pernah terjadi, itu adalah kenyataan yang ada di masa depan. Pihak manapun yang menang, Asrafan akan tetap melangkah menuju kehancurannya," jawab Sang Ratu.

"Aku adalah Dewa, aku akan menghentikan kehancuran Asrafan! Itu adalah alasan aku turun ke dunia ini, aku tidak akan membiarkan dunia ini hancur!" ucap Ekh dengan penuh keseriusan.

"Kau terbutakan oleh cinta mu pada dunia ini dan teman mu terbutakan oleh kebenciannya pada dunia ini, kalian berdua memang dewa yang malang," ucap Sang Ratu dengan tersenyum.

"Aku datang kemari untuk meminta bantuan mu dalam perang yang mungkin akan terjadi, apakah aku mendapat dukungan mu?" Tanya Ekh sambil memalingkan wajahnya dari Ratu Lelenia.

"Perang yang 'mungkin' akan terjadi? Perang itu sudah berlangsung dari pertama kau turun ke dunia ini meskipun kau tidak menyadarinya, kau hanya terlalu buta untuk melihatnya," ucap Sang Ratu dengan tersenyum.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang