XVI. The Iron Queen

105 9 0
                                    

Ekh, Denenthor, dan Rothomir akhirnya sampai di depan pintu masuk Gaiandale, mereka semua sampai pada saat siang tiba dan matahari bersinar terang di ujung langit.

Gaiandale terlihat begitu indah dan menawan, di dalam terdapat hamparan pohon hijau yang indah dan rindang yang menyatu dengan ratusan bangunan rumah. Di ujung kota Gaiandale kita bisa melihat istana kerajaan yang kecil namun unik, di tengah istana tersebut terlihat sebuah pohon tua besar yang konon asal muasal bangsa Elf dilahirkan.

Ekh, Tarnon, berserta Rothomir datang memasuki kerajaan Gaiandale dengan bersamaan, para Elf terlihat tersenyum dan menyapa Ekh dengan ramah. Situasi ini terasa sangat berbeda ketika Ekh pertama kali datang di desa manusia, mungkin para Elf disini menyangka bahwa Ekh adalah salah satu dari mereka, kemudian Rothomir membawa Ekh dan Denenthor menuju sebuah tempat di tengah kota, tempat tersebut ternyata rumah sakit dimana Tarnon berada.

"Baiklah tuan Ekh, hamba hanya bisa mengantar sampai disini saja. Hamba yakin Nyonya Afnes berada di dalam bersama manusia yang bernama Tarnon, hamba memiliki kepentingan di tempat lain," ucap Rothomir dengan tersenyum.

"Baiklah, terima kasih telah mengantar kita sampai disini Rothomir," balas Ekh dengan tersenyum.

Ekh dan Denenthor pun datang memasuki rumah sakit tersebut, kemudian mereka berbicara dengan seorang perawat disana untuk mengetahui keberadaan Tarnon. Sang perawat akhirnya mengantar Ekh berserta Denenthor menuju tempat Tarnon berada, ketika sampai, terdengar lah Afnes berserta Tarnon yang sedang berbincang satu sama lain. Melihat kedatangan Ekh dan Denenthor, Afnes dan Tarnon pun menghentikan pembicaraan mereka. Afnes langsung datang menghampiri Ekh dan membungkuk, ia merasa bersalah karena ia telah lalai hingga nyaris membuat nyawa Tarnon melayang.

"Hamba mohon maaf tuan Ekh, hamba benar benar merasa bersalah," ucap Afnes dengan perasaan menyesal.

"Itu hanyalah sebuah kecelakaan, tidak ada yang tahu bahwa hal itu akan terjadi," ucap Ekh dengan tersenyum.

"Hey kalian berdua, apa yang membuat kalian berdua begitu lama untuk sampai disini?" tanya Tarnon dengan tersenyum.

Terlihat sebuah perban yang melilit kaki Tarnon, namun ia jauh lebih baik sekarang. Ekh dan Denenthor pun menghampiri Tarnon dengan terseyum, mereka bersyukur bahwa Tarnon ternyata tidak apa apa.

"Bagaimana penyembuhan mu? Apakah kau sudah bisa berjalan?" Tanya Denenthor.

"Perawat Elf itu berkata bahwa masih ada sedikit racun yang tersisa di dalam tubuhku, aku tidak boleh banyak bergerak untuk sementara waktu atau racun tersebut akan kembali menyebar," umpat Tarnon dengan perasaan Jengkel.

"Racun dari tanaman apa yang kalian pakai?" Tanya Denenthor kepada Afnes.

"Itu rahasia, hanya personil militer yang boleh mengetahui nama racun tersebut," jawab Afnes.

"Baiklah, kau beristirahat sekarang. Kita berdua akan menghadap Sang Ratu, yang terpenting kau bersitirahat dengan cukup," ucap Ekh dengan tersenyum.

"Pergilah, mendengar ucapan itu membuat racun di dalam tubuhku terasa semakin menyebar. Aku akan berjumpa dengan kalian secepatnya, aku hanya perlu beristirahat satu atau dua hari lagi sebelum benar benar pulih," ucap Tarnon dengan sedikit tertawa.

"Baiklah Afnes, tolong bawa kami menuju ruangan Sang Ratu," pinta Ekh.

"Baiklah, aku akan memimpin jalan kalian," ucap Afnes.

Ekh, Denenthor, berserta Afnes pun pergi meninggalkan Tarnon sendiri, mereka semua berjalan menuju Istana kerajaan untuk bertemu Sang Ratu. Setelah berjalan beberapa lama, Ekh dan yang lain akhirnya sampai di depan pintu depan Istana. Terlihat beberapa prajurit Elf berpakaian lengkap menjaga pintu masuk Istana yang tertutup, mereka memakai baju zirah berwarna hijau yang indah dengan sebuah jubah emas di belakang mereka.

Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang