Tampak Nagnur yang berjalan menuju ruangan Nokt dengan perlahan, ia tampak cemas dan juga khawatir dengan panggil Nokt yang satu ini.
"Bajingan! Mengapa hal ini terjadi sekarang! Aku berencana untuk menyalahkan Haba atas kegagalanku dalam membunuh Dewa Ekh itu! Mengapa hal ini terjadi!" guman Nagnur yang marah di dalam hatinya
Setelah Nagnur berada di dalam ruangan singasana, ia melihat Erebus dan juga Nokt yang sedang menunggu kedatangannya. Tampak Nokt yang memandang Nagnur dengan tajam, ia memanggil Nagnur ke sini untuk sebuah kegagalannya.
"Nagnur, aku memanggilmu ke sini karena sebuah masalah. Sebuah masalah yang menyangkut saudara dewaku, Ekh," ucap Nokt dengan menatap Nagnur dengan serius.
"Hamba siap medengarkan, Tuanku," ucap Nagnur dengan berlutut dan gugup.
"Setelah kita berada di Kota Falnagur selama satu minggu, aku mendapatkan kabar dari salah satu mata mataku. Bahwa Tim pembunuhmu telah gagal dalam membunuh Ekh, mereka semua mati dengan habis tercincang tak bersisa menjadi segumpalan darah di tanah. Apakah kau tahu tentang kabar ini, Nagnur?" tanya Nokt dengan menatap tajam Nagnur.
"H-Hamba telah tahu tentang kabar itu, Tuanku," jawab Nagnur dengan pasrah.
"Aku kehilangan pijakanku pada kawasan Dwarf dan sekarang kabar buruk lain datang menyertai, apakah tidak ada seorang pun yang ada di ruangan ini yang dapat membuatku senang?!" teriak Nokt dengan lantang.
"Tuanku, tolong tenangkan dirimu," ujar Erebus dengan tenang.
"Di ruangan ini yang dapat mengerjakan apa yang aku perintahkan hanya Erebus seorang, dia adalah contoh sempurna bagaimana para pasukanku seharusnya bertindak," ucap Nokt dengan nada serius.
"H-Hamba mohon maaf Tuanku, karena hambamu yang hina ini telah mengecewakanmu," ucap Nagnur dengan gugup.
"Kau adalah ciptaan pertamaku, Nagnur. Aku berharap banyak padamu, namun kau telah mengecewakan aku. Kau harus membayar hukumanmu, kepalamu akan di pajang di depan pintu gerbang Falnagur sebagai pertanda bahwa kegagalan tidak akan diterima disini!" ucap Nokt dengan serius.
"H-hamba siap, Tuanku. Jika kepala hamba yang Tuanku mau, maka hamba siap memberikannya," ucap Nagnur dengan pasrah.
Nokt pun beranjak turun dari atas singasananya menuju tempat Nagnur, kemudian terlihatlah Nokt yang menggenggam bola cahaya kegelapan miliknya dan membentuk sebilah pedang. Sesampai di samping Nagnur, tampak Nokt yang mengangkat pedangnya dengan tinggi.
"Tunggu sebentar, Nokt," ujar E'loi dengan tiba tiba.
"Oh, Kawanku E'loi. Sudah lama sekali kita tidak berbicara, aku pikir kau telah pergi meninggalkanku," ucap Nokt dengan tersenyum.
"Aku tidak pergi, Nokt. Aku terus mengawasi setiap gerak gerik dan pilihan yang kau ambil, sekarang aku akan memberhentikanmu dalam memilih sebuah keputusan yang salah," ucap E'loi.
"Apa maksudmu? Dia telah gagal dalam melakukan tugasnya, ia pantas mendapatkan hukuman ini. Aku telah memberikannya banyak kesempatan, bahkan seharusnya ia telah mati ku penggal beberapa bulan yang lalu," yanya Nokt kebingungan.
"Pikirkan tentang hal ini, Nokt. Para Lozrok sudah terbiasa dipimpin oleh Nagnur, meskipun para Lozrok takut padamu, namun mereka menghormati Nagnur. Ada perbedaan besar antara menghormati dan takut, kita akan pergi menuju medan perang dan kita membutuhkan sosok Nagnur untuk memimpin pasukan kita. Jika kau membunuhnya, sama saja kau membunuh rantai kepercayaan pasukanmu," ujar E'loi dengan serius.
"Apakah kau meremehkanku E'loi? Aku bisa memimpin pasukanku sendiri dan aku juga sudah memiliki Erebus sekarang, aku tidak membutuhkannya! Nagnur tidak lebih dari sebilah pedang yang dapat ku buang dengan mudah, sekarang ia telah menjadi pedang yang tumpul dan tidak berguna," ucap Nokt dengan wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrafan : The Dance of Two Flame (END)(Buku pertama)
FantasyBuku Pertama dari Asrafan Universe Asrafan adalah nama dari sebuah benua besar dimana ras Elf, Dwarf, dan Manusia Hidup dengan bersama sama. setelah peperangan yang berlangsung antara Elf dan Dwarf, dunia kembali memasuki era perdamaian yang panjan...