0.5

12.2K 1.3K 37
                                    

Tiada kesan tampa Vote & comment kalian😆😆

___________


Kelas sudah selesai dan untungnya hari ini emosi gue stabil, stabil sedihnya.

Gue hampir mau nangis ditengah-tengah mata kuliah tadi. Untungnya gue bisa tahan. Luhan, sempat memepertanyakan keadaan gue. Sepertinya hanya dia yang merasa kalau gue sedang bersedih.

"Gue antar pulang ya?" Luhan memberi tawaran seperti ia tahu kalau kali ini tidak ada yang menjemput gue.

"Ngga perlu, gue bisa sendiri kok. Makasih." Tolak gue secara halus.

Kestabilan kesedihan gue tidak bertahan lama, karena sekarang gue mereasa sangat amat cemas akan sesuatu. Dan persetan dengan semua yang ada, gue gak tahu sama sekali apa yang buat gue secemas ini.

"Sa gue antar pulang aja ya? Lo kayanya ga sehat." Luhan dengan berani meletakkan jemarinya ke dahi gue, "lihat ini, lo keringat dingin."

Setelah Luhan, gue juga menyeka keringat yang ada di dahi gue. Fase ini pernah terjadi sebelumnya dan bagi gue fase seperti ini sangat menyiksa. Sungguh menyiksa.

"Gue baik-baik aja." Gue mengambil tas dan berjalan cepat meninggalkan kelas dan Luhan.

Gue mengambil sapu tangan milik dokter Sehun yang belum gue kembalikan untuk menyeka keringat di dahi dan leher gue. Setelah menghirup banyak udara, gue merasa lebih baik.

Gue mengambil nafas terdalam kemudian mengembuskannya lewat mulut. Sebelum berjalan dari kampus ke asrama gue harus memastikan diri gue stabil, gue gamau tiba-tiba ada apa-apa di jalan mengingat gue sendirian.

"Saena." Panggil seseorang dari arah parkiran.

Gue menoleh ke asal suara. Setelah melihat orang yang menyerukan nama gue itu, gue tersenyum ke arahnya. Itu Kris yang sedang berdiri di samping mobilnya.

Dia perlahan berjalan menuju gue. Kaki panjangnya membuat langkahnya menjadi lebar dan sekarang ia sudah ada di hadapan gue.

"Kita perlu bicara." Kris menarik lengan gue dan mempersilahkan gue untuk masuk ke dalam mobilnya.

Kris tahu gue belum makan siang, dia ngajak gue buat makan dan sekaligus bicara disana.

Gue yakin Kris masih sayang sama gue. Gue bisa ngerasain itu. Hanya saja dia sedikit cuek dan diam. Seketika gue merindukan ocehan-ocehan Kris yang biasanya justru membuat gue terganggu.

Kris juga memesankan makanan untuk gue sebagaimana yang selalu ia lakukan setiap ngajak gue makan keluar.

"Aku minta maaf. Ga seharusnya aku bentak kamu. Aku minta maaf Sa." Kris menundukkan wajahnya menyesal.

"Heey, aku gapapa okee? Kamu disini sekarang dan itu udah cukup untuk aku."

"Dan maaf kita ngga bisa kaya dulu lagi." Deg. Satu tusukan tajam seperti menembus jantung gue sesaat.

"M-maksud kamu?"

"Aku mau fokus untuk kuliah dan mempercepat wisuda aku sampe bulan depan. Maaf Sa." Sedari tadi Kris belum ada sama sekali menatap gue, dia selalu menatap ke objek yang lain.

Doctor Oh ● Sehun EXO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang