Kris masih dengan penyesalannya. Masih menyesali mengapa melepaskan Saena begitu aja. Dengan bodohnya Kris meneriaki Saena di hadpan temannya dan membiarkan Saena pulang tanpanya.
Di tengah gemerlap suasana bar langganannya itu, Kris hanya melamun sambil memegang tequillanya. Sepupunya yang merupakan pria paling digemari para wanita itu memandang Kris lalu menggelengkan kepalanya. Kai heran, kenapa harus sefrustasi itu hanya karena wanita.
"Kris kenalin ini Grace." Kai membawakan seorang wanita berdarah Jerman yang cukup sering mengunjungi bar tersebut.
"Gue balik dulu." Kris bahkan tidak melihat wajah wanita yang ada di sebelah Kai.
Sebelum hari pernikahan tiba, Kris masih punya waktu untuk berbicara baik-baik dengan Saena. Kris masih sangat yakin jika Saena juga masih punya rasa itu, rasa yang dulu mereka punya bersama.
Tanpa ada rasa ragu, Kris tau harus kemana ia membawa dirinya. Ia sedikit melajukan stir mobilnya agar tidak terlalu malam untuk sampai ke kediaman kakeknya dimana Saena saat ini tinggal.
"Lo gabisa nikah sama cewe gue Hun." Emosi Kris ditengah perjalanannya.
Kris memang tidak ingin untuk bertengkar dengan sepupunya sendiri, tapi sepupunya itu akan menikah dengan gadis yang masih dicintainya.
Sebelum masuk ke dalam rumah dan menemui Saena, Kris berusaha untuk tenang dan mencoba menjadi dirinya saat menjadi kekasih Saena. Kris mencoba menghidpkan suasana seolah ia akan mengunjungi Saena sebagai kekasihnya. Seperti saat Kris menjemput Saena di asramanya yang sedikit menyebalkan karena tidak memperbolehkan pria masuk.
"Saena ada bi?" Tanya Kris.
"Di kamarnya tuan. Nona sedang tidak enak badan." Jawab sang pelayan.
"Oh benarkah?" Setelah satu anggukan dari pelayan itu, Kris melangkahkan kakinya dengan cepat karena ia merasa khawatir.
Pintu kamar Saena tidak ditutup. Kris masuk ke dalam kamarnya yang gelap tanpa ada pencahayaan.
Kris mencoba mencari dimana tombol switch untuk memberi penerangan di dalam ruangan ini dan untuk melihat keberadaan Saena. Setelah menemukan tombol switchnya, Kris melihat sesuatu yang membuat hatinya hancur. Baru kali ini terasa sangat sakit, mungkin bisa dibilang ini adalah patah hati terburuk dalam riwayat hidupnya.
Saena lelap tertidur dalam pelukan Sehun. Mereka bahkan belum resmi menjadi suami istri, ditambah lagi kenapa lampu ruangan ini harus dipadamkan. Seingat Kris, Sehun tidak suka tidur dalam kegelapan, begitu juga dengan Saena.
Untuk menyalurakan amarahnya, kris mengambil sebuah vas bunga di dekat nakas lalu membantingnya ke lantai sehingga mengeluarkan suara yang membuat mereka bangun.
"Kris/Kris?" Kaget keduanya.
"Iya ini gue. Kenapa kaget?" Lontar Kris.
"Lo mau apa kesini?" Tanya Sehun, ia merasa tidak senang dengan kehadiran Kris. Suasana akan kedatangan Kris akan memperburuk keadaan Saena.
"sorry to say. Tapi jujur ya Sa, aku kasian sama kamu yang punya orang tua matre. Mau-maunya aja jodohin anaknya ke siapa aja asal dapetin harta. Dengerin ya, harusnya yang dijodohin itu aku sama kamu tapi aku ga sudi dijodohin cuma demi dapetin harta keluarga aku." Kris kehilangan arahnya, ia tidak terkontrol akibat situasi ini.
Sehun bangkit dari kasur itu dan berusaha membawa Kris keluar dari kamar Saena. Namun saat ini, Kris benar-benar dalam titik paling hancurnya.
"Please ini bukan waktu yang tepat Kris." Bisik Sehun.
"Papa ga kaya gitu!" Bela Saena akan ayahnya.
Kris menyingkirkan tangan Sehun yang mendorongnya untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Oh ● Sehun EXO✔️
Fanfiction[Completed] "Memangnya kenapa lagi? Kamu itu pasien saya. Tanggung jawab saya."