Apa yang selalu Saena takuti akhirnya terjadi juga. Ia sangat tidak ingin untuk masuk ke rumah sakit atas apa yang ia derita sekarang, namun Saena tidak punya pilihan.
Sejak semalaman, Sehun tidak meninggalkan Saena sama sekali. Karena dalam tidurnya Saena tetap mengigau tentang hari beratnya saat itu. Kedatangan ibunya yang sangat menyakiti hatinya kemudian yang sangat menjengkelkan Sehun saat kedatangan Kris yang menjadi salah satu pemicu keadaan Saena.
Kini selain Kris dan Sehun akhirnya ada satu orang lagi yang mengetahui tentang penyakit Saena. Satu-satunya keluarga Saena yang mendapat kepercayaan Sehun adalah abang tiri dari Saena yaitu Taemin. Sebagai dokter kejiwaan yang mengerti tentang psikologi, Sehun dapat menilai dengan baik jika Taemin orang yang tulus.
"Kenapa adek gue kaya gini?" Heran Taemin diselingi dengan amarah melihat Saena terbaring di bangsal kamar pasien penyakit jiwa.
Begitu mendapat panggilan dari Sehun, Taemin langsung bergegas ke rumah sakit tanpa memberi tahu mama atau papanya seperti yang diminta Sehun.
"Kenapa dia ditangani disini, memangnya dia sakit apa?" Lebih tegas Taemin karena Sehun belum merespon pertanyaannya.
"PTSD dan Bipolar Disorder." Jawab Sehun berusaha tenang.
"Apa maksudnya itu?"
"PTSD singkatnya gangguan kecemasan yang disebabkan karena trauma tertentu dan Bipolar itu sejenis kepribadian ganda dalam satu individu."
Taemin seketika lemas mendengarnya, ia memang belum terlalu memahami maksud dari perkataan Sehun. Namun, mendengar trauma membuat Taemin tergertak hatinya. Ia bisa menebak kemana arah pembicaraan itu.
"Trauma?"
"Masa kecilnya tidak sebahagia anak-anak lainnya. Perceraian orang tua dan tak sering papa kalian itu menampar Saena saat ia masih sangat belia."
Ya Tuhan, ingin sekali rasanya Taemin mengulang waktu agar pada saat itu ia sudah mengerti semuanya dan bisa memeluk Saena saat Saena kecil menangis akibat tamparan ayahnya sendiri.
Taemin mendekat ke bangsal milik Saena. Adiknya itu kini sedang tertidur, Taemin mengelus-elus rambut Saena dengan sangat perlahan.
Meskipun hanya adik tiri, Taemin sangat menyayangi Saena. Ia merasa sangat berdosa karena membiarkan adiknya itu menderita sendirian.
"Bagaimana dengan mamanya?" Tanya Taemin lagi.
"Mereka sudah lama tinggal secara terpisah."
Saena benar-benar sendirian. Taemin tak mengerti lagi mengapa mereka membiarkan Saena hingga memendam penyakit kejiwaan seperti ini.
"Jadi apa yang harus gue lakuin supaya adik gue bisa sembuh?"
"Jangan lagi sakiti hatinya." Ujar Sehun dengan sangat tulus. Ia seolah memberi ultimatum karena kepeduliannya kepada Saena.
"Pasti. Gue akan memastikan ga ada lagi yang bisa sakitin Saena. Tapi kapan dia boleh pulang dari sini?"
Sambil melihat Saena yang masih belum sadarkan diri akibat dari bius yang ada dalam tubuhnya, Sehun menatap Saena lalu berkata kepada abang dari gadis itu, "Sebenarnya Saena akan lebih baik jika berada disini dulu. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya dan akan ada yang mengurusnya."
"Kalau memang Saena harus menghindar dari orang-orang untuk kesembuhannya bukan ini tempatnya. Tempat ini pasti akan membuat Saena semakin tertekan." Ungkap Taemin, mempertimbangkan keadaan adiknya.
"Lalu?"
"Ada apartemen milik gue pribadi yang cuma gue yang tau. Mungkin untuk sementara Saena bisa ada disana dengan ditemani tim medis."
Taemin mengerti kondisi rumah sakit khusus penyakit jiwa ini tidak efisian bagi Saena.
"Ada baiknya pernikahan ini ditunda." Cetus Sehun setelah mempertimbangkan banyak hal.
"Dengan keadaan mentalnya seperti ini yang paling penting adalah kesembuhan Saena. Berbicara kesembuhan, apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi jika Saena tidak disembuhkan?" Taemin sangat khawatir dengan kesembuhan adiknya.
"Seperti penyakit mental lainnya, yang paling buruk adalah ketika mereka ingin mengakiri penderitaan dengan mengakhiri hidupnya atau kasarnya melakukan percobaan bunuh diri."
Membayangkannya saja membuat Taemin takut. Tindakan tidak terpuji itu tidak akan Taemin biarkan terjadi pada Saena. Begitu juga dengan Sehun.
"Ada kemungkinan juga jika mereka mengalami hilang ingatan. Ingatan mereka akan mundur ketika momen dimana kejadian yang buruk itu terjadi dan melupakan sedikit banyak ingatan yang ada di masa kini." Jelas Sehun.
Taemin masih punya banyak hal yang harus ia lakukan bersama Saena, ia tidak akan sanggup membayangkan jika Saena lupa dengan dirinya.
"Tapi untuk hilang ingatan itu hanya 8 persen dari total pasien yang menderita mengalami gejala tersebut."
Mendengar itu Taemin sedikit lega walaupun terbaringnya adiknya di bangsal itu sangat membuat dirinya khawatir.
"Tolong lakukan apapun supaya Saena bisa sembuh." Pinta Taemin.
"Tentu saja. Saya juga tidak sanggup jika melihat Saena terus-terusan begini."
Taemin tersenyum mendengar perkataan Sehun. Ia ikut senang jika ada orang lain selain dirinya yang juga ikut menjaga Saena denga ikhlas. Tidak seperti ayah kandungnya yang punya kepentingan lain dibalik kasih sayang semunya itu.
"Sehabis ini, saya akan berbicara dengan kakek untuk menunda pernikahan ini dan merahasiakan keberadaan Saena dari siapapun. Saena akan tetap kuliah, dan saya sendiri yang akan memastikan dia di antar dan di jemput lalu langsung pulang ke apartemen yang dibicarakan tadi."
Meskipun untuk kalangan pria ini tidak wajar, tapi dengan sangat tulus Taemin memeluk Sehun sambil mengatakan, "gue bersyukur Saena punya lo."
Sehun akan memastikan hari-hari Saena hanya akan dipenuhi dengan orang yang memberikannya kasih sayang.
[TBC]
HUAAA AKHIRNYA UPDATE.
Gimana masih asik ga sih cerita yang ini?????Terus kalian kalo punya saran ttg alur cerita selanjutnya bisa komen juga ya! Soalnya aku jg stuck mau dibawa kemana cerita ini😌.
Bonus pict cogan, dokternya Saena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Oh ● Sehun EXO✔️
Fanfiction[Completed] "Memangnya kenapa lagi? Kamu itu pasien saya. Tanggung jawab saya."