Mian mian...
________
🔙to Saena POV
Gue bangun dari tidur seperti gue sudah tidur dalam waktu yang sangat lama. Namun, ketika gue melihat jam, hanya 3 jam berlalu sejak kejadian dari cafe itu. Terakhir yang gue ingat, gue pulang sama sepupu Kris, dokter Sehun.
"Sudah bangun nona Lee?" Gue dikagetkan dengan keberadaan penjaga asrama yang sekarang ada di kamar gue.
"Nyonya Kim, ada apa dengan saya?" Heran gue.
"Tadi kamu dibawa sama seorang lelaki yang mengaku sengai dokter. Kamu pingsan, sepertinya kamu kelelahan. Jangan terlalu paksakan diri, oh iya kalau kamu sudah baikan saya harus turun ke bawah. Saya masih punya banyak kerjaan." Tutur si penjaga asrama putri itu.
Gue mengulum senyum dan mengangguk untuk memberikan jawaban. Merasa puas dengan jawaban gue, nyonya Kim itupun keluar meninggalkan gue sendirian di dalam kamar.
Oh Sehun
Maaf, kamu jadi tidak sadarkan karena obat penenang yang saya suntikan ke kamu tadi.Saena
It's okay, makasih soal yang tadi.
Nanti gue ganti uang lo yang lo pake buat ganti rugi di cafe tadi.Oh Sehun
Ya, kamu harus menggantinya dengan berkunjung ke rumah sakit saya.
Hari sabtu pukul 4 sore.Saena
Wait, no. Gue bakal ganti dengan uang bukan dengan waktu gue.
Gue ga akan mau datang ke rumah sakit.Oh Sehun
Come on, don't push yourself so hard.
Kalau kamu tetap tidak mau, saya yang jemput kamu.Gue melempar handphone berwarna rosegold itu ke sembarang arah di atas kasur gue. Dan kemudian mengambilnya lagi.
Oh Sehun
Maaf kalau saya lancang.
Tapi sebaiknya kamu harus menurunkan semua foto Kris yang ada di dinding asrama kamu.Gue melihat ke sekeliling. Dinding asrama yang telah penuh dengan foto gue dan Kris. Semua tentang gue dan Kris, hanya ada 1 foto mama yang gue letak di atas nakas.
Dari mulai foto pertama gue dan Kris saat acara tahunan kampus sampai foto terakhir kami liburan di pantai.
Sama seperti dinding ini, jika gue kehilangan Kris, akan terasa kosong dan hampa.
Entah apa yang ada di pikiran sokter Sehun saat.... WAIT dia masuk kamar gue dong?
Saena
Lo masuk ke kamar gue?!!!Oh Sehun
Petugas asrama yang sudah berumur itu nggak sanggup kalau gendong kamu sampe atas.Secara resmi akhirnya ada pria yang melangkah masuk ke dalam asrama ini. Begitu ketatnya peraturan yang tidak membenarkan seorang pria masuk, kini sudah terpecahkan oleh dokter Sehun. Kecuali petugas security.
Gue jadi heran emang security pada kemana sampe dokter Sehun cuma ketemu sama penjaga asrama.
Tidak mau ambil pusing tentang itu, gue pun memilih untuk mengerjakan beberapa tugas kuliah yang belum sempat gue kerjakan.
Kali ini tugas yang gue kerjakan serasa lebih ringan untuk dicerna oleh otak gue.
Entahlah, setelah suntikan dari dokter Sehun tadi, gue merasa eum--normal. Kalian pasti mengerti apa yang gue maksud dari normal.
Obat apa itu? Kalau gue bisa mendapatkan obat itu dan memakainya setiap hari, gue bisa kembali normal dan kris bisa kembali lagi bersama gue.
Saena
Btw. Gue bakal lunasin hutang gue dengan datang ke rumah sakitlo seperti yang lo bilang.Oh Sehun
Great, I'll see you later.Setelah percakapan dengan dokter Sehun, gue masih menanti sebuah pesan dari Kris.
Sejak Kris meninggalkan gue di cafe dan setelah semua insiden yang telah gue lewati, belum ada kabar lagi darinya.
Tugas kuliah udah selesai, setelah itu gue melihat ke sekeliling kamar untuk tugas lainnya yang mungkin belum gue kerjakan.
"Astaga gue belum nge-laundry bajuu!" Panik gue saat melihat tumpukan baju di dekat kamar mandi.
Gue mengambil keranjang yang berisikan baju kotor itu keluar untuk gue loundry di tempat khusus loundry yang tersedia di asrama ini.
"Hay Dar." Sapa gue kepada salah satu penghuni asrama yang ada di ruangan loundry ini.
"Oh heyy Saa. Kelupaan ngeloundry huh?" Tanya Dara melihat setumpukan baju yang gue bawa.
"Ya begitulah." Ujar gue sambil tersenyum.
"Seisi asrama pada gempar karena ngeliat lo tadi." Kata Dara.
Awalnya gue ingin tak menghiraukan Dara karena gue ngga suka percakapan basa-basi. Tapi akhirnya gue menanggapi percakapan itu setelah Dara mengungkit dokter Sehun.
"Apalagi karena lo digendong cowo ganteng. Dia siapa sih? Cowo lo? Tapi gue rasa cowo lo bukan yang itu deh. Cowo baru lo yaa?"
"Em,, dia cuma kenalan gue kok. Kebetulan gue pingsan terus dia yang tolongin gue." Jelas gue acuh tak acuh sambil memasukkan baju-baju itu ke mesin loundry.
"Ohh cuma kenalan. Dia single ngga? Kalo iya kenalin gue dongg."
Gue mulai merasa tidak nyaman dengan percakapan seperti ini. Percakapan yang seharusnya setiap wanita lakukan tetapi bagi gue percakapan seperti ini hanya membuang-buang waktu.
"Kayanya udah deh." Meskipun gue gatau kebenarannya, gue mencoba agar Dara tidak melanjutkan omong kosongnya.
"Yaaah, gini deh. Namanya siapa?"
"Sehun, Oh Sehun." Jawab gue mulai dingin.
"Udah kerja atau masih kuliah?"
"Kerja." Gue udah jawab sesingkat dan sedingin mungkin supaya dia mengerti kalau gue tidak ingin berada dalam percakapan ini lagi.
"Biar gue tebak, CEO?"
"Engga. Dia dokter keji--. Dia dokter." Tentu aja gue ngga mau memberi tahu jika dokter itu adalah dokter kejiwaan yang ingin mengobati gue.
"Wawww. Untuk ukuran dokter dia sangat-sangat hot." Ujar Dara, dan dalam hati gue juga ikut mengakui perkataan Dara tadi.
Syukurlah gue kelupaan untuk mengambil sabun cuci. Gue jadi punya alasan untuk meninggalkan Dara dan menghindar dari percakapan ini.
Look meskipun gue ngga nyaman dengan percakapan barusan, setidaknya gue tidak memunculkan emosi gue terhadap ketidaknyamanan gue kepada Dara.
[TBC]
Please click that star button🌟👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Oh ● Sehun EXO✔️
Fanfiction[Completed] "Memangnya kenapa lagi? Kamu itu pasien saya. Tanggung jawab saya."