| PROLOG |

19.9K 1.3K 81
                                    

"Hyung, kau bilang aku adalah matahari, itu artinya jika senja membawaku pergi suatu saat nanti, kau akan baik-baik saja kan?"

-
-
-

DUSK
By Lien

Suara gemercik air hujan terdengar begitu tenang membuat seorang pemuda dengan coat putih saljunya terpejam menikmati suara tetesan air hujan turun membasahi pasir yang ia pijak. Terulas senyum indah dibibir kala hujan secara perlahan mulai mereda.


Kedua kelopak mata itu terbuka, menampilkan manik indah yang menatap tepat ke arah matahari yang tersisa separuh di ujung lautan.

Kedua tangan mengepal sempurna dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipi putih bersih diiringi lirihan penuh rasa sakit tak kasat mata.

"Aku benci senja," hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut kemudian.

Mengigit bibir bawah erat untuk menahan isakan pun gejolak emosi dari dalam diri, sampai ketika matahari telah sempurna menghilang, tubuh rapuh itu meluruh di tengah jutaan pasir putih yang sebagian telah mengotori panjang celana hitamnya.

"AKU BENCI SENJA!"

Teriakan yang terdengar amat sangat keras menjadi awal dari rubuhnya pertahan yang selama ini dia bangun amat kuat. Luapan emosi yang telah ia tahan akhirnya terdengar, beriringan dengan suara deburan ombak yang memekakan telinga.

Dia menangis kencang seolah seorang diri di pesisir pantai itu.

Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatap dari kejauhan, sepasang mata yang menatap dengan sendu, sepasang mata yang menatapnya penuh rasa sakit.

'Jika kau membeci senja, itu artinya kau juga membencinya Hyung,'

-
-
-

DUSK
'Ketika senja membawamu pergi,'
_________

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang