| DUSK |~ CHP 32

2.9K 489 124
                                    

Happy Reading

-
-
-

Taehyung terpaku menatap jemarinya yang gemetar hebat. Ia masih terisak lirih walau kini Jimin telah ditangani di dalam sana. Termenung sendirian di tengah kesunyian yang menyelimuti diri, bahkan ia coba tuli kala seorang perawat datang sesekali dan menawarkan dirinya untuk melakukan pemeriksaan saat melihat betapa memprihatinkan kondisi diri saat ini.

Si tampan bungkam. Enggan berbicara sama sekali. Sampai suara derap langkah kaki datang menyapa indra pendengarannya yang sebelumnya tertutup oleh sunyi. Itu Yoongi, dan eomma Jimin, Park Hyeri. Dua wajah penuh kekhawatiran yang berlari menghampiri sembari menatap dirinya meminta penjelasan.

"Apa yang terjadi?! apa yang terjadi pada Jiminieku?!" pekik Hyeri tepat di hadapan Taehyung.

Kala sang bibi terlihat begitu kacau, Yoongi coba menenangkannya. Ia meminta wanita paruh baya itu duduk dengan tenang pada kursi tunggu depan ruangan di mana Jimin tengah ditangani. Yoongi terus mengucap kalimat penenang untuk mengurangi kepanikan Hyeri dan terus meyakinkan jika Jimin akan baik-baik saja.

Saat Hyeri terlihat lebih tenang, Yoongi menghela dalam. Ia selanjutnya memilih mendekati Taehyung yang masih terduduk diam. Berjongkok di hadapan pemuda itu, lantas berucap lembut kala sadar keadaan yang lebih muda juga terlihat tidak begitu baik.

"Tae, hei, ada apa? bagaimana bisa seperti ini?" tuturnya lirih.

"A-aku ... salahku, Jimin, karnaku hiks ..., Hyung hiks, aku minta maaf," sahut anak itu sembari terisak hebat. Yoongi bungkam. Ia menoleh ke arah Hyeri yang kini menatap Taehyung dengan pandangan tidak mengenakan. Memahami situasi, pria tampan tersebut memilih mendudukan diri di antara Hyeri dan Taehyung dengan jemari yang bergerak mengusap lembut punggung tangan sang bibi, coba kembali menenangkan saat sadar wanita paruh baya itu sedikit terpancing.

Si pucat kembali menghela napas dalam. Ia bersandar pada dinding dingin rumah sakit sembari memijit pangkal hidungnya kala rasa pening datang menghampiri. Sekarang, ia sama sekali belum tau apa yang terjadi pada adiknya, Taehyung belum dapat ditanya, anak itu masih terlihat sangat shock akan keadaan.

Cukup lama mereka menunggu di tempat ini, belum ada tanda-tanda pintu ruangan itu akan terbuka. Menunggu cemas, Yoongi hanya dapat memohon dan berharap, tidak ada sesuatu yang serius terjadi ada adik sepupunya tersebut.

Hingga dalam keheningan, suara derap langkah kaki terdengar mengusik. Pemuda berkulit pucat itu menoleh, dan menghela lega kala melihat sosok Jungkook berlari mendekat. Yah, dia sudah menghubungi Jungkook tepat setelah Taehyung menelponnya, mengatakan ia ada bersama Jimin di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Hyung?!" Tentu saja setelah sampai sana, Jungkook bergerak panik di hadapan sang kakak. Memeriksa setiap inci tubuh Taehyung dengan sangat protektif, lantas berucap panik, "Hyung bagaimana bisa ... aish! kau baik-baik saja? sesuatu terjadi?"

"Hiks, Jimin ...," bukan jawaban, justru isakan yang kembali terdengar. Taehyung meremat erat lengan sang adik yang terjulur menyentuh bahunya. Di sisi lain Jungkook terdiam bingung, ia menoleh ke arah Yoongi untuk meminta penjelasan, namun yang lebih tua menggeleng, tanda bahwa ia juga tidak tau.

"Hyung, kita pulang ya?" tawar sang adik kala merasa tidak akan baik jika kakaknya terus berada di sini, menangisi Jimin yang entah bagaimana keadaannya sekarang. Tapi sepertinya tawaran darinya tak diterima baik oleh sang kakak, terbukti dari sorot mata tajam Taehyung yang menatapnya penuh amarah.

"Tidak mau!" pekiknya keras membuat Yoongi dan Hyeri sedikit tersentak. Jungkook memejamkan mata singkat, membujuk Taehyung tentu saja bukan perkara yang mudah.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang