| DUSK |~ CHP.17

4.2K 595 246
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Tehyung menutup tas biolanya saat jam sudah menunjukan pukul Setengah 5 sore. Dia menolehkan kepalanya untuk sekedar mengamati seisi ruangan yang terlihat semakin sepi karna beberapa anggota sudah pulang sejak setengah jam yang lalu saat kelas dibubarkan.

Dia mengangkat tas biolanya dan membawanya dengan tangan kirinya. Suara piano tampak mengalun indah di ruangan itu, namun terdengar samar karna tertutupi oleh suara harpa dan bass yang terdengar begitu kencang.

Taehyung menoleh, dia tersenyum tipsi ke arah Minho dan Daehee yang tengah fokus bermain dengan alat musik mereka. Tanpa sengaja matanya menangkap Yoongi yang semula bermain piano kini memilih berdiri dan berjalan ke arahnya. Taehyung pikir Yoongi ingin keluar dari ruang musik melihat tatapan pemuda tersebut sama sekali tak melihat ke arahnya melainkan ke arah pintu yang terbuka lebar di hadapannya. Maka dengan langkah cepat Taehyung berjalan melewati pintu. Takut menghalangi jalan Yoongi, mengingat sejak tadi dia berdiri tepat di depan pintu besar ruangan tersebut.

Saat dirinya telah berada di depan ruang musik, Taehyung memilih melanjutkan langkahnya ke tempat dimana dia yakini adanya keberadaan adiknya disana. Namun langkahnya terhenti saat dia mendengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang.

Taehyung menoleh, matanya sedikit membulat saat dirinya menemukan Yoongi berdiri di jarak yang tak begitu jauh darinya.

Seketika suasana berubah menjadi canggung, terlebih untuk Taehyung. Dia merasa jantungnya yang sudah berdegup sangat kencang kini semakin bertambah kencang saat Yoongi terlihat menarik nafas dan bersiap memulai suatu perbincangan dengan dirinya.

"Ayo, jadi partnerku."

Bruk

Taehyung menjatuhkan tas biolanya dengan spontan. Tubuhnya sedikit limbung membuat Yoongi mengikis jarak diantara keduanya dan memegang bahu Taehyung yang kini tampak menunduk dalam.

"Hei, kau kenapa?"

"A-aku,"

"...Aku tidak percaya, kau serius Yoongi-ssi?!"

Taehyung menegakkan kepalanya dan menatap Yoongi dengan mata bulatnya yang tampak lucu dipandangan pemuda berkulit putih yang kini nampak berusaha keras menahan agar sudut bibirnya tak terangkat detik itu juga.

"Aku serius. Apa wajahku terlihat seperti aku tengah mengatakan suatu lelucon?"

Yoongi menatap Taehyung datar. Namun tatapannya datarnya dibalas senyuman lebar oleh Taehyung. Anak itu terlihat begitu gembira, terbukti dari beberapa detik setelahnya Taehyung mengepalkan tangannya dan melompat-lompat ditempatnya berdiri.

"Ya Tuhan aku tidak percaya! Kupikir aku tidak akan mendapat partner. Aku sudah sangat pesimis, dan ternyata Yoongi-ssi...,"

"Panggil aku Hyung."

ucapannya dipotong oleh Yoongi. Taehyung lagi-lagi membulatkan matanya lucu saat Yoongi memintanya memanggil pemuda bermata sipit itu dengan panggilan 'Hyung', ah Ya Tuhan sepertinya ini hari keberuntungan seorang Kim Taehyung.

Namun kegembiraan itu harus terhenti saat kesayangannya ingin bermanja-manja dengannya lagi. Taehyung mendesis, dia mengertu didalam hati. Padahal sejak pagi tadi kesayangannya itu sudah membuatnya kewalahan karna tingkahnya yang tidak mau menurut. Dan sekarang, disaat seperti ini, dia kembali ingin dimanja membuat Taehyung benar-benar ingin mmemakinya saat sampai di Mansion nanti.

"Hei?"

Yoongi mengerinyitkan dahinya bingung. Dia menyadari perubahan yang terjadi pada anak hiperaktif didepannya ini, yang semula melompat kegirangan sembari tersenyum-senyum tidak jelas kini terdiam menunduk seperti beberapa menit yang lalu. Namun kali ini Taehyung menunduk lebih lama membuat Yoongi berniat mengulurkan tangannya untuk menguncangkan bahu anak itu.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang