| DUSK | ~ CHP 41

2.5K 305 44
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Satu jam sebelum transplantasi, Taehyung dikejutkan oleh kedatangan Jungkook yang begitu tiba-tiba. Anak itu menangis dalam diam seraya memeluk tubuh kakaknya dengan amat erat. Steve yang memang ada di sana, hanya menghembuskan napas dalam melihat kegusaran nyata yang coba Jungkook tunjukan secara gamblang saat ini. Dengan langkah mantap, dokter paruh baya tersebut beranjak keluar, membiarkan kedua keponakannya saling berbincang.

"Hei, ada apa?" tanya Taehyung dengan nada khawatir.

Adiknya tidak banyak berbicara, ia hanya bergumam dengan isak tangis samar yang amat mengiris hati. "Jangan lakukan ini, batalkan saja semuanya! aku tidak ingin."

Taehyung tentu saja terkejut mendengar apa yang Jungkook katakan. Sepertinya, beberapa waktu yang lalu anak ini masih baik-baik saja, tapi kenapa sekarang dengan begitu tiba-tiba Jungkook bersikap berbeda? bahkan meminta membatalkan transplantasi yang sudah di persiapkan matang-matang untuk dirinya.

"A-apa yang kau katakan? tolong jangan seperti ini Jungkook," pada akhirnya Taehyung hanya bisa memohon. Jungkook yang rapuh bukan hal yang ingin dia lihat.

"Presentase keberhasilan dan kegagalan sama, Hyung. A-aku tidak mau, lebih baik tidak dilakukan," ucapnya lirih.

Taehyung menghembuskan napas dalam. Jungkook mungkin baru tahu soal ini, maka dari itu ia menjadi sekacau sekarang. Jujur saja, Taehyung tidak menyangka, Jiwon akan memberitahu Jungkook tetang presentase keberhasilan dan kegagalan operasi hari ini. Tepat saat transplantasi akan dilakukan.

"Akan sama jika aku tidak melakukannya Jungkook," lirih Taehyung seraya membelai lembut helai rambut halus adiknya.

"Tapi Hyung,"

"Hei, dengarkan aku. Kau percaya padaku kan? jika iya, jangan seperti ini. Aku akan bertahan sebisaku, aku akan kembali menemui kalian lagi, hanya beberapa jam saja transplantasi berlangsung, setelah itu kau bisa melihatku lagi," tutur Taehyung mencoba menenangkan sang adik.

Namun nyatanya Jungkook menuntut janji. Anak itu mengulurkan kelingking di hadapan Taehyung, memohon dengan wajah sedih agar sang kakak mau berjanji pada dirinya.
Tapi tidak ada kepastian dari semua ini. Taehyung tidak berani berjanji dan hal itu membuat Jungkook menunduk lemah. Ia benar-benar tidak siap, jika harus dihadapkan pada kemungkinan buruk.

"Jungkook, jika kau seperti ini, itu artinya kau tidak percaya padaku," tutur sang kakak dengan sorot mata tegas.

Taehyung hanya tidak ingin adiknya lemah. Ia ingin Jungkook mencoba menerima garis takdir. Apabila transplantasi berhasil, itu adalah keberuntungan untuk dirinya tapi jika gagal, Jungkook harus memahami hal itu. Kehidupan sang adik tidak hanya seputar tentang mereka. Jalan hidup anak itu masih sangat panjang, apabila ia tak dapat mendampingi Jungkook lagi di masa depan, Taehyung ingin adiknya mencoba melepaskan.

"Jungkook, aku pasti akan tetap di sini jika Tuhan ingin itu." 'tapi jika tidak, tolong, jangan menyiksa dirimu terlalu lama.'

Jungkook mengangguk ragu, sedang Taehyung tersenyum tipis. Ia melebarkan tangan dan meminta sang adik memeluknya lagi. Maka dengan berhati-hati anak itu merengkuh erat tubuh rapuh sang kakak yang selalu terasa hangat untuknya.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang