| DUSK |~ CHP.18

4.3K 592 171
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Jiwon melepas apron merah yang dia kenakan saat masakannya telah tersaji indah di meja makan. Helaan napas panjangnya terdengar lembut berasaam dengan terangkatnya tangan kurusnya untuk menggapai satu mangkuk berisi bubur yang sengaja dia buat untuk putra sulungnya yang mungkin saat ini masih berpetualang didalam mimpi indahnya.

Wanita itu mengerjakan matanya lelah, kepalanya sedikit pusing akibat semalaman penuh dia sama sekali tidak tertidur karna putra sulungnya terserang demam tinggi.

Jiwon tentu masih ingat saat putranya bergumam tak nyaman di dalam tidur nyenyaknya, saat putranya merintih dan mengadu rasa sakitnya padanya. Rasanya semalam air matanya telah terkuras habis melihat ketidakberdayaan putra sulungnya. Hingga berakhir dengan dirinya yang terus terjaga sembari memeluk lembut tubuh hangat anak laki-lakinya tersebut.

"Huh, oke Jiwon. Ayo semangat!"

Wanita itu tersenyum tipis sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar putra sulungnya dengan membawa semangkuk bubur dan air putih dimasing-masing kedua tangannya.

Saat langkah kakinya telah berhasil membawanya tepat didepan kamar sang putra, pintu coklat cerah itu terbuka secara tiba-tiba membuat Jiwon sedikit tersentak kaget.

"Astaga sayang!"

"Mama?"

Jiwon menghela nafasnya pelan untuk menetralisir rasa terkejutnya kemudian pandangannya terpusat pada tubuh jakung putra sulungnya yang telah berdiri tepat dihadapannya dengan seragam lengkap juga tas sekolah yang telah bertengger indah di punggung tegapnya.

"Kenapa memakai seragam? Siapa yang mengizinkanmu masuk sekolah?"

"Ma aku,"

"Sstttt, lepas seragamnya lalu kembali ke ranjangmu!"

"Tapi ma, hari ini..,"

Ucapan Taehyung terpotong saat Jiwon mendorong tubuhnya untuk kembali masuk kedalam kamar. Wanita itu berjalan mendekati ranjang dan meletakan mangkuk serta gelas kaca yang dibawanya ke atas nakas.

Taehyung yang melihat aura sang Ibu sedang tak terlalu bisa diajak berkompromi memilih berjalan mendekati ranjang dan mendudukan dirinya disana.

"Ma, hari ini ada tes..,"

Ucapan Taehyung terdengar begitu lirih, Jiwon menghembuskan nafasnya lelah kemudian berjalan mendekati putranya dengan tangan yang terulur untuk menyentuh dahi putra sulungnya dengan gerakan yang amat lembut.

"Masih hangat. Istirahat dirumah saja."

"Tapi jika aku tidak mengikuti tes itu nilaiku akan buruk ma,"

"Kau bisa ikut tes susulan sayang,"

"Tidak mau. Sendirian."

Taehyung mengerucutkan bibirnya lucu membuat Jiwon lagi dan lagi hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah menghadapi anaknya yang luar biasa keras kepala.

"Mama, boleh ya?"

"Sayang, jangan keras kepala. Bagaimana jika di sekolah nanti..,"

"Kan ada Jungkook!"

"Tetap tidak boleh."

"Ma, jangan seperti itu..,"

"Jangan keras kepala Tae,"

Melihat Jiwon yang teguh pada pendiriannya membuat Taehyung kesal sendiri. Anak itu mengerucutkan bibirnya marah kemudian membaringkan tubuhnya membelakangi Jiwon dengan selimut yang dia naikan sampai menutupi kepalanya.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang