| DUSK |~ 24

3.9K 538 118
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Yoongi terdiam di trotoar jalan, menunggu seseorang datang. Beberapa jam yang lalu Taehyung menelponnya. Bocah itu mengatakan ingin bertemu, entah untuk apa. Yang jelas dia bilang untuk menunggunya di tempat ini, Yoongi yang tak tau apapun hanya bisa menurut.

Sebenarnya Yoongi bingung, sekaligus khawatir. Ini baru 3 hari pasca dirinya menjenguk Taehyung di rumah sakit. Apa sekarang anak itu sudah sembuh betul? Kenapa tiba-tiba mengajaknya bertemu? Ada banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan namun entah kenapa dirinya tak menyampaikan hal itu pada Taehyung. Yah, itu jelas karna tabiat aslinya yang tidak suka bertanya ataupun ingin tau.

Dan sekarang yang pemuda bersurai hitam legam itu lakukan hanya terdiam menatap sekitar sembari sesekali mengecek telpon genggamnya. Yoongi tersenyum sendu saat melihat lockscreen ponselnya. Disana ada foto dirinya dengan Jimin saat anak itu mengajaknya memutari kota, tepat dua hari setelah Yoongi resmi tinggal di negara ini.

Ah iya, mengenai hubungannya dengan Jimin, setelah kejadian hari itu seperti ada dinding tak kasat mata di antara mereka berdua. Jimin kini lebih pendiam dan berbicara seperlunya, berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu. Dan jujur, Yoongi sedikit menyesalkan hal itu. Namun mau bagaimana lagi? Toh Anak itu bilang tidak marah padanya, ya walaupun Yoongi sedikit meragukan hal itu.

Di tengah lamunan singkatnya, Yoongi mengerjapkan mata setelah terdengar suara deru mesin mobil yang mendekat ke arahnya berada. Hal itu mampu membuat pemuda berkulit pucat tersebut menoleh dan tersenyum tipis saat melihat seseorang turun dari mobil itu sembari melambaikan tangan ke arahnya.

Ya, itu Taehyung. Dia terlihat cukup baik sepertinya, dengan balutan sweater rajut berwarna merah hati, juga dengan tangan yang mengenggam erat tas biolanya, dan jangan lupakan senyum cerahnya seperti biasa. Dapat Yoongi simpulkan anak itu tampak bahagia hari ini.

"Hyung, sudah menunggu lama?"

"Belum terlalu lama. Jadi, bisa jelaskan?"

Yoongi melipat tangannya di depan dada dengan sorot mata yang menatap Taehyung meminta penjelasan. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kikuk sembari mengusap leher belakangnya canggung.

"Um, hari ini aku ingin mengajak Hyung berlatih untuk mempersiapkan kontes itu. Apa Hyung tidak keberatan?"

Yoongi tidak menjawab. Dia hanya memandangi Taehyung dengan ekspresi wajah datarnya, membuat yang dipandang sedikit khawatir apabila pemuda di hadapannya ini tidak menyetujui keinginannya.

"Kapan kau keluar dari rumah sakit?"

"Eh? Um, kemarin. Sebenarnya, hari ini banyak orang cerewet yang melarangku pergi, tapi kurasa kontes itu sudah semakin dekat dan kita harus mempersiapkannya bukan?"

Ucapan Taehyung membuat Yoongi menghela napasnya dalam. Pandangannya kian melembut. Sorot matanya terfokus pada pahatan wajah mungil milik anak yang terdiam kaku di hadapannya saat ini. Bibirnya yang semula terkatup kini mulai terbuka untuk melontarkan suatu kalimat.

"Jangan terlalu memaksakan diri. Kita mengikuti kontes itu bukan untuk mengharapkan kemenangan kan?"

"Iya, tapi..,"

"Sekarang berbalik dan pulang. Istirahat yang benar, jangan memikirkan kontes dulu."

Yoongi memegang pundak Taehyung dan membalikan badan anak itu. Tentu saja secara spontan Taehyung sedikit memberontak. Dia menggeleng dan kembali menghadapkan badannya ke arah Yoongi dengan tatapan penuh keyakinan.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang