| DUSK |~ CHP.10

4.8K 651 185
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Semilir angin sore berhembus menerpa wajah seorang pemuda dengan surai Hitam pekatnya yang kini tengah terdiam menatap langit senja dengan badan yang ia sandarkan pada bingkai jendela besar yang berada di ujung kamarnya.

Pemuda itu, Min Yoongi. Dia Berdecih pelan ketika senja yang sedaritadi ditatapnya lekat-lekat menghilang terganti oleh langit gelap.

Dia membalikan badannya kemudian berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya disana.

Yoongi menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong, entah mengapa seklibat memori terputar dengan jelas di dalam pikirannya. Memori tentang dirinya dan sahabat masa kecilnya yang tak akan pernah bisa dia lupakan seumur hidupnya.

"Aku merindukanmu. Sudah sebesar apa kau sekarang? Apa kau masih mengingatku?"

Senyuman sendu terukir begitu jelas di wajahnya, bahkan dia merasakan matanya mulai memanas namun sebisa mungkin dia menahan air matanya dengan cara meraih satu bungkus rokok yang tergeletak di atas nakas kemudian mengambil salah satu isinya.

Menurutnya, benda itu dapat membuatnya tenang, dapat membuatnya melupakan berbagai macam beban pikirannya untuk sejenak walau dia tau benda itu dapat membunuhnya secara perlahan namun dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, toh semua manusia juga pasti akan mati jadi untuk apa takut mati.

Yoongi beranjak duduk dan menempatkan ujung rokok itu pada mulutnya, dia meraih sebuah korek api dan menyalakan rokoknya.

Pergerakannya terlihat Begitu santai, tanpa perduli jika sedari tadi ada dua orang yang menatapnya sendu dari arah pintu kamarnya.

"Ini salahku, jika aku tak pernah berjanji, Yoongi tak mungkin seperti ini."

-

Malam ini New York dilanda badai salju, setiap orang dihimbau untuk tidak keluar dari rumah mereka masing-masing, bahkan para pekerja diliburkan untuk beberapa hari sampai badai mulai mereda.

Udara dingin karna badaipun masih sangat terasa walau orang-orang telah mengurung diri mereka dirumah, membuat masing-masing dari mereka menciptakan kehangatan sendiri untuk mengurangi rasa dingin yang menusuk sampai permukaan kulit mereka.

Tepat disuatu apartemen mewah terlihat Yoongi kecil yang memakai syal rajutnya tengah menangis keras dengan jemari yang meremat telapak tangan Seolra erat.

"Mom bilang akan menyusul Victor, ayo mom hiks mom sudah berjanji."

"Sayang..,"

Wanita cantik yang tak lain adalah ibunya itu menatap putra kecilnya sendu, dia mengusap surai gelap putranya sembari menangkup wajah gembil sang anak.

Wajahnya menyiratkan raut kekhawatiran, karna beberapa hari ini ponsel Jiwon sama sekali tak dapat di hubungi begitupula Louise, dia merasa telah benar-benar kehilangan kontak dengan sahabatnya tersebut sejak 3 hari yang lalu.

"Sayang, Ponsel Mama sama sekali tak bisa dihubungi..,"

"Hiks Yoongi tidak mau tau! hiks Yoongi ingin hiks ingin menyusul Victor!" ucapnya kemudian berlari ke arah ruang bermainnya dan menutup pintu dengan sangat kencang membuat Seolra dan Yongbin sama-sama terpaku pada tempat mereka berdiri.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang