💜Happy Reading💜
-
-
-Semua baik-baik saja. Hal yang Yoongi takutkan tidak benar-benar terjadi. Beberapa jam yang lalu saat sang bibi menelpon dengan isakan tangis, pikiran si tampan semakin tak karuan. Apalagi saat bibi cantiknya mengatakan jika sang putra mengejang hebat entah karna apa. Semua panik, tentu saja.
Namun mereka bersyukur dokter yang menangani Jimin mengatakan jika pasiennya baik-baik saja. Kini kondisi Jimin menujukan peningkatan dan memungkinkan untuk sadar dalam beberapa waktu ke depan.
Kelegaan tentu saja di rasa oleh ketiga orang dewasa yang berada di sana. Bahkan Hyeri hampir meluruhkan tubuh jika saja tidak refleks di rengkuh erat oleh lengan kokoh sang suami. Sedang di sisi lain, Yoongi memposisikan tubuh untuk duduk pada kursi tunggu. Menangkup keseluruhan wajah seraya mengucap beribu kata terimakasih pada Tuhan, karna tak lagi merengut sisa kebahagiaan yang masih bisa dirinya rengkuh.
Jimin. Bocah itu akan kembali mengisi hari-harinya. Walau rasanya tidak akan pernah bisa mengisi tempat kosong yang sebelumnya di singgahi oleh Victor, tapi setidaknya ada ruang lain di dalam hati Yoongi untuk Jimin. Orang yang telah mengurangi rasa rindu pada sang teman kecil, pun yang telah mengisi hari-harinya yang monoton menjadi lebih bermakna.
"Yoon," Kala suara berat itu menyapa indra pendengaran, Yoongi tentu saja mendongak.
Dapat ia lihat sang paman menatapnya dengan raut wajah penuh kehangatan, lantas memberi gestur meminta Yoongi masuk ke dalam kamar rawat Jimin terlebih dahulu. Tanpa membuang waktu Yoongi mengangguk mantap, kemudian melangkahkan kaki memasuki ruangan tempat Jimin terbaring.
Di dalam, dapat ia lihat adiknya masih terpejam lemah. Dengan langkah lambat, pemuda pucat tersebut bergerak mendekati ranjang di mana Jimin berada. Ia tersenyum tipis. Wajah sang adik tidak terlihat begitu pucat, pun saat ia sentuh jemarinya, Yoongi merasa suhu tubuh Jimin cukup normal.
"Hei, kau sudah cukup keras berjuang. Terimakasih memilih bertahan. Istirahatlah sampai kau merasa puas, setelah itu buka mata dan peluk aku seperti biasanya," tuturnya lembut, sembari mengusap hangat punggung tangan sang adik sepupu.
Yah, Yoongi sangat bersyukur melihat keadaan Jimin yang semakin membaik. Beban yang ia pikul di pundak serasa berkurang saat ini. Namun tetap saja, pikirannya masih bercabang oleh keadaan sang sahabat kecil. Hati belum sepenuhnya tenang.
Dan Yoongi hanya bisa berharap, semua akan berakhir bahagia untuk dirinya. Victor akan kembali, mereka akan bertemu entah kapan nanti, tapi jika saat itu tiba, dunianya akan kembali lengkap seperti semula.
Ya, dan semoga semua yang terjadi kelak, sesuai yang ia harapkan.
Tidak banyak yang Taehyung lakukan hari ini. Pemuda tampan itu hanya merenung di balkon kamar rawatnya sembari melihat pemandangan kota Berlin yang amat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk [END]
Fanfiction'Aku benci senja' ___________ •Beautiful Cover by @RiMa_La •Lien✒