| DUSK | ~ CHP 37

2.7K 444 113
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Pagi ini mansion benar-benar sepi. Hanya ada Jiwon dan si bungsu yang mungkin masih tertidur lelap sekarang. Anak itu sepertinya lelah setelah ikut mengantar paman, ayah dan kakaknya ke bandara untuk penerbangan menuju Berlin beberapa jam yang lalu. Yah, Taehyung sudah berangkat ke sana, dan mungkin Jiwon akan menyusul esok hari. Sebenarnya ia sedih sekali karna tidak bisa ikut berangkat bersama si sulung hari ini. Tapi ya mau bagaimana lagi? masih ada hal yang harus dia urus, benar-benar tidak bisa ditinggalkan.

Dan kini yang sedang ia lakukan adalah bersantai menikmati siaran televisi komedi yang telah tersaji di hadapannya. Cukup terhibur, membuatnya sejenak melupakan rasa sedih yang sempat hinggap melingkupi diri.

Hingga tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu berulang dari arah luar sana. Jiwon mengernyitkan dahi bingung. Siapa orang yang pagi-pagi datang? jarang sekali ada yang bertamu di jam sepagi ini, apalagi di luar tengah hujan deras.

Mendengar ketukan dari luar semakin tak terkondisi, Jiwon berjalan tergesa menghampiri pintu utama. Orang di luar sana tidak sabaran sekali, terbaca dari ketukan bertubi yang dilakukan. Ia jadi sedikit kesal, tapi penasaran juga siapa yang datang.

Cklek

Kala ia membuka pintu, hal yang tertangkap pertama kali pada indra pengelihatannya adalah seorang pria yang sedikit basah terkena hujan berdiri di hadapannya dengan raut wajah tak tebaca pun dengan penampilan yang benar-benar kacau.

"M-maaf, mencari siapa?" tanya Jiwon dengan hati-hati.

Pria itu masih terdiam untuk sepersekian detik. Terlihat bulir air bening mengenang di pelupuk matanya. Jiwon tidak tega, melihatnya jadi ingin ikut menangis, entah karna apa.

Hingga beberapa detik setelah itu, bibir manis pria tampan di hadapannya mulai terbuka untuk mengeluarkan sepatah kalimat. "M-mama, ini Yoongi,"

Bagai sengatan tak kasat mata, Jiwon seketika merasa tubuhnya membeku. Kakinya melemas tiba-tiba. Hampir saja terjatuh jika jemarinya tidak bergerak sigap memegang bingkai pintu sebagai penyangga. Ia tidak bisa percaya apa yang didengar. Yoongi, orang di hadapannya mengaku dirinya Yoongi. Pangeran kecil yang amat ia kasihi dulu, pun orang yang coba ia lenyapkan dari pikiran putra sulungnya kemudian.

Jiwon menutup mulutnya dan mulai terisak kecil, di saat bersamaan dengan tangisan tanpa suara Yoongi mulai pecah. Mereka bertemu sekarang, pertemuan yang cukup mengejutkan bagi Jiwon. Entah ia harus senang atau malah sebaliknya. Perasaannya seolah tercampur aduk.

"Y-yoongi hiks,"

"Iya Mama. Ini Yoongi, Sugar," lirih Yoongi seraya mengusap kasar air mata yang masih saja mengalir tanpa ia minta.

Detik setelahnya, Jiwon menarik Yoongi ke dalam pelukan. Tangis si cantik semakin pecah saat itu. Ada rasa penyesalan yang teramat dalam di lubuk hatinya. Penyesalan yang membuat dadanya amat sesak. Ia benar-benar tidak tau, bagaimana bisa menebus semua hal buruk yang pernah ia lakukan di masa lalu.

"Ma, Victor kemana? a-aku ingin bertemu dengannya,"

Lirihan Yoongi seolah menulikan telinga Jiwon. Terlambat. Victor sudah pergi. Haruskah ia mengatakan hal itu? tapi kenapa rasanya sesak sekali saat manik matanya bertemu dengan bola mata indah Yoongi yang menyiratkan rasa rindu dan kesedihan pada saat yang sama? Jiwon bimbang. Mulutnya bungkam, seolah tak bisa mengatakan apapun.

"M-ma, mana Victor hiks, aku ingin bertemu dengannya, ingin bertemu dengan Victoryku hiks," Hingga akhirnya isak tangis Yoongi mulai terdengar kala Jiwon tak kunjung mengatakan apapun.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang