| DUSK |~ CHP 36

2.6K 442 113
                                    

💜Happy Reading💜

-
-
-

Yoongi tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Secara tiba-tiba ponselnya berdering. Seseorang menelponnya, entah siapa. Namun saat dia angkat, suara tegas menyapa indara pendengaran pemuda sipit tersebut. Katanya, ia harus segera ke kantor polisi. Entah apa yang terjadi, bertanyapun tidak sempat karna panggilan telah diputus terlebih dahulu dari sebrang sana. Tentu saja, setelah itu dia beranjak dengan tergesa, meninggalkan rumah sakit.

Dan sekarang ia ada di sini, bersama sang paman, ayah dari Jimin. Tidak sedikit yang mereka perbincangkan. Ada seorang pria, bernama Jung Hyunjae. Orang itu mengakui semua yang terjadi pada malam di mana Jimin celaka. Ia melaporkan dirinya sendiri atas apa yang sudah dilakukan. Berulang kali pria itu meminta maaf pada ayah Jimin yang begitu keras. Sempat terjadi sedikit benturan antara sang paman dengan Hyunjae, tapi dapat teratasi karna memang di sana banyak yang sudah berjaga.

Tentu saja, tanpa mempertimbangkan alasan apapun, sang paman berniat akan menindaklanjuti perbuatan Hyunjae. Menurut Yoongi, itu memang harus dilakukan. Apa yang sudah diperbuat, maka harus berani dipertanggung jawabkan. Nyawa seseorang bukan mainan. Dan jujur saja, Yoongi menahan kesal pada orang yang menyebut namanya Hyunjae di ujung sana.

Saat semua sudah ditangani, Yoongi berjalan keluar dari area kantor polisi meninggalkan sang paman yang masih harus mengurus suatu hal di dalam sana. Pria berkulit pucat itu mengusap kasar wajahnya. Ternyata benar dugaannya, bukan Taehyung yang bersalah di balik semua ini. Bibinya tentu saja harus tau, dan ia yakin pasti wanita itu akan menyesal karna sudah berpikir yang tidak-tidak tentang sahabat anaknya sendiri.

Mengeluarkan ponsel, entah apa yang ada dipikirannya saat ini, tapi Yoongi benar-benar ingin mendengar suara Taehyung. Masih terbayang di dalam ingatan, saat anak itu memeluknya erat pagi tadi. Mengatakan hal yang tak ia mengerti.

Namun nyatanya, berapakali pun ia memanggil, tidak ada deringan tanda terangkat dari sebrang sana. Panggilannya ditolak berulang kali. Dan itu aneh sekali, Taehyung tidak biasanya seperti ini.

Saat pikiran tengah berkecamuk memperkirakan banyak hal, tiba-tiba bahunya ditepuk pelan dari arah belakang. "Yoon, pulanglah lebih dulu, istirahat. Kau terlihat lelah."

Suara hangat sang paman menyapa indra pendengaran. Yoong akhirnya hanya dapat menghela dalam sembari mengangguk pasrah. Berjalan kearah mobil dan mengendarainya sampai mansion dengan kecepatan rata-rata. Ya, dia lelah sekali. Dan sepertinya tubuh ini harus diistirahatkan dengan baik.

Hingga tanpa sadar, ia sudah melewatkan kesempatan terakhirnya dengan sia-sia.

Memandang pusat kota lewat perantara jendela, hanya itu yang kini Taehyung lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memandang pusat kota lewat perantara jendela, hanya itu yang kini Taehyung lakukan. Tepat setelah bertemu dengan Yoongi dan Jimin pagi tadi, si tampan jadi tidak banyak bicara. Hanya merespon seadanya ketika ditanya, dan tertawa hambar saat sang adik mengeluarkan lelucon.

Dusk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang