Bab 28 : Setelah Kejadian

1.6K 151 23
                                    

Perasaan sakit aneh yang dalam seakan langsung berasal dari jiwaku sendiri, merembes ke-seluruh tubuh meresap ke ketiap sel - sel, mengubah apa yang sepertinya adalah landasan individu yang di sebut Akio.

Terus menghancurkan dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lain, sesuatu yang sama sama sekali berbeda, atau lebih tepatnya mengembalikannya apa yang menjadi sesuatu yang seharusnya. 

Aku tidak berdaya untuk menghentikannya.

Kelelahan. Itu adalah apa yang kurasakan saat ini. Kelelahan yang ekstrim memaksaku untuk tidur di kegelapan abadi. 

Ah.... Jika semuanya berakhir dengan hanya tidur, aku dengan senang hati melakukannya.... namun mengapa, mengapa aku masih terjaga? apa yang membuatku masih terjaga?

Jauh di dalam jiwaku meraung - raung berteriak memberitahuku untuk tidak tertidur, namun aku sangat lelah. Aku hanya ingin tidur, bahkan jika itu hanya sebentar....

Bangun....

Suara lembut berdering di benakku, memaksaku untuk memegang sepotong kesadaranku. Suara itu terus terdengar seakan membimbingku. Perlahan aku mendapatakan kesadaranku lagi, namun masih jauh untuk berpikir sadar.

Walaupun begitu perubahan itu tidak berhenti. Perlahan tapi pasti itu berubah menjadi sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

 ✥ ✥ ✥

Apa yang pertama kulihat saat membuka mataku adalah deretan jendela pemberitahuan yang tidak muncul untuk waktu yang lama. Jujur itu benar - benar menjengkelkan, saat kepalaku terasa ingin meledak, jendela - jendela ini benar - benar menutup pandanganku dengan deretan tulisan menggangu.

Ha~ Tidak bisakah aku mendapat bangun yang menyegarkan?

Dengan kehendak ku, deretan jendela pemberitahuan menghilang. Aku bisa membacanya nanti. Saat deretan jendela pemberitahuan menghilang, pandanganku menjadi jelas kembali. Apa yang kulihat adalah wajah khawatir seorang gadis.

Rambut biru itu agak gelap saat mengalir di belakang punggunnya. Mata birunya seakan bersinar seperti permata yang paling indah. Wajah yang seakan di buat secara khusus oleh seniman, tanpa sedikitpun kecacatan. Namun kecantikan itu sedikit rusak, karena dilukiskan oleh kekhawatiran dan.... sedikit malu?

Sepertinya saat aku tidak sadar, gadis elf memberikan bantal. Ini benar - benar situasi yang membuat banyak impian pria terkabul. Sensasi yang kurasakan di belakang kepalaku sedikit... menggangu.

Erm~ Sejak kapan aku berada di posisi ini?

Aku ingin cepat bangun dan bertanya tentang itu, tapi tubuhku tidak bergerak seperti yang kuinginkan. Tubuhku terasa menyakitkan dan tanpa tenaga. Ugh~

"A-apa kau tidak apa?!"

Melihat aku mengerang kesakitan, gadis elf berkata dengan campuran takut dan kekhawatiran.

"Maafkan aku.... Karena aku.... Kita sekarang dalam bahaya...."

Hm? Apa yang dia maksud saat berada di kuil. Benar! Apa yang terjadi dengan Evelyn dan Roy!

Mataku melesat ke arah <MAP>. Ada. Penanda Evelyn dan Roy masih ada. Sukurlah. Tapi kenapa mereka terletak sangat jauh dan saling berpisah? Berapa lama aku tidak sadar sih?

"Tidak apa - apa. Aku hanya sedikit, lelah. Itu bukan salahmu, aku hanya ceroboh dan kemampuan ku masih kurang. Dan tidak seperti kita dalam bahaya sekarang"

Dragons WanderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang