Evelyn benar-benar terpesona saat melihat kesekelilingnya. Kain penuh warna dan gambar berkibar oleh angin yang membawa sedikit debu. Orang-orang terus berlalu-lalang kesana-kemari. BeasKin berkeliaran tanpa peduli orang di sekelilingnya. Pedagang kucung yang memliki permata indah di mejanya. Seorang pria melakukan pertunjukan dengan sihir api. Sepasang penjual dan pembeli yang berdebat. Anak-anak yang berlarian, tertawa gembira dan pedagang yang meneriaki mereka. Semua itu terjadi begitu alami sehingga membentuk sebuah gambar yang menarik.
Bagai masuk ke dunia lain. Itu adalah perasaan Evelyn sekarang. Sungguh, dia sangat ingin berbicara dan menanyakan segala hal yang dia lihat. Namun, dia tidak bisa.
Dia melihat Evelyn yang ada di depanya, memegang tanganya dengan erat dan Lewis yang memandu mereka di tengah keramaian orang.
Beberapa menit mereka berjalan lingkungan sekitar mereka perlahan berubah. Dari keramaian menjadi lingkungan yang lebih tanang, tapi mempesona dengan caranya sendiri.
Semakin dekat mereka ke kuil. Semakin tenang dan baik lingkungnya. Mereka juga menemukan pelayan publik yang sedang berlangsung. Beberapa pastor dan suster terlihat sadang membagikan makan.
Evelyn sangat ingin menayakan tidakan mereka, tapi saat ini dia hanya tanpa daya saat Elin dan Lewis membawanya menjauh.
Setelah beberapa saat mereka akhirnya sampai. Sebuah bangunan batu yang besar di depan mereka.
"Kalian tunggu di sini." Kata Lewis. Kemudian masuk ke dalam.
"Yah, kurasa kita tidak punya pilhan lain selain menunggu." Setelah berkata itu, dia melihat ke arah Evelyn. "Hey, apakah kau lapar?" Kata Elin sambil tersenyum, Evelyn hanya memiringkan kepalanya sebagai balasan.
Menunggu di salah satu banggu di dekat kuil. Evelyn dan Elin mengunyah cemilan mereka.
"Lihat, Lewis sudah kembali." Tunjuk Elin ke arah Lewis yang berjalan ke arah mereka bersama seorang suster.
"Maaf membuat kalian menunggu, ini Suster Arbi. Dia yang akan merawatnya mulai sekarang."
"Senang bertemu dengan kalian. Kalian bisa memanggilku Arbi." Kata suster sambil sedikit menundukan kepalanya. "Apakah ini anak yang akan kamu bicaran Lewis-san?" tanya Arbis setelah melihat ke arah Evelyn.
Elin menempatkan Evelyn didepanya dan melepaskan kurudung putihnya dengan lembut. "Kami tidak tahu namanya. Dan sepertinya tidak bisa berbicara. Namun, aku yakin gadis ini adalah anak yang baik, dan lagi pula dia sangat manis~!"
"Ohmy~" Wajah Arbi langsung melembut setelah melihat wajah Evelyn. Semua wanita suka hal yang manis dan lucu.
"*Sigh~ jadi apakah kuil akan menerimnya?" Tanya Lewis, tidak tahan tindakan kedua wanita itu.
"Tentu saja kami akan selalu menerima anak yang membutuhkan."
"Kurasa ini saatnya. Elin waktunya perpisahan." Kata Lewis pada Elin yang masih memeluk Evelyn.
"Aku tahu! Biarkan aku memlukna sedikit lebih lama."
Evelyn hanya dengan pasrah saat di peluk oleh Elin. Dia melihat ke arah Arbi dan Lewis, namun mereka berdua hanya memandangnya dengan lembut dan minta maaf.
"Hey, aku harap kamu bisa menjalani hidup yang lebih baik." Bisik Elin. Evelyn tidak mengerti bisikan itu, tapi dia akan mengingatnya sampai dia memahaminya.
Dengan begitu. Kehidupan Evelyn di kuil dimulai.
Catatan:
Aku menulis versi lain dari cerita ini. Akumenulisnya dalam pov3. Kalian bisa membacanya di MangaToon:
https://mangatoon.mobi/id/detail/11156
Ps: Jujur aku tidak memiliki semangat untuk melanjutkan DW. Namun, aku akan berusaha untuk menyicil kelanjutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragons Wandering
FantasyMC adalah remaja normal, tanpa memiliki sesuatu yang menonjol ia menjalani kehidupan yang monoton dan selalu menganggap dirinya hanyalah karakter background. Karena sebuah kecelakaan dia dipanggil ke dunia lain, dan akhirnya bertekad untuk menjadi...