Bab 30 : Akhir yang di tunggu

965 56 8
                                    

*Gemeruh~ 

Keempat rantai yg menggantung kapal, berayum menghasilkan suara keras logam berdering.

Tengkorak itu berpakaian seperti kapten bajak laut. Dia terlihat seperti mumi yang baru keluar dari peti mati, rambut kering kotornya yang mengalir melalui topi segitiga coklat khas kapten. Kemeja longgarnya yang telah menguning tidak menutupi tulang dada putih yang berkarat.  Mantel tebal hitam yang terlihat seperti jubah saat itu berkibar bersama selendang merah yang mengingkat celana longgar coklatnya. Di pinggangnya tergantung dua pedang bermata satu, bergoyang - goyang dengan setiap langkah yang dia buat. 

Sekilas dia memancarkan aura komandan yang menindas tapi penampilan skeletal menambahkan sentuhan jahat. Sepatu bot nya menghasilkan suara langkah terendam saat dia perlahan mendekat, membangun auranya semakin kuat dengan setiap langkah itu. 

*Sring~~~ Seolah - olah mengejek-ku, skeleton, tidak, raja bajak laut menarik kedua pedangnya perlahan dengan penuh gaya.

"Fuk. Kau pasti bercanda." Rajak bajak laut tertawa tapi hanya suara kerangka bederak yang terdengar. "Hah! pedang tidak ada gunanya di depan sihir brekngsek!" Aku langsung melepaskan sihir Spike Ice secara instan ke arahnya, bukan hanya satu tapi selusin!

Aku langsung merasakan firasat yang sangat buruk saat melihat raja bajak laut itu bahkan tidak mencoba menghidari, dia malah menghampiri paku ice langsung! Apapaan! Paku ice bahkan tidak bisa mencapai bajunya, dia dengan mudah menghancurkanya dengan pedang! Sejak kapan sihir begitu muda di hancurkan! Pedangnya! Itu Enchanted!

Peringatan bahaya berdering keras di kepalaku, aku memaksakan tubuhku untuk mundur, tapi itu terlalu lambat! Armor petir ku aktif secara otomatis saat salah satu pedengnya bersentuhan  dengan bahu kiri-ku.

Namun, dia bahkan tidak bereaksi saat pedang lainya bersinar hijau, langsung membuat tusukan ke leherku! Tapi seakan - akan membiarkan hal itu!  Akselerasi!

Notifikasi langsung berdering di sudut mataku, tapi aku bahkan tidak meliriknya saat dunia melambat di sekitarku! Lepaskan Mantra Pringkat 4 - [Light Blast]!

Lingkaran sihir langsung muncul di tanganku dan langsung meledekannya di depanku!

*LEDAKAN!

"Argh!" Kami berdua langsung terlempar. Aku bisa mendengar suara teriakan Naesla yang terendam sebelum itu menghilang oleh suara berdering di telingaku yang menyakitkan!

Bahkan sebelum aku bisa mendapatkan pijakanku lagi, perasaan dingin di leherku langsung membuat hatiku tenggelam, tapi walaupun aku menyadari itu, tubuhku tidak bergerak menuruti keinginanku! "Ugrh!" Aku melihat pedang kedua pedang itu menusuk perutuku.

Untuk sesaat aku merasakan perutku mati rasa sebelum itu di gantikan oleh sekit membara. "Ugh-uh, uh." Rasa besi yang terasa agak nostalgia, memenuhi mulutku. Aku tidak bisa bernapas dengan baik saat darah mengalir dengan deras.

Tubuhku  tergantung gantung di udara oleh kedua pedang itu. Dia mengangkatku seolah - seolah menunjukan pencapaianya, saat dia membuka tulang harangnya dengan tawa.

Pikirangku entah mengapa terasa kosong. Apakah aku akan mati? Aku membuar nyumngejek dengan pikirkan menggelikan itu. Bagaimanapun ini bukan hal yang baru. Aku perlahan menutup mataku....

........

....?

Akhir yang aku tunggu tidak datang.

"Apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dragons WanderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang