Roy Story 3 : Desa Abva - Festival Musim Gugur 2

1K 131 16
                                    

Roy melihat ke arah pria tua didepan nya. Membuat-nya mengingat bagaimana dia dipukuli oleh Ralf setiap kali dia mencoba melarikan diri.

Kali ini aku akan mengalahkannya!

Walaupun Roy berpikir seperti itu, dia tau hampir tidak mungkin untuk mengalahkan Ralf, tapi setidaknya dia tidak dikalahkan dengan begitu menyedihkan.

Roy menghirup dalam untuk menenangkan saraf nya. Meningkatkan konsentrasi nya ke batas ektrim.

 Dia memegang pedang pelatihan di tangan kanan nya.

"Mulai!"

Saat suara Elber terdengar di telinganya, Roy bahkan tidak berkedip saat dia dengan sekejap langsung berlari ke arah Ralf. 

Dengan jarak antara mereka berdua hanya beberapa meter, Roy dalam hampir seketika sampai didepan Ralf. Roy mengangkat pedangnya untuk tebasan di atas kepala.

 "Uoooaa!" 

*Ding!  

Yang kemudian di terima Ralf dengan santai menggunakan pedangnya.

Roy tidak menggunakan kekuatan penuh pada ayunan nya, tapi setengahnya. Dia tau tidak mungkin menang menggunakan kekuatan mentah. 

Bukanya Roy memiliki kekuatan yang lebih rendah dari pada Ralf, melainkan dia pada akhirnya dia masih seorang anak, bobotnya membuatnya tidak bisa menggunakan Kekuatan-nya untuk melawan pria besar seperti Ralf.  

Tebasan horizontal rendah, diagonal bawah, setiap serangan terlihat sangat tidak teratur, tapi sebenarnya Roy mengunakan naluri yang melebihi binatang liar untuk menyerang titik lemah Ralf. Bahkan Ralf tidak berani meremehkan naluri Roy.

Para pemuda yang menonton di pinggir lapangan bahkan tidak bisa menutup mulut mereka yang terbuka lebar. Mereka tidak bisa melihat pedang Roy, melainkanhanya bayangan kabur yang terus menghasilkan percikan setiap kali itu muncul.

Mereka tau Roy tidak normal, tapi tidak mengira akan setingkat ini!

Di sudut lapangan Gwen dan Elbert menonton duel dengan ekspresi terkejut, terutama Gwen dia sekarang benar - benar tercengang dengan kekuatan dan kecepatan Roy.

Namun dia cepat menggelengkan kepala-nya dan mengerutkan alisnya saat dia menonton.

"Apa yang dia lakukan? Jika dia terus seperti itu, dia akan kehilangan stamina dengan cepat. Aku tidak heran jika dia sudah kehabisan napas sekarang."

"Jika aku tidak mengamatinya sebelumnya, aku mungkin memiliki pendapat yang sama dengan mu. Dan sekarang masih terlalu cepat untuk menilai. Anak ini tidak normal sama sekali."

Elber berkata sambil tertawa. Dia mengerti mengapa Gwen berpikir seperti itu. Tubuh anak itu tidak masuk akal. 

Seiring dengan perkataan Elber.

Orang tua ini benar - banar sulit! Walaupun pedangku sangat cepat, tapi dia menangkisnya dengan sangat santai!

Namun, tidak mungkin dia tidak memiliki celah!

Roy melompat ke sisi Ralf, bergerak melewatinya. Saat dia telah sampai di titik buta, kaki Roy menyentuh tanah dengan kekuatan yang cukup menghentikan gerakan-nya dan kemudian mendorong tubuh dan pedangnya ke sisi Ralf.

Seluruh gerakan itu dilakukan dengan sangat cepat. Pedang Roy berayun untuk memukul perut kiri Ralf, atau itu seharusnya. Roy merasakan pedangnya melewati udara kosong.

Dragons WanderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang