Pendek dari pada biasanya. Tapi Kuharap aku bisa mendapat banyak bintang XD.
Seorang anak berusia 15 tahun menggenggam dengan kuat perisai kecil di tangannya. Mencoba sekuat tenaga menggunakanya untuk menghalangi serangan dari berbagai monster di depanya.
Dia tidak bisa merasakan lagi lengan kirinya yang memegang prisai, tapi seakan itu telah lengket pada lengannya demikian terus menggunakanya dengan putus asa. Sedangkan tangan lainnya tidak pernah berhenti mengayunkan pedang yang dia pegang pada setiap monster yang terlihat di depannya.
Gerombolan monster yang tidak ada akhirnya, kelelahan ekstrim, dan rasa sakit di seluruh tubuh membuatnya berkali - kali berpikir hanya menyerah dan mati di tengah - tengah kekacauan ini. Satu - satunya yang membuatnya dia tidak menyerah adalah karena dia tidak sendiri.
"Arg~! Hati - hati monster ini bisa menyemprotkan asam! ...."
"Ada lebih banyak datang dari depan! ......"
"Ugh! Kita harus mundur! ..."
"Tidak bisa! Kita tidak akan bisa bertahan! ..."
Suara rintihan kelelahan dan semangat pantang menyerah temannya terus terdengar ditelinganya, itu terdengar jauh dan kecil tapi memberikan sedikit kekuatan pada kedua lenganya agar dapat bisa terus bergerak.
Dia merasa seperti waktu telah menjadi abadi, satu - satunya yang dipikirkannya adalah untuk bertahan dan membunuh monster di depanya.
Tiba - tiba suara retak keras terdengar dari lengan kirinya, tidak hanya itu perasaan kesemutan menjalar dari lengan kirinya. Alih - alih merintih sedih dia lebih memperhatikan asal suara retak itu.
Dia beharap apa yang dia pikirkan tidak terjadi. Namun dia menjadi putus asa saat melihat pada perisai yang hancur dilenganya. Garis hidupnya telah hancur!
Monster di depanya melihat cela langsung dengan ganas menyerunduk kedepan ingin menghancurkan anak remaja di depanya.
Tidak!
Anak itu merangung. Dia melewati batas - batas fisik dan pikiranya memaksa tubuhnya untuk menghindar. Saat detik - detik terkahir dia behasil menggerakan setengah tubuhnya, tapi itu tidak cukup.
Kepala monster itu menimpa sisi kiri tubuh anak itu, membuat suara retak di sekitar lengan kirinya.
Kau pikir aku akan berakhir di sisini bajingan!
Dia mengarahkan pedang di tangan kririnya pada leher mahluk itu, kemudian menusuknya sekuat tenaga kedalamnya.
"Grrhhrh!"
Dengan suara teriakan kesakitan monster itu perlahan terjatuh.
Anak remaja itu terngah - engah saat kelelahan ektrim menyerang tubuhnya membuat pedanganaya kabur dan gelap. Dia juga tidak bisa lagi merasakan lengan kirinya, itu membuatnya jatungnya dingin dengan ketakutan.
Tiba - tiba.
Ah, aku akan mati.
Wajahanya terlihat seperti ingin menangis saat melihat dua monster lain datang ke arahnya.
Kemudian-
*Ledakan!
Yang dia lihat terkhir sebelum pingsan adalah api merah besar mekar di depanya.
✥ ✥ ✥
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragons Wandering
FantasyMC adalah remaja normal, tanpa memiliki sesuatu yang menonjol ia menjalani kehidupan yang monoton dan selalu menganggap dirinya hanyalah karakter background. Karena sebuah kecelakaan dia dipanggil ke dunia lain, dan akhirnya bertekad untuk menjadi...