Dalam gersangnya tanah tandus. Siluet 5 manusia dan 3 unta berjalan dengan berbaris membentuk garis lurus. 2 pejuang, 1 tank, 1 rogue, dan 1 penyihir tier 1 komposisi kelompok yang umum untuk hunter. Mereka mengenakan peralatan yang wajar untuk hunter veteran. Sedangkan 3 unta memuat semua persediaan dan hasil jarahan mereka, terus berjalan menuju tujuan mereka. Wajah lelah, pakaian yang usang membuat mereka seperti tentara yang kalah.
Mereka adalah kelompok yang umum bisa ditemukan di mana saja di gurun. Satu - satunya yang membuat mereka berbeda adalah sosok kecil yang naik di salah satu unta. Seluruh tubuhnya diselubungi oleh kain kasar dengan hanya setengah wajah imutnya terlihat melalui kerudungnya, sesekali rambut putih murni menyelinap melalui kerudung kepalanya.
Walaupun wajahnya tertutup oleh kerudung kecil, itu tidak bisa menutupi keindahannya. Sebaliknya di malah terlihat misterius dan unik, kelompok itu tidak bisa tidak berhenti melirik gadis kecil itu. Mereka ingin bicara dengannya, tapi peristiwa yang terjadi beberapa saat yang lalu membuat mereka kehilangan keinginan itu.
Gadis kecil yang mereka temukan ini tidak bisa bicara. Itu adalah kesimpulan yang mereka capai saat mereka mencoba melakukannya. Bukan berarti mereka yakin sekali tentang itu, tapi setidaknya gadis kecil itu belum bicara sejak dia bangun.
Hal ini membuat Elin yang sangat antusias sebelumnya, merasa sangat sedih.
"Hey, tidak perlu membuat wajah seperti itu. Aku yakin dia akan baik - baik saja jika kita menyerahkannya ke kuil."
Pemimpin kelompok, Lloyd. Merasa perlu menghiburnya, bagaimanapun mereka masih berada di gurun, sangat berbahaya jika pikiran mereka terganggu saat mereka bertempur.
"Terima kasih Lloyd."
"Humph, aku yakin dia- Kuh!"
Sebelum Lewis bisa melanjutkan perkataannya. Tanker kelompok itu,Bedo dengan kejam menendang bokongnya dari belakang.
"Ehy! Apa yang kau lakukan!"
"Aku tidak melakukan apapun. Tanyakan pada kakiku, dia bergerak dengan sendirinya."
"Kamu-,!"
"*Sigh~ ayolah, mengapa kalian selalu melakukan ini di setiap perjalanan. Aku sekarat disini. Aku benar - benar ingin cepat -cepat sampai di kota dan membersihkan diriku dari semua kotoran dan debu ini."
Nesta, mage tier 1, berkata dengan wajah yang kelelahan. Dia pemilik stamina terendah di kelompok, sudah jelas dia yang paling kelelahan disini. Kedua pria itu merasa malu saat melihat wajah cantik Nesta yang tertutup keringat. Mereka langsung kehilangan keinginan untuk melanjutkan pertengkaran mereka.
Kelompok langsung tenang kembali saat mereka melanjutkan perjalanan mereka.Lloyd tertawa canggung melihat kelompoknya, dia hanya bisa memberi kata - kata semangat lain untuk mendorong mereka.
Evelyn menonton semuanya dari samping tanpa kata - kata. Tentu saja dia bukan tidak bisa bicara, hanya saja dia tidak mengerti kata - kata mereka, dari pada memperumit keadaan Evelyn lebih memilih untuk tetap diam.
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka katakan! Aku bahkan tidak tahu dimana aku sekarang dan mengapa aku bisa disini..... Roy! Aku pasti meng! a! ja! ri! nya! Dengan baik jika kami berhasil berkumpul lagi!!
Evelyn diam - diam mengepal tinju kecilnya penuh kemarahan pada Roy. Namun cepat kendor kembali, situasinya sekarang benar - benar putus asa. Bagaimana bisa hutan yang begitu hidup menjadi tempat yang tandus seperti ini? Apa mereka yang telah menyebabkannya? Evelyn bahkan tidak berani memikirkannya.
Melihat tanah tandus, berpasir, dan panis ini. Membuat Evelyn tidak pernah berpikir untuk pergi dengan semberono. Dia tau tanpa orang - orang ini memandunya dia mungkin mati disuatu tempat di tempat tandus ini.
Evelyn tiba - tiba merasakan telinganya berkedut. Ini! Ada sesuatu di bawah pasir! Aku harus memberitahu yang lain! . Seperti Evelyn ingin berteriak memberi peringatan, dia tiba - tiba menjadi kaku saat dia ingat bahwa dia masih belum mengerti bahasa mereka.
Bukan saatnya mengkhawatirkan itu!
Sebelum Evelyn sempat memberi peringatan. Lewis, akhirnya merasakan sesuatu yang salah.
"Lloyd! ada sesuatu di bawah tanah!"
Mendengar teriakan Lewis. Kelompok itu langsung berhenti untuk mengkonfirmasinya. Saat itu juga sebuah gundukan bengkit di atas pasir dan bergerak sangat cepat ke arah Nesta.
"Bedo, hentikan itu!"
Bedo mengambil perisai layang - layang besar di punggungnya dan cepat berdiri di depan Nesta. Yang lain tidak tinggal diam, mereka juga menyiapkan senjata mereka masing - masing dan Nesta menutup matanya untuk membentuk membentuk lingkaran sihir di depannya.
Saat gendukan itu berjarak 5 meter dari Bedo. Seekor kadal abu- abu meledak dari dalam pasir, dengan ganas meloncat ke arah Nesta si belakang Bedo. Mage tier 1 itu bahkan tidak melihat ke arah kadal, malah melanjutkan lantunan mantranya untuk membentuk lingkaran sihir. Tentu alasan dia sangat tenang adalah karena dia percaya Bedo akan menghentikan monster itu.
Bedo merang dengan dengan ganas saat dia mengaktifkan salah satu skill job tanker-nya <Bash>. Perisnya langsung mengeluarkan cahaya pucat saat mengisi langsung ke raha kedal itu dan dengan kejam membantingnya di kepala kadal itu.
*Bang!
Hasil tumbukan langsung membuat Monster kadal itu jatuh di atas pasir. Melihat serangannya gagal, Monster kadal itu dengan marah membanting ekornya kearah mahluk yang menggagalkan serangan.
Bedo bahkan belum pulih dari tapbrakan sebelumnya, merasakan perasaan bahaya melihat sapuan ekor kadal, dia dengan paksa membuat tubuhnya untuk berguling di atas pasir.
"Bedo!" Lloyd dan Elin mengaktifkan skill job warrior untuk mengisi ke arah kadal.
Fatal Blow! Lloyd masih dalam pengaruh skill <Charge> mengaktifkan skill lainya. Membuat pedangnya mengeluarkan cahaya merah pucat. Dia menggunakan momentumnya untuk membuat tebasan horizontal.
Sedangkan Elin juga menggunakan momentum dari Skill <Charge> dan mengaktifkan skill keduanya, Point Break! Gerakannya langsung dua kali lebih cepat, kemudian membuat tebasan dari atas kepalanya untuk mengiris leher kodal itu.
Kedua serangan itu terhubung satu sama lain, membuat monster kadal itu tidak ada ruang untuk menghindar dan membuat surah pedih saat lukanya menyemburkan darah merah ke pasir kuning di bawahnya. Monster kadal langsung berubah ganas, tanpa memperdulikan lukanya, kadal itu menerkam kearah Elin ingin menghancurkan tubuh rapuh itu menggunakan gigi tajamnya.
Pada saat itu, Lewis tiba - tiba muncul di sisi kadal itu dan menusukan pisaunya kedalam mata kedal itu tanpa belas kasihan, kemudian dia langsung mundur dengan cepat agar tidak tersapu oleh amukan kadal yang marah.
Nesta akhirnya menyelesaikan sihirnya.
"Rank Two Ice Magic : Ice Bolt!"
Lingkaran sihir yang telah terbentuk sempurna memancarkan cahaya biru pucat. Menciptakan serpihan - serpihan ice yang langsung terbang ke luka leher monster kadal. Kadal itu langsung menjadi kaku saat darah dilehanya membeku.
Bedo yang telah pulih, langsung mengaktifkan <Bash> untuk kedua kalinya. Perisai layang - layangnya membuat suara keras saat itu membenting di kepala kadal.
Monster kadal itu membuat jeritan sekrat. Lehernya telah terpelintir kerah yang aneh, membuat kadal itu meronta - ronta kesakitan, sebelum itu berhenti bergerak sama sekali.
Melihat itu seluruh kelompok mengeluarkan napas lega. Evelyn yang menonton semuanya dari awal, melebarkan matanya dengan keheranan dan kejutan.
Dia akhirnya mengerti apa arti dari kerja sama tim yang sering dibicarakan Akio. Tidak ada rencana sama sekali, semuanya dilakukan secara spontan di tempat. Dia tidak tahu bagaimana mereka bisa melakukan itu, walaupun mereka bahkan tidak berbicara satu sama lain.
Setelah itu kelompok kembali melanjutkan perjalanan dengan tambah muatan. Sentara itu Evelyn mengamati kelompok itu dan belajar lebih banyak tentang manusia. Ini adalah manusia pertama yang dia temui. Walaupun hanya masalah sepele, tapi interaksi singkat ini menentukan sikap Evelyn kepada umat manusia di masa depan.
Tidak ada yang tau bagaimana Evelyn akan berkembang di kota manusia seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragons Wandering
FantasyMC adalah remaja normal, tanpa memiliki sesuatu yang menonjol ia menjalani kehidupan yang monoton dan selalu menganggap dirinya hanyalah karakter background. Karena sebuah kecelakaan dia dipanggil ke dunia lain, dan akhirnya bertekad untuk menjadi...