Author POV
"CALLYA"teriak seseorang dan memasuki kelas dengan senyum merekahnya. Seseorang yang juga begitu berharga di kehidupan Callya. Menurut Callya semua sahabatnya itu sangatlah berharga di kehidupannya begitupun dengan gadis yang memanggil namanya itu.
"Call?"panggilnya lagi, namun gadis itu sama sekali tak menyahut.
Ntah lah hal apa yang berada di dalam pikirannnya sehingga menjadi budek dan tuli seperti itu"Call? dih sumpah gak lucu loh! cantik-cantik ko budek sih"gerutu gadis yang merupakan salah satu sahabat karib Callya
"Call! Ihh, lo kenapa sih? ko ngelamun terus kaya gitu? jangan bilang kalau lo itu lagi kemasukan?"tanya gadis yang bernama Arelia Ajahra Fellik yang sering sekali di panggil Arel.
Arelia merupakan salah satu sahabat karib Callya sejak pertama masuk ke sekolahan itu.
Arelia menghempaskan pantat nya di samping gadis yang sedang duduk melamun itu bahkan sambil menyangga dagunya menggunakan kedua belah tangan nya.
Dengan perasaan campur aduk Arelia menatap bingung ke arah sahabatnya.
Bahkan suasana di dalam kelaspun serasa mulai mencekam menurutnya.
Ini karena ia penakut? Atau ada yang salah dengan sahabatnya itu sih? Pikir Arelia linglung plus bingung
"Call? pliss deh, lo kagak kemasukan kan?"tanya Arelia sambil menggoyang goyang bahu Callya dengan kencang" Call ihhh jangan bikin gue takut dong"
"CALL?"
"CALLYA CHRISTINA AGUILERA, DENGERIN GUE NAP____"
Gubrak
Tiba-tiba Callya menggebrak meja yang berada di hadapannya itu dengan kuat, membuat Arelia tersentak kaget kebelakang bahkan ucapannya pun terhenti karena tingkah laku sahabatnya yang mulai sangat terlihat aneh itu, dan karena tingkah laku Callya. Bahkan rasanya jantung Areliapun mau copot dari tempatnya.
"Call lo kenapa sih??"tanya Arelia kaget sambil memegang dadanya itu.
"YHAAA AREL TAKUT YA?"teriak Callya sambil tertawa mengejek, hal tersebut membuat Arelia semakin kaget.
Untung lah keadaan kelas cukup lalang, cuman hanya ada 2 orang saja di dalam sana. Karena memang mungkin yang lainnya sedang berada di kantin. Karena sekarang merupakan jam istirahat
Tapi! ntahlah apa yang akan terjadi jika keadaan kelas masih ramai. Mungkin saja semua orang yang melihat Callya bakal menganggap gadis itu sudah gila
"Call kebiasaan deh! Ngagetin aja kerjaannya. Mana bikin gue panik lagih. Kalau tiba-tiba gue kena serangan jantung gimana?"semprot Arelia karena mulai geram dengan tingkah laku konyol sahabatnya itu.
Callya tersenyum kikuk"Ya tinggal panggil ambulance aja kalo Arel bener-bener kena serangan jantung"ucap Callya sambil tersenyum kikuk setelahnya menutup mulut menggunakan tangannya saat melihat ekspresi yang di keluarkan Arelia kurang bersahabat"ups. Hehehe maafin Call yang cantik ini Arel. Callya tadi cuman becanda ko"sahut Callya sambil memeluk tubuh ramping sahabatnya itu.
Arel mendelik"Jiji ah. Lepasin Call. Di kiranya kita lesbian lagi"sahut Arel sambil bergidik geli. Callya tertawa menanggapi ucapan sahabatnya tersebut dan melepaskan pelukannnya
-
-
Sepulang sekolah
"Avan akh balikin buku Callya"jerit Callya berusaha menggapai gapai lengan Alvan yang menjulur tinggi di atasnya. Pemuda itu sangat tinggi bahkan Callya tidak bisa menggapai bukunya
Alvan bukannya memberikan buku catatan milik Callya tapi pemuda itu malah berlari ke arah lapangan sambil tertawa
"Ahh Avan balikin, Callya mau pulang ih Avan"teriak Callya sambil terus berusaha mengejar pemuda yang berlari di hadapan nya itu.
Keadaan di sekolah itu pun sudah mulai cukup lalang
"Kamu kebanyakan mendesah Call, padahal aku enggak ngapa ngapain tubuh kamu"sahut Alvan sambil tertawa terkekeh
Callya yang mendengar itu pun hanya mendengus kesal"Avan ih nyebelin banget! tau ahh"
Secara tiba tiba pemuda tersebut menghentikan langkahnya
Bukkh
Hal tersebut membuat Callya menabrak tubuh bagian belakang Alvan. Bayangkan saja. Kepala manusia menabrak punggung kokoh yang bak seperti tembok itu?apa jadinya?
"Akhh Avan kepala Callya benjol nih"pekik Callya kesal, bahkan berusaha menahan rasa sakit yang menyeruak di keningnya. Bahkan yang lebih parahnya lagi kepala gadis itu terasa seperti berputar putar saat menabrak tubuh tegap Alvan.
Dengan segera Alvan membalikan tubuhnya menghadap Callya"tuhh kan mendesah lagi"goda Alvan sambil tertawa cekikikan.
"Avan ih gak lucu tau gak, kening Callya sakit banget tau, tapi Avan? Avan malah terus ngatain Callya mendesah! Callya gak mendesah sama sekali Avan"gerutu Callya sambil mengelus elus keningnya. Terlihat sedang marah
Alvan terkekeh
Mengelus kening Callya pelan dan meniupnya secara perlahan"iyah iyah maaf, nahh udah gak sakit lagi kan kening nya??"tanya Alvan lembut kepada Callya dan mengusapkan jari jempolnya perlahan
Callya tersenyum
Mengangguk dan memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah yang pasti kini sudah berada di pipinya itu"Call? aku anterin kamu pulang yah??"ucap Alvan sambil mendongak kan kembali wajah Callya untuk menatap wajahnya.
Ahh suaranya? Callya sangat suka saat Alvan berkata selembut dan semanis itu kepadanya, sehingga rasanya pun tubuh dan raga Callya entah melayang ke arah mana.
Ohh tuhan ia membutuhkan oksigen tambahan sekarang juga! rasanya ia memiliki penyakit asma dadakan.
"Oemmm, yeahh"gumam Callya sambil tersenyum terlihat malu-malu. Begitulah sikap Callya jika berhadapan dengan Alvan
Dengan cepat Alvan merangkul pinggang Callya posesif sangat posesif persis seperti sang pemuda merangkul sang kekasihnya yang sangat ia cinta
Alvan? akhh pemuda itu benar benar sudah menghipnotis benak Callya, sehingga Callya terus terusan tersenyum manis dan bersemu di sepanjang jalan menuju parkiran sekolah.
Saat mereka tiba di parkiran
Alvan segera masuk ke dalam kursi pengemudi. Tanpa memedulikan ekspresi Callya yang mulai memberengut kesal
Callya? gadis itu hanya menatap Alvan tidak percaya, masalahnya tadi dia bersikap semanis gula kepada Callya! lah terus kenapa sekarang sepahit dan sekecut asem? menyebalkan!
Dan Callya pikir tadi pemuda itu akan membukakan pintu untuknya, tapi ohh ternyata? sama sekali tidak!!
"Avan, ko kamu gak bukain pintu mobil buat Call sih??"tanya Callya, yang masih saja berdiri di luar. Sedangkan Alvan? dia sudah terduduk nyaman di atas kursi pengemudi mobil.
"Emangnya aku supir kamu Call??"sahut Alvan, sambil tertawa terkekeh di dalam sana.
"Ohh shit, menyebalkan sekali dirimu itu Avan"gerutu Callya dan segera memasuki mobil milik sahabatnya itu
******
Bersambung
Comen & votednya makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Calvan
عاطفيةCute cover by : WayGraphic Inikah rasanya saat mencintai seseorang yang kita sayang dan sayangnya lagi!! Seseorang itu tidak mencintai kita?? Ntahlah rasanya terlalu pahit saat mengingatnya ⚜️⚜️⚜️ mau tau kelanjutan nya??langsung aja di baca!! Alur...