Calvan 44 : Runding

1.5K 46 3
                                    

"Saran Lo tentang masalah ini gimana Van?"tanya Gasta sambil terduduk di antara Alvan dan juga Callya.

Alvan mendongak, lalu memijat punggung hidungnya pusing"Gue juga bingung, gimana caranya supaya Arelia berhenti berantem sama mereka bertiga"sahut Alvan.

Bian berjalan mundar mandir di depan Melisa dan juga Rendi"LEO!"tiba tiba pemuda itu berteriak nyaring menyebut nama Leo.

Yang di panggil hanya menatap bingung ke arah sahabatnya itu"why?"

"Nggak gue cuman manggil doang hehe"ingin sekali rasanya, Alvan, Callya, Leo, Reyhand, intinya semua orang yang ada di sana. Ingin sekali segera melempar Bian dari ketinggian gedung lantai 25 yapss, sekalian mampus cuk, biar gak tanggung tanggung matinya.

"Anjir gak lucu bangsat"sahut Rendi"Tau tuh bikin gue kaget aja, kirain punya solusi"protes Melisa.

Bian cengengesan tanpa dosa. Lalu berhambur tiduran di atas kasur, tak memperdulikan tatapan tatapan tajam yang menatapnya.

"Masalah kita bukan cuman ini aja loh, tapi masalah pertandingan basket juga"tiba tiba Alvan menyahut. Semua orang kembali menatapnya.

"Terus gimana? Avan sama yang lain udah latihan? Buat ngelawan cowo rese itu?"sahut Callya sambil menatap mata indah pemuda itu, Gasta yang melihatnya pun hanya memutarkan bola matanya sebal, apalagi saat melihat Callya yang begitu berbinar binar memperhatikan Alvan.

"Belum, kayanya itu urusan belakangan deh Callya sayang, sekarang kita urus aja dulu masalah kalian"sahut Alvan sambil mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

"Avan yakin?"tanya Callya memastikan"kalo Avan gk latihan, terus nanti kalah gimana?"

"Dih kamu gak percaya sama aku ya Call? Tenang aja. Tau tau tim basket dari sekolahan kita menang weh"Alvan mengelus rambut Callya dengan sayang, sedangkan gadis itu hanya mangguk mangguk saja

"Kayanya gue harus ngalah deh"tiba-tiba seseorang menyahut, membuat semua orang yang berada di kamar tamu tersebut memalingkan kembali wajahnya.

"Nedya? Maksud Lo?"tanya Melisa.

"Maksudnya ngalah apaan Ned? Lo mau ngalah sama Arelia yang keras kepala itu?"sahut Davin

"Lah ko Lo ngomongnya gituh sih Dav?"Melisa seketika sewot saat mendengar perkataan yang baru saja terlontar oleh Davin

"Kenapa, emang salah ya? Jujur nih ya. Dari dulu gue emang gak suka sama sikap Arelia yang egois, padahal dia cantik, sikapnya aja yang menutupi kecantikannya, dan asalkan Lo tau aja, bukan gak ada orang yang gak suka sama dia, tapi sikap dianya aja yang buat orang gak suka sama dia"sahut Davin panjang lebar" dan satu lagi, gue udah beberapa kali nembak dia, pertama gue nembak dia dengan sedikit aga becanda dia sama sekali gak ngerespon perasaan gue, ke dua gue mulai serius suka sama dia gue tembak dia secara terang terangan di taman belakang sekolah, dia tolak perasaan gue gitu aja sambil buang bunga gue ke tong sampah, trus dia bilang ke gue, bahwa dia sama sekali gak ada perasaan apa apa sama gue, dari itu mangkannya gue jadi pendiem, jarang ngomong. Jadi males aja gituh ngomong tapi ada dia tuh"jelas Davin.

Semuanya terdiam"Bukannya dulu Lo suka sama Callya?"tanya Nedya.

Davin mengangguk"iya, dulu gue emang suka sama Callya, tapi karena saingan gue banyak, terus gue gak mungkin banget bisa ngerebut Callya dari Alvan dan juga Gasta mangkannya gue ngalah, dan gue malah jatuh hati ke cewe egois, yang notabenenya sahabat Deket gue sendiri"tutur Davin.

Membuat Callya, Melisa dan juga Nedya menghambur memeluk pemuda itu"kenapa Lo gak cerita sama kita kita Davin"ucap Nedya di angguki kedua teman perempuannya yang lain.

Davin membalas memeluk ketiga sahabatnya itu"Gue cowo, masa gue cerita di tolak mentah mentah sama Arel, terus cerita ke kalian bertiga sih, bisa bisa di nistain gue"

Callya terkekeh geli sambil menghapus sebutir air matanya yang jatuh"Hidup Davin kebanyakan bercandanya sih, giliran serius! Jadi nya Arel nganggap itu semua bercandaan, mangkannya dia nolak Davin"

"Ko Lo tau Call?"tanya Davin. Callya melepaskan pelukannya.

"Dulu Arelia pernah cerita, dan Callya pun sama menganggap itu semua hanya lolucon yang di buat sama Davin"sahut Callya.

Semua terdiam, semakin bingung dengan keadaan yang rumit seperti ini

"Sebaiknya kita kerumah Arelia, bicarain ini semua baik baik"usul Reyhand

______

"Aku gak suka ya, liat kamu meluk cowo lain di depan aku kaya gituh Call"sahut seseorang yang sedang terduduk di sampingnya dengan mata lurus memandang jalanan.

Callya mendongak ke arah pemuda tersebut"Avan cemburu?"tanya Callya.

"Ya iya lah jelas aku cemburu"sahut Alvan. Callya cengengesan."hehe udah udah gak usah cemburu lagi yah, Callya kan gak suka liat Avan cemburu, Call kan sayang sama Avan"

Alvan memalingkan wajahnya sekilas, meraih punggung tangan Callya lalu menciuminya beberapa kali"aku sayang banget sama kamu"

"Callya juga sayang sama Avan"gadis itu tersenyum lebar-lebar ke arah Alvan.

Mereka berdua memang sedang berada di perjalanan menuju rumah Arelia, yah bukan cuman Callya dan Alvan saja, namun teman-teman mereka yang lainnya juga berada di belakang dengan kendaraan yang terpisah pisah.

"Moga permintaan maaf kita semua, bisa di maafkan. Oleh Arel"

Callya mengangguk.

******

Bersambung

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang