CALVAN 22 : iyah atau enggak

1.8K 69 1
                                    

(Kantin)

"Eh, eh, liat deh. Bukannya dia itu anak baru yah?"bisik Nedya dan menatap gadis yang sedang bergandengan tangan dengan seseorang.

Semua orang mendongakkan kepalanya menatap gadis yang di maksud oleh Nedya.

Callya tertekun melihatnya namun sedetik kemudian ia berusaha sebisa mungkin untuk bisa merubah ekspresinya sendiri agar terlihat biasa-biasa saja.

"Iyah"sahut Rendi

Callya tersenyum hambar, dari awal ia bertemu dengan gadis itu hati Callya sudah merasa tidak enak, dan sekarang apa? Benarkan gadis itu sedang menggandeng tangan lelaki yang sangat ia cintai. Ya siapa lagi kalau bukan Alvan.

Pemuda itu nampak tersenyum saat gadis itu berada di sampingnya,  bahkan ia dengan perhatiannya menarik salah satu tempat duduk dan menyuruh Ola untuk menduduki nya.

Callya mengepalkan tangannya kuat-kuat, terlalu sakit menurutnya melihat pemuda yang sangat ia cintai memberikan perhatiannya kepada orang lain!.

Dengan perlahan tangan kekar milik seseorang menggenggam tangan mungil Callya erat, seolah-olah sedang memberikan kekuatan kepadanya.

Callya mendongak dan mendapatkan Gasta yang sedang tersenyum manis kearahnya"aku tau kamu cemburu Call"sahut pemuda itu pelan dan memeluk Callya erat bahkan di hadapan para teman-temannya.

"Anjay Gasta menang banyak najis, gue juga pengen dong"teriak Rendi namun sepasang kaki menjejak kakinya dengan kuat, Rendi mengaduh kesakitan, menengadahkan kepalanya menatap sang pelaku dan mendapatkan Arelia yang sedang memelototinya dengan tajam.

'Diem lo nyet!'sahut Arelia tanpa suara, gadis itu hanya menggerak-gerakan bibirnya saja.

'Emangnya kenapa sih? Galak banget lo!'sahut Rendi sewot

'Diem gak!' Rendi bergeming tidak jelas saat mendapatkan omelan dan tatapan tajam dari Arelia.

Keadaan hening, mereka semua hanyut dalam pikirannya masing-masing, namun Melisa membuka percakapan terlebih dahulu, menurutnya keadaan hening seperti ini terlalu membosankan.

"Ehh mau nanya deh, bukannya itu si Alvan yah? Si ketua basket itu loh, sahabatnya Callya juga kan?"tanya Melisa penasaran.

Bahas cowok itu lagi!, rutuk Arelia kesal.

Semua temannya mengangguk terkecuali Callya dan juga Gasta mereka berdua masih asik berpelukan.

"Iyah"jawab Nedya

"Tapi ko tumben langsung lengket sama cewek? Bukannya si ganteng itu susah buat di deketin yah? Bahkan sama Callya sendiri juga dia kadang-kadang ketus banget kan?"sahut Nedya

"Iyah kali"jawab teman-temannya serempak.

"Emang anak baru itu siapa sih namanya?"tanya Melisa

"Olaviara, Olaviara gitu deh. Kalau gak salah itu juga"sahut Nedya

Arelia menatap Nedya penasaran"tau dari mana lo?"tanya gadis itu.

"Apasih yang enggak seorang Nedya Karlina Cantika tau, seorang Nedya kan selalu tau! Emangnya lo!"sahut Nedya sambil tertawa cekikikan

"Najis!"sahut Arelia.

-

Sedangkan di lain sisi Alvan terus saja memalingkan wajahnya menatap ke arah Callya.

Ya gadis itu sedang memeluk pemuda itu dengan erat bahkan samar-samar pundaknya pun bergetar hebat, apa yang terjadi kepadanya? Apakah dia menangis? Lalu kalau memang dia menangis apa penyebabnya? Alvan terus larut dengan pikirannya sendiri.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang