Alvan memajukan mobilnya dengan kencang bahkan seolah-olah pemuda itu akan segera membelah jalanan,
Rahang pemuda itu dari tadi terus mengatup keras, bahkan kedua tangannya pun mencengkram stir mobil dengan kuat"apa yang terjadi padanya? Kenapa seolah-olah dia menjauh dari ku? Ohh ayolah yang benar saja aku sangat pusing memikirkannya"gerutu Alvan sembari menghembuskan nafasnya dalam.
Gadis itu, ia sudah mengiriminya pesan dan menelfon nya beberapa kali, tapi Alvan sama sekali tidak mendapat balasan satupun dari gadis itu, sebenarnya apa yang terjadi? Apa ia berbuat salah pada gadis itu, sehingga ia menjauhi dirinya?
Setelah sampai di tujuan,
Alvan membanting pintu mobilnya dengan kencang dan memasuki tempat yang menurutnya bisa mengendalikan emosinya, tempat yang sangat di benci oleh gadis itu namun tempat yang sangat di sukai oleh Alvan.Entahlah setelah kematian ayahnya, tingkah laku Alvan sedikit berbeda bahkan berbeda 180°
Alvan yang dulu
Penurut kini ia berubah menjadi pembangkang.Alvan yang dulu
Rajin kini ia berubah menjadi orang yang masabodoh.Alvan yang dulu
Anti Club, sekarang pemuda itu hampir setiap hari pergi ke Club. Tanpa memperdulikan hari masih siang ataupun malam.Mungkin jika Callya mengetahuinya, detik itu juga Alvan akan mati di tangannya, apalagi kalau sampai mama dan papa angkatnya tau bahwa anaknya itu sudah berubah 180°. Mungkin saja ia akan segera di buang dan di lupakan untuk selama-lamanya, dan yang lebih buruknya lagi ia dan Callya tidak akan pernah di perbolehkan untuk bertemu.
Pemuda itu membuka pintu kaca yang terlihat gelap dan mulai berjalan lagi memasuki lorong ruangan yang aga sempit, setelah sampai di depan pintu Club dua orang berbadan kekar melemparkan senyum kearahnya
"Malam tuan!"sapa mereka dengan hormat dan membukakan pintu masuk untuk Alvan.
Alvan mengangguk dan memasuki ruangan yang sudah tidak asing lagi di matanya, lagu mengalun dengan sangat kencang saat pemuda itu memasukinya, bahkan lagu itu membuat beberapa orang bernari sembari meliak liukkan badannya mengikuti irama.
Dua wanita berpakaian sangat minim menghampirinya dan mulai membelainya dengan lembut dan manja, Alvan bisa saja bergairah dan kehilangan akal sehatnya, namun tidak untuk sekarang ia tidak mau kalau gadis itu kecewa berat karena tingkahnya. Ya gadis itu! Bahkan hanya gadis itulah yang bisa mengendalikan akalnya walaupun dirinya tidak ada disampingnya.
Alvan tersenyum menyeringai dan menghempaskan tangan wanita-wanita jalang itu di tubuhnya"jangan ngegoda gue! Percuma, karena gue gak bakalan tergoda sama kalian!"sentak Alvan dan berjalan ke arah bar untuk memesan minuman.
Kedua wanita itu melongo, karena mungkin mereka tidak biasanya di tolak oleh pria, apalagi dengan tubuh mereka yang body goals, semua orang pasti akan terpikat kepada mereka tapi tidak dengan pemuda itu!.
Alvan terduduk dan menatap orang-orang yang sedang tertawa, hingga pemuda itupun tak sadar bahwa salah satu pelayan memanggil manggil namanya.
"HEI TUAN ALVAN"teriak gadis yang terpaut 2 tahun lebih tua darinya, Alvan menoleh dan memberikan senyuman bodohnya ke arah gadis tersebut
"Ada apa?"sahut Alvan pada akhirnya.
Gadis itu berdecak sebal"tuan mau meminum apa?"tanyanya
Alvan berpikir sejenak"anggur yang biasa gue pesen aja"sahut pemuda itu datar.
Pelayan bar itu mengangguk dan mengambilkan pesanan yang sang tuan besar inginkan.
Alvan menghembuskan nafasnya kasar, entahlah menurutnya hari ini begitu memusingkan untuk Alvan, dari Callya yang tiba-tiba di jambak oleh Shela, kepindahan Ola yang sangat mengejutkan, dan ahh ya satu lagi kejadian di lorong sepi itu.
Flashback on
"Alvan?"teriak seseorang.
Alvan yang berlari mengar gadis yang kini entah di mana keberadaannya pun terhenti. Dan mendongakkan kepalanya ke arah sumber suara.
Pemuda itu sedikit tertohok terkejut, bagaimana bisa perempuan itu berada di hadapannya, apakah ini hanya sebuah mimpi?
Tanpa sadar Alvan menarik kedua ujung bibirnya dan menatap tak percaya kearah gadis itu"Ola?"tanya pemuda itu meyakinkan.
Gadis itu mengangguk dan berlari ke arah Alvan yang diam terpaku"yaps ini aku! Kamu kaget kan aku bisa ada di sekolahan kamu?"tanya gadis itu.
Alvan menatap gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, sungguh cantik, pikirnya. Bagaimana ia tidak berpikiran seperti itu gadis yang berada di depannya ini memang sungguh benar-benar cantik.
"Hei?"panggil gadis itu sambil melambai lambaikan tangannya di hadapan pemuda yang melamun.
Tapi Alvan sama sekali tak merespon ucapannya.
"Van? Ohh ayolah kenapa kamu melamun seperti itu!"ucap Ola dan berdecak kesal
Melihat pemuda yang di hadapannya tak kunjung sadar, Ola pun mulai mendekati wajah pemuda itu entahlah ide gila yang muncul dari mana.
Perlahan lengan mungil itu melingkar di leher Alvan, dapat terlihat dengan jelas pemuda itu tersentak kaget apalagi merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya secara tiba-tiba.
Cupp
Alvan membulatkan matanya saat melihat gadis itu mencium bibirnya, dengan sebisa mungkin ia ingin menolak ciuman hangat itu namun tidak dengan pikirannya, pikirannya berkata lain bahwa ia ingin memper dalam ciuman itu, sangat berbeda dengan hatinya, hatinya meminta untuk menolak ciuman itu. Tapi sepertinya akal sehat pemuda itu tidak berfungsi sehingga ia membalas dan melumat bibir ranum gadis itu sadis, bahkan menggigit bibir bawahnya dengan keras, membuat gadis itu merintis dan membuka mulutnya, Alvan dengan cepat langsung menautkan lidah mereka berdua penuh nafsu.
'HEI ALVAN SADARLAH'teriak seseorang membuat Alvan melepaskan tautan bibir mereka, Ola nampak kaget dan mengambil oksigen banyak-banyak. Berbeda dengan pemuda itu yang kini malah memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara, namun nihil lorong ini sangat sepi, hanya ada mereka berdua saja di sana.
Dan anehnya lagi suara itu.... Suara itu....seolah-olah suara Callya!
Flashback off
"YAK! TUAN MUDA KENAPA KAU SELALU SAJA MELAMUN!"teriak gadis itu di antara berisiknya musik yang berdebum keras, namun masih dapat memecahkan lamunan pemuda itu.
Alvan tersentak kaget dan menatap dengan galak ke arah gadis yang berteriak padanya itu"kenapa lo selalu gangguin lamunan gue sih"sentak pemuda itu, mungkin terlihat sangat tidak sopan membentak orang yang lebih tua dari pada dirinya apalagi orang itu adalah seorang perempuan.
Gadis itu nampak bergumam kecil meminta maaf dan memberikan sebotol minuman anggur kesukaan Alvan.
Gadis itu hendak beranjak pergi namun Alvan memanggil namanya"HENZEL?"panggil Alvan
Gadis yang bernama Henzel itupun mendongak dan kembali ketempat duduknya semula"ya?ada apa tuan"tanya gadis itu sopan, bahkan ia tidak berani mengatakan lo-gue kepada Alvan.
Alvan mendengus dan menatap manik gadis itu dalam"entah lah rasanya gue butuh temen curhat malam ini, sepertinya lo paling cocok jadi pendengar yang baik buat gue"sahut Alvan.
Wajah Henzel nampak berubah serius"apa yang ingin kau ceritakan kepada ku tuan? Aku pasti akan mendengarkan mu dengan baik"sahut gadis itu
Dengan serius Alvan mulai menceritakan semuanya, kegalauan yang melanda di hatinya.
🎀🎀🎀🎀🎀
Bersambung
Vote and coment nya baybay😘😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Calvan
RomanceCute cover by : WayGraphic Inikah rasanya saat mencintai seseorang yang kita sayang dan sayangnya lagi!! Seseorang itu tidak mencintai kita?? Ntahlah rasanya terlalu pahit saat mengingatnya ⚜️⚜️⚜️ mau tau kelanjutan nya??langsung aja di baca!! Alur...