CALVAN 34 : istimewa

1.6K 73 0
                                    

"Callya?"panggil seseorang dan terduduk di sampingnya.

Gadis yang tengah sibuk dengan handphone nya pun terpaksa mendongakkan kepalanya"apa?"sahut gadis itu, ia menatap pemuda tampan yang sedang menyunggingkan senyuman mautnya.

"Temenenin aku latihan basket yuk!"pinta pemuda itu memelas.

Callya mengerucutkan bibirnya dan menggeleng cepat"males ah, panas!"

"Ya elah entar aku payungin deh"sahut Alvan.

"Di payungin? Ya kali aku ini monyet yang suka di teriakin Sukirman mau pergi ke pasar dih ogah banget! Mending aku diem di dalem kelas aja"

Alvan terkekeh mendengar ucapan yang gadis itu lontarkan"apa susahnya sih cuman liatin aku doang? Bukanya aku kalau lagi main basket keliatan ganteng banget yah?"

"Gak juga!"sahut Callya dan memutar kan bola matanya sebal"Avan? Kalau nanti aku liatin kamu? Nanti aku malah ketemu sama chem-chem man nya kamu lagi"Alvan menatap gadis itu lekat.

"Dih ko gitu sih! Ya elah cuman chem-cheman aku doang Call. Mereka gak bakal nge bully kesayangan nya aku ini ko"sahut pemuda itu. Lagi! Lagi! Dan lagi! Pemuda itu terus saja membuatnya menjadi salting alias salah tingkah kerena ucapan yang terlontar dari mulutnya. Otomatis membuat pipi Callya sukses kembali memerah seperti tomat.

"Tapi kan males aja Avan! Kamu latihan sendiri aja sana!"sahut Callya

"Gak mau! Ayo temenin aku Callya?"sahut Alvan dan mencekal lengan gadis itu untuk mengajaknya berdiri.

"EHH KUCRUT PACARAN AE LO! KITA UDAH NUNGGUIN DARI TADI NIH! NGARET BANGET DAH JADI ORANG! MANA KELAS SEPI KE GINI, LO BERDUA MALAH DUDUK DI POJOKAN, KALIAN MAU YANG KETIGANYA SETAN?"teriak Bian, nampak sangat jelas pemuda itu sedang marah.

"Bacot lo nying, Call ayo! Bukannya semua teman kamu juga lagi mau nonton, mereka semua udah stay tuh duduk di pinggiran lapangan"sahut Alvan dan menarik paksa lengan gadis itu.

"Iya deh iya Avan!"sahut Callya pasrah.

"Lama banget sih lo!"sahut Bian sambil ikut berjalan keluar kelas beriringan dengan Alvan dan juga Calya.

"Berisik nyet! Lo kan tau, Callya harus nonton! Kalau enggak ya udah gue jadi gak semangat"sahut Alvan.

"Iyalah tau, di liatin ama cecan aja baru lo semangat! Tapi ehh Call nanti jangan liatin Alvan ya? lebih baik liatin aa ajah"sahut Bian dengan senyum jahilnya.

"Sekali lagi lo ngomong kaya gituh! Detik itu juga idup lo bakal kelar!"sahut Alvan dan melirik tajam ke arah Bian, sukses membuat pemuda yang di tatap bergidik ngeri mendengarnya.

"Udah kaya pisikopat aja lo ngeri gue dengernya!"sahut Bian

"Mangkannya jangan banyak bacot, Call? Kamu duduk di sana yah!"sahut Alvan sambil menunjuk sofa yang berada di pinggir lapangan, bahkan teman-temannya pun sudah terduduk rapi di sana, lebih tepatnya mereka duduk di kursi samping sofa yang di tunjuk oleh Alvan.

Callya mengangguk dan berjalan ke arah teman-temannya menelusuri pinggir lapangan yang hampir penuh oleh siswa-siswi yang sudah terduduk di bawah aspal, ya hanya Callya dan juga teman-temannya lah yang duduk di kursi.

"CALLYA SINI BEB! DUDUK"teriak Nedya dan menepuk nepuk sofa yang berada di sampingnya, Callya tersenyum dan terduduk di samping gadis itu.

"Ceritanya lagi di istimewain nih"goda Arelia sukses membuat Callya kembali merona.

"Apaan sih"sahut Callya dan tersenyum malu.

"Cie ekhem!"dehem Rendi yang kebetulan hanya terpisahkan oleh Melisa dan juga Nedya, pemuda itu terduduk di barisan ke tiga.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang